Chapter 1
"Aku terlambat??!!!" ucap sisi geragapan saat melihat jam dinding di kamarnya
Sisi masuk ke dalam kamar mandi.. Selang bbrpa menit sudah keluar dengan setelan kemeja berwarna pastel dan rok mini brwarna hitam dgn panjang 5cm diatas lutut..
'Seorang sekertaris pribadi menjadikanku harus tampil semenarik mungkin.. Aku berusia 25tahun memiliki tinggi 169cm berat badan yg ideal.. Ya.. Aku tak mau menyebutkannya.. Banyak gadis yg selalu menyembunyikan berat badannya di depan umum.. Takut di bilang kurus lah gendut lah.. Terserah.. Aku selalu mengenakan highheels dengan tinggi 15cm yg cukup membuat kakiku kram di 7jam pertama .. Rambutku yg panjangnya sepunggung aku biarkan terurai agar lebih menarik..'"Taksi!!!" ucap sisi lantang menghentikan taksi di depan rumahnya..
"Hati2 ya sayang.. Sisi pulang malam lagi? Jangan lupa makan ya" teriak dr. Fania yang adalah mama sisiSesampainya di kantor sisi meraih map2 yg bertumpukan diatas meja dan brjalan ke arah ruangan dengan kaca transparant yg sedikit gelap di depannya..
Sisi mengecek semua jadwal yg ada di notebooknya.. Membereskan meja atasannya dan merapikan semua..
"Pagi si.." sapa laki2 yg paruh baya masuk ke dalam kantor
"Pagi pak rudi" jawab sisi ramah..
Pak Rudi adalah atasan sisi.. Direktur sebuah perusahaan yg bergerak di bidang kontraktor dengan label "Louise Wijaya grup"
"Si.. Hari ini kamu free ya.. Tolong jemput anak saya di rumah yg di daerah kuningan.. Dia belum pernah ikut ke kantor.. Nanti rapat biar saya jalan sama pak supir dan Sella, oiya pakek mobil kantor aja.. Jalanan agak macet jadi pelan2.. Nanti klo sampai kantor.. Ajak dia berkeliling dan tunjukan semua ruangan" ucap pak rudi bertubi2..
Sisi yg sudah terbiasa sepertinya tanggap dengan maksud pak rudi..
"Baik pak.." jawab sisi singkat..Sisi menyalakan mesin mobil dan masuk ke jalan raya yg masih padat oleh kendaraan..
2 jam sisi masih berada diantara himpitan mobil2 mewah.. Di lepas heelsnya yg membuat kakinya pegal..
*dreeeeetttt
Ponsel sisi bergetar..
'Namanya anak saya Mendigo ya si' bunyi sms dari pak rudi membuat sisi gerah..
"Namanya aja kayak biskuit.. Manja banget pkek acara minta jemput" umpat sisi kesal
Sesampainya drumah pak rudi yg berada di kawasan kuningan.. Sisi mengenakan heelsnya lagi dan turun dr mobil seraya membanting pintu mobil..
"Rumahnya besar banget.. Ya wajarlah rumah direktur.. Beruntungnya pak rudi dapat istri bule super kaya.. Pak rudinya sih asli orang jawa, tapi bu rudinya orang belanda.. Bayangin aja anak2nya yg blesteran jawa belanda.. Pasti lucu2" ucap sisi memencet bel dan seorang bibi membukakan pintu..
'Aneh.. Rumah sebesar ini knpa nggak ada satpamnya?' sisi brtnya dalam hati..
"Sekertasisnya Pak rudi ya? Mari silahkan masuk.." ucap bibi itu ramah..
"Iya bi.." jawab sisi brjalan mengikuti bibi
"Tuan muda digo ada di kamar lantai 2 yg paling pojok.." ucap bibi menunjukan arahan pada sisi dan kembalu ke dapur
Sisi hanya membalasnya dengan senyum dan brjalan menaiki tangga di depannya..
'Rumah yg mewah.. Tapi sepi.. Kamarnya tadi sbelah mana ya? Pojok Kanan apa kiri?' sisi kebingungan.. Baru kali ini dia hilang konsentrasi akibat terhipnotus kemegahan rumah pak rudi
'Kiri aja deh' gumam sisi
*toktoktok..
Bbrpa kali sisi mengetuk pintu tapi tak ada jawaban
Sisi memberanikan diri membuka pintu..
Ragu melihat kesekeliling kamar yg luas..
Tampak sseorang trtidur pulas di atas tempat tidur..
Msih berselimut tebal dan memeluk guling..
Berani tak berani sisi mencoba membangunkannya..
"Tuan digo.." panggil sisi pelan dan menarik2 lengan kaos oblong brwarna putih polos yg dikenakan
"Tuan digo.. Kita harus ke kantor.." ucap sisi lebih keras membuat pria itu menutup telinganya dengan bantal
"Tuan digo.." panggil sisi sekali lagi membuat pria itu bangun dan menatap sisi kesal..
"Gue bukan digo" pria itu akhirnya bangun dengan ekspresi kesal mnatap sisi
"Oh.. Maaf.. Klo gitu tuan digo dsebelah ya.. Maaf skali lagi maaf" ucap sisi gelagapan dan brjalan cepat keluar kamar..
Pria itu mnatap sisi dengan sinis dan kembali membenamkn tubuhnya diatas kasur empuk
*toktoktok
Sisi mngetuk pintu pelan
"Masuk" suara ramah trdengar dr balik pintu
'Syukurlah tuan digo yg asli ramah.. Nggak kyak si kampret tadi.. Nggak sopan banget.. Walaupun dia bukan digo.. Setidaknya ngomong kek dr awal.. Mungkin td adiknya si digo.. Wajahnya ganteng sih.. Tapi msih anak2' gumam sisi membuka pintu pelan dan masuk..
Saat melihat ke depan sisi terlonjak kaget
"Aaaaaaaaaaa" sisi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan..
"Oh.. Bukan bibi.. Kamu siapa? Sorry sorry.." ucapnya sdikit trsenyum dengan ktidak sengajaan sisi melihatnya bertelanjang dada dengan rambut setengah basah
"Iya.. Nggak papa.. Pak rudi minta saya.." belum selesai sisi melanjutkan kata2nya pria itu memotong
"Buat jemput digo?" tanyanya ramah..
Sisi masih belum berani membuka matanya..
'Aneh.. Namanya sendiri kok dsebutin..' batin sisi..
Pria itu memakai kemeja garis2 kecil warna biru dan berjalan mendekat sambil mengancingkan kemejanya
Meraih kedua tangan sisi dan membukanya pelan..
"Udah bisa buka mata kok.. Maaf ya.." ucap pria itu trsenyum lebar..
Pelan sisi membuka matanya ..
'Morimori.. Ganteng banget.. Pria ini.. Lesung pipinya trlihat manis saat trsenyum.. Garis wajahnya yg tegas.. Sorot matanya gelap benar2 digo blesteran jawa belanda yg sempurna..' batin sisi pipinya seketika memerah..
'Jangan2..!! Gue keliatan canggung nggak ya?' batin sisi..
"Tuan digo.. " ucap sisi pelan
"Jangan panggil tuan.. Kita seumuran.. Panggil saja moreno" ucapnya ramah dan msih tetap trsenyum
'Namanya mendigo moreno? Tadi bibi kok manggilnya tuan digo.. Klo pak rudi manggilnya mendigo.. Kenapa sekarang dia minta gue manggil moreno?' batin sisi
"Papa minta kamu jemput digo ya?" tanyanya
'Aneh.. Dia lagi2 mnyebut namanya sendiri' gumam sisi
"Iya.. Saya tunggu kamu di luar ya.." ucap sisi canggung..
"Kok nunggu aku? Digo ada di kamar sbelah.. Yg harus kamu jemput dia bukan aku" ucapnya menertawakan sisi
'Astaga... Gue salah orang.. Jadi yg tadi itu bener mendigo.. Si kamprett itu.. Ngerjain gue??!!! Awas lo ya..' ekspresi sisi berubah tiba2.. Raut kesal trgambar di wajah cantiknya
"Jadi.. Pria di sebelah itu digo? Maaf mksudku tuan digo?" tanya sisi
"Dia ngerjain kamu ya.. Dia memang msih ke kanak2an.. Ikut aku.." ucap moreno menarik tangan sisi keluar dr kamarnya masuk ke kamar digo..
"Digo .. Bangun..!! Papa nyuruh kamu ikut nona ini ke kantor.." panggil reno lembut berdiri dsebelah tempat tidur digo
'Dewasa banget moreno..' batin sisi.. Matanya berbinar2.. Sesaat sisi melirik tangannya yg di genggam erat oleh moreno..
*deg..
Jantung sisi berdegup kencang..
KAMU SEDANG MEMBACA
love like this, last forever (digo & sisi)
Fiksi Penggemaraku lebih dewasa dari kamu, aku harap kamu menghormatiku meskipun aku bawahan kamu -sisi- aku menyukai gadis yg lebih dewasa dariku.. dan mampu menuruti semua mauku -digo-