0.1.3

1 0 0
                                    

KANDIDAT RATU

"Kantong mata." Kikin menunjuk nunjuk kantong mata yang tebal diwajah kakaknya itu.

"Euh."

"Apa pembicaraan dengan ratu berjalan lancar?"

"Tentu saja."

"Lalu kenapa kakak menjadi gelisa?"

Hal yang sama terpikirkan oleh Kale. Dia menjadi gelisa karena apa?

Semakin dipikirkan semakin sakit kepalanya.

Selama 5 hari dirinya tidak tidur sudah menjadi ancaman besar bagi  para pelayan.

"Oh, Pemilihannya akan dimulai tiga hari lagi. Apa kakak akan hadir dengan kondisi seperti ini?"

"Tidak tauh. Aku sangat lelah."

"Kalau begitu saya tinggal."

"Kau mau kemana?"

"Membeli beberapa material kesatria."

Kikin melambai lambai bersamaan dengan dirinya yang menghilang dibalik pintu.

Sehari sebelum kompetisi dikerajaan, Duchy menjadi kacau balau karena para pelayan yang memanjakan Kale dengan sepenuh hati.

Akhirnya Kale datang ke kompetisi itu dengan kecantikan yang menyerupai dewi.

Mata orang orang seperti di pancari oleh cahaya saat melihat Kale.

Tidak terlalu sulit bagi Kale untuk melewati pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan 'Penannya soal'.

Pada akhirnya Kale lulus seleksi dengan nilai 95% terbaik, dibanding Lady lainnya.

Mata mereka berdua bertemu.

'Kenapa kau begitu?'

Kale mengerutkan keningnya.

"Kau! Aku membencimu."

Sebuah ledakan mengenai hati Kale. Air matanya bercucuran tanpa sebab.

Padahal suara Daniel sangat kecil karena terbawa angin. Tapi kenapa dia seakan akan tauh apa yang dikatakan Daniel?

Dia bertanya tanya. Sejak kapan dirinya jadi begini.

Kenapa dia menangisi seseorang yang dari pertama sangat kasar kepadanya.

Kenapa dadanya terasa sesak.

"Kau mencintainya."

Kata kata yang mulia ratu kembali muncul.

'Jadi begini rasanya jatuh cinta sebelum mati.'

Kalerina Oskart hari itu pertama kalinya merasakan sakit pada dirinya. Sekaligus menyadari hal yang pertama kali ia rasakan.

Kale kembali ke kediaman Duke. Ayahnya menyambutnya dengan hangat.

"Ibumu pasti bangga padamu."

Ibu ya? Yah, saat bangun ditubuh ini dirinya sudah mencapai usia dewasa bahkan tidak seperti kelahiran sebelumnya dirinya kali ini tidak ditemani sosok ibu untuk pertama kalinya.

"Kikin dimana lukisan ibu?"

"Oh, itu disimpan secara terpisah. Ayah menyimpannya di kediaman lama. Beberapa pelayan ditugaskan mengurus kastil karena kediaman lama adalah tempat favorite ibu. Kakak mau pergi melihat?"

"Tentu saja ingin."

"Tapi tidak bisa sekarang."

"Kenapa?"

"Ini."

Sebuah surat atas nama yang mulia ratu diberikan pada Kale.

Inti dari surat itu adalah meminta Kaleuntuk bersiap karena yang mulia ingin melihat pernikahan antara diriku dan putra mahkota.

Tunggu! Bukankah putri mahkotanya belum diumumkan? Lalu kenapa harus Kale?

"Dari pertama, saat kau kembali, yang mulia ratu Olivia sudah menaruh perhatian kepadamu. Sepertinya dia ingin kau menang dalam kompetisi ini dengan cara mutlak agar rakyat juga bisa melihat sisi baik dari dirimu. Ya, kau memang baik. Mirip ibumu." ayah Kale tiba tiba menghampiri keduanya.

"Besok kau hanya perlu bersiap untuk memberikan rencana jika kau menjadi ratu kan? Teruslah maju. Itu keinginanmu bukan?" tambah ayahnya sembari mengusap puncuk kepala Kale.

Kale mengangguk. Semua yang dikatakan ayahnya ada benarnya. Dia yang sudah bertekad tidak bisa menjilat ludahnya sendiri.

Kecuali dia memang bodoh.

...

Beberapa Lady yang dikenal cerdas sudah mengatakan pidato yang mereka rencanakan ketika menjadi ratu.

Tapi tidak ada satupun dari rakyat biasa yang terlihat bahagia.

Karena semua yang mereka lontarkan adalah tentang 'Kekuasaan', 'Kekayaan', 'Kemampuan', serta pendapat pribadi mereka.

Mata Kale betemu dengan sepasang mata Lady yang memakai gaun berwarna merah muda dan berambut hitam.

Dia tidak suka bersosialisasi jadi dirinya tidak mengenal Lady - Lady yang dipandang cerdas dikerajaan ini. Bukan karena malas atau apapun itu, dia hanya tidak ingin terlibat adu mulut antara orang cerdas.

Lady itu membuang muka. Kemudian maju ketengah aula untuk membacakan isi rencananya.

"Jika saya menjadi ratu, saya akan pastikan anak anak akan mendapatkan pendidikan gratis di istana khusus. Mereka yang lolos seleksi akan didaftarkan untuk masa depan yang cerah seperti menjadi kesatria kerajaan.
Pasar akan dijaga oleh kesatria kesatria tangguh agar tidak terjadi kerusakan atau pencurian kembali..."

Dan bla bla. Ada beberapa rakyat yang senang mendengar rencananya tapi tidak untuk Kale.

Dia sedang berfikir tentang rencana Lady tersebut.

Ada yang salah.

Berlalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang