Babysitter..

16.9K 540 6
                                    

Chapter 3

Sisi brjalan lebih dulu diikuti oleh digo yg jalannya sedikit tak beraturan..
'Pegang hape mulu sih' gumam sisi sesekali matanya melirik jauh kebelakang..
Teriakan para pegawai kantor membuat sisi risih, Kayak yg dibawanya artis aja..
Seluruh gosip menyebar dengan cepat

#calonpewarislouisewijayagroup

Digo yg serius dengan ponselnya sama sekali tak memperhatikan sekeliling, hanya terus mengikuti sisi..

"Ini ruangan pak rudi" ucap sisi brhenti berjalan tiba2 membuat digo kaget dan hampir menabrak punggung sisi
"Oh.." jawab digo singkat yg tampak tak trlalu tertarik..
Sisi mengajak digo berkeliling dan menunjukan bbrpa ruangan2 penting yg wajib di ketahui digo, jawaban yg keluar dari mulut digo selalu sama 'oh..' membuat sisi kadang merasa lelah harus mengurus anak kecil atasannya
"Tunggu pak rudi di ruangannya saja ya tuan.. 1 jam lagi pak rudi selesai rapat" ucap sisi membukakan pintu..
"Oh.." jawaban digo sama sekali tak berubah.. Bahkan matanya tak lepas dari layar ponsel

5 menit kemudian..
*tililililit..tililililit..
"Selamat siang dengan carlise bisa dibantu?" ucap sisi ramah lewat sambungan telepon
"Tante sekertaris papa dimana? Suruh dia kesini" ucapnya semena2 dan langsung menutup sambungan telepon tanpa permisi
'Suruh dia kesini????!!! Astaga.. Dia anak2 dan berani banget nyuruh2 gue? Dia pikir gue babysitternya apa?' batin sisi penuh dengan emosi..
Sisi berdiri dan mendorong kuat kursinya, menghentak2kan sepatunya bberapa kali..
"Sisi? Lo knpa?" tanya riana yg dduk tak jauh dr tempat dduk sisi
"Dipanggil anak bos.."keluh sisi menahan emosi
Tak hanya riana yg reflek berdiri mendengar sisi menyebutkan anak bos.. Tapi jesika, nindy, agnes, Bobi dan juga adis ikut2tan berdiri menatap sisi kaget..
'Lho..lho.. Ini knpa yg cwok pada brdiri juga' batin sisi
"Gue aja yg ksana.." jesika langsung nyelonong masuk ke kantor pak rudi tanpa tanya dlu atau permisi dlu pada sisi
'Tak apalah .. Dari pada gue liat muka si biskuit itu.." ucap sisi pelan pada dirinya sendiri

Belum ada semenit.. Jesika sudah keluar ruangan dengan wajah super kesal..
Semua langsung brlari meninggalkan kursi masing2 menghampiri jesika..
"Gmana..gmna..??" tanya riana
"Pasti ganteng banget kan?" nindy jingkrak2 kesenengan
"Wajahnya imut2 ya.." tebak agnes
"Ramah nggak?" tanya bobi dan adis bersamaan..
"Ramah apanya.. Dia panggil gue muka keriput.. Parahnya lagi dia cuma nyebut jesika doang.. Nggak pakek mbak,nona,miss atau apa deh yg lebih sopan" jelas jesika kesal dan cemberut..
Membuat yg lainnya berdehem berusaha mnahan tawa mendengar kata 'muka keriput' ..
"Dia cuma mau ketemu tante sekertaris papanya.." ucap jesika lagi dengan nada sinis dan menatap tajam ke arah sisi
Mata sisi seketika trbelalak kaget..
Semua kembali ke tempat dduk masing2 dengan agak kesal..

Sisi berjalan berat masuk ke dalam ruangan..
Baru bbrapa langkah suara digo mengagetkannya
"Tante kmna aja sih? Kapan papa dateng?" ucap digo stengah membentak
'Ni anak sekolah dmna sih? Nggak sopan banget..' batin sisi melirik tajam ke arah digo..
"Pak rudi 55 menit lagi baru selesai rapat" ucap sisi berusaha sopan
"1 jam????? Terus lo suruh gue nunggu dsini sendirian?" ucap digo mengeratkan giginya menatap sisi
"Maksudnya??" tanya sisi kebingungan dengan ekspresi digo
"Tante kerjaannya apa sih? Perusahaan bisa hancur klo punya sekertaris yg nggak becus kayak lo" ucap digo dengan nada membentak
Sisi diam tak berkutik..
'Nggak becus??' batin sisi rasanya tersiram air panas..
3tahun sudah dia mengabdi di perusahaan ini dan dengan entengnya anak direktur yg msih kecil dan tak tau apa2 bisa mengatakan kata2 kasar seperti itu
"Tuan digo.." belum selesai sisi meneruskan kata2nya tangan kuat digo menggenggam erat tangan sisi dan menariknya dengan paksa ke suatu tempat..
Ternyata digo mengajak sisi ke lantai paling atas di atap gedung..
Digo menghempaskan tangan sisi yg dari tadi di cengkeram olehnya
Sisi hampir jatuh tersungkur..
Jantungnya berdetak kencang.. Badannya gemetaran..
Digo mendekat ke arah sisi pelan.. Sisi reflek mundur bberapa langkah..
"Tu..tu ..tuan di..go" ucap sisi trbata2..
Sesekali sisi memperhatikan ke sekeliling.. Atap ini digunakan untuk menaruh barang2 yg tak terpakai..atap yg kotor dan penuh debu
"Apa tujuan lo masuk ke perusahaan?" tanya digo tegas
"Maksudnya..??" tanya sisi balik
Digo trsenyum sinis..
"Papa sepertinya kurang jeli menerima karyawan dengan training singkat sperti lo.." ucap digo.. Sesaat dia merasakan nyeri di perutnya.. Tapi tak terlalu dihiraukan..
"Maksudnya...????" tanya sisi sekali lagi yg belum paham betul maksud digo..
"Lo.. " digo menghentikan kata2nya dan meremas perutnya sembari meringis menahan sakit..
Emosi membuat gastritisnya kambuh..
"Tuan .. Tuan tak apa2?" tanya sisi reflek mendekat ke arah digo dan menyentuh tangan digo
Digo dengan cepat mengibaskan tangan sisi membuat sisi jatuh tersungkur di antara rak praktisi yg tak terpakai
Digo menoleh .. Melihat sisi yg menahan sakit di ujung sikunya..
Digo kembali mendapat serangan singkat diperutnya..
Tangan kirinya meraih penyangga yg salah.. Membuat bbrapa dus buku terjatuh..
*brukkkkkkkkk
Digo membuka matanya pelan.. Tubuhnya terasa berat..
Ternyata sisi meringkuh di atas tubuh digo..memejamkan matanya kuat2..
Digo berusaha bangun..dan meraih tubuh sisi..
"Tante.." ucapnya pelan setengah menyesal..
"Di..di..go.. Tuan.. Kamu nggak papa?" ucap sisi brusaha mengumpulkan kekuatanya
"Maaf.." kata digo singkat dan memeluk sisi yg baru saja tertimpa dus2 berisi buku..
*deggggg..
Jantung sisi terasa brhenti berdetak..
'Ya Tuhan.. Akting apa lagi ni anak?? Bentar2 brutal bentar2 manis' batin sisi bergejolak..
Pelukan anak kecil yg sedikit terasa nyaman untuknya.. Stelah trakhir kali hubungan pacarannya kandas dengan fahri yg meminta sesuatu lebih darinya..

"Tuan.. " ucap sisi pelan membuat digo tersadar dan melepaskan pelukannya..
"Tante.." ucap digo lagi dan kali ini menatap sendu ke mata sisi ..
Sesaat membuat sisi salah tingkah..
"Tante tante!! Jangan panggil gitu ah.. Saya nggak suka.. Msih belum punya beby nih.. Msak di panggil tante2" gerutu sisi mencoba mengalihkan pandangannya yg melekat di mata digo
'Belum punya beby? Trnyata tante sekertaris papa yg lumayan cantik sudah menikah' batin digo berakhir dengan menjaga jarak dari sisi
"Turun aja yuk tuan.. Dsini panas" ucap sisi mencoba berdiri
"Oh.. Iya..! Emh.. Jangan panggil tuan.. Panggil aja digo tan.. Digo usianya jauh di bawah tante kok.." ucap digo mencoba menghormati seorang wanita yg sudah menikah dihadapannya ini..
"Yakin ya? Nggak berubah pikiran lagi kan? Digo?" ucap sisi tersenyum
'Senyuman yang manis.. Sungguh benar2 manis.. Seorang tante2 yg cantik.. Dan menarik..' batin digo dan ikut membalas dengan senyuman
Sisi berjalan lebih dlu berniat membukakan pintu untuk digo..
Tapi ternyata pintunya tak bisa di buka
"Pintunya rusak???!!!" ucap sisi menoleh ke arah digo
Digo mencoba mengambil alih tetapi tetap tak bisa.. Ditambah dengan sakitnya yang kambuh di waktu yg kurang tepat..
"Biar saya aja tuan! Eh digo..! Ucap sisi melepas heelsnya menaikan roknya dan menendang pintu kuat2
Membuat digo yang menatapnya trtawa..
'Tante sekertaris papa lucu juga..' batin digo sesaat pandangannya terfokus pada belahan rok sisi bagian belakang.. Yg tepat berada di bawah pantat sisi membuat digo melotot dan menelan ludahnya berkali2
Gebetan2annya nggak ada yg semenarik sisi..
Digo merasa satu paket penuh dimiliki oleh sisi..
'Hanya.. Sayang dia sudah menikah..' batin digo
"Nggak bisa tuan" sisi menoleh dengan nafas terengah2, bibirnya yg basah oleh keringat.. Membuatnya terlihat eksotis ..
Digo menggigit bibir bawahnya.. Mendekat dan menarik lembut tangan sisi agar mengikutinya
Mereka berdua berteduh di bawah atap yg menjulang ke bawah..
Digo dan sisi sedikit berebut tempat teduh yg sempit..

Hari semakin sore..
Udara panas tak kunjung berhenti
Mereka berdua benar2 kelelahan.. Saling bersandar tanpa sengaja..
"Ponsel.." ucap sisi tiba2 merogoh kantong rok mininya tetapi tak menemukan apa2,,
Sisi menatap digo seolah bertanya 'ponselmu?' digo menggeleng pelan.. Ponselnya tertinggal di meja papanya

Sisi semakin gerah.. Sedikit melupakan digo yg berada dsampingnya.. Sisi membuka 2 kancing kemejanya dan mengibas2kan tangannya menggunakannya sebagai kipas ..
Digo melirik ragu..
'Tipe gue banget.. Semua ada di dia.. Anak2 selalu bahas gebetan yg bhkan nggak ada seujung jarinya tante sekertaris..' batin digo semakin brnafsu melihat sisi.. Dada sisi, leher sisi, bibir sisi, hidung sisi, mata sisi..
Digo melihat setiap detail wajah sisi seolah siap memangsanya..
Nalurinya tertahan
'Jangan digo.. Dia sudah menikah, yg marah nggak hanya dia, tapi suaminya..' batin digo menahan hawa nafsunya yg terus memanas ..
"Tante menikah sudah berapa tahun?" tanya digo memberanikan diri..
"Menikah???" sisi tertawa trbahak2..
"Beneran aku tuakk banget dmata kamu?" tanya sisi sekali lagi ..
"Lho.. Kok ketawa..??!! La tadi? Katanya .. Jangan panggil tante! belum punya beby.. Berarti kn udah nikah?" digo menatap sisi bingung..
"Astaga.. Nggak lah ya.. Aku baru 25 tahun kok.. Belum siap menikah.. Berkarir dlu.." jawab sisi ramah dan tersenyum.. Kini giliran sisi menggigit bibir bawahnya gemas menatap ekspresi wajah digo
Digo benar2 diam tak berkutik..'belum menikah' kata2 itu membuat digo merasa lega 'kok lega sih??' batin digo salah tingkah..
'Ya.. Walaupun gue masih SMA.. Gue bener2 suka perempuan yg lebih dewasa! Tipe gue banget!!' batin digo seolah trtawa senang dan ingin rasanya berteriak melompat2..

love like this, last forever (digo & sisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang