0.1.5

1 0 0
                                    

KEPUTUSAN OLIVIA

Meski Duchy dibuat kewalahan oleh putra mahkota tapi ayah dan Kikin mau membantu Kale mengikuti usahanya selama ini.

Jika mereka membiarkan putra mahkota melanjutkan rencananya bisa bisa nama Kale sebagai calon kandidat putri mahkota akan digantikan oleh Lady lain karena tidak becus membereskan masalah.

Lewat para pelayan Kale tauh kalau putra mahkota memakai orang lain untuk rencananya, dia tidak turun tangan langsung.
Karena sudah membaca pikiran Kikin, Kale tauh kalau putra mahkota berniat untuk membuat Kale sebagai kandidat terkuat putri mahkota tidak terpilih.

Kenapa putra mahkota sangat ingin kale tidak terpilih?

Karena terlalu banyak memikirkan hal hal lainnya Kale jatuh sakit.

Dia demam selama 2 hari berturut turut. Bahkan pengumuman putri mahkota yang diumumkan dibalai kerajaan tidak dihadirinya.

Itu seperti sebuah bom yang jatuh ke Duchy.

Secara sah dihadapan seluruh rakyat nama Kalerina Oskart disebutkan sebagai pemenang dari kompetisi putri mahkota.

Dengan begini seluruh Duchy memulai pesta perayaan besar besaran namun karena Kale yang sakit selama beberapa hari ini, orang orang di Duchy tidak jadi merayakannya.

Mereka lebih memilih untuk merawat Kale sampai sembuh total.

Hari ke-5 barulah Kale merasa enakkan.

Dia menerima surat dari yang mulia ratu.

Disurat itu ratu meminta Kale segera tinggal di istana. Dan melanjutkan acara pernikahan bersama putra mahkota.

Diujung surat berbunyi sebuah pesan yang mengetarkan pupil mata Kale.

-Dokter menyebutkan kalau mungkin sebentar lagi diri ini akan pergi.-

Tepat hari itu Kale membereskan barang barang seperlunya dan sisanya diminta untuk diantar mengunakan kereta kuda.

Saat sampai di istana ratu dirinya langsung menghampiri kamar yang mulia ratu.

"Anak gadisku disini. Apa kabar?" yang mulia ratu bersandar pada kursi goyang yang selalu dia duduki.

"Eh, Baik yang mulia."

"Jangan panggil yang mulia, bisakah kau memanggilku ibu?"

Permintaan yang mulia ratu sedikit sulit untuk diiyakan oleh Kale. Tapi Kale menyetujui dengan dua kali anggukan setelah mendengar permohonan yang mulia ratu dari balik pikirannya.

"S-sebagai gantinya yang mulia ra- maksud saya Ibu bisa memberi saya nama panggilan lainnya."

"Hmm, kalau begitu biarkan aku memanggilmu dengan 'Putri-ku'?"

Dengan cepat Kale mengangguk kembali.

"Haha, jangan mengangguk terus, nanti kepalamu patah. Duduk disini."

Ratu Olivia membiarkan Kale duduk di kursi kosong dihadapannya.

"Kursi itu biasanya diduduki oleh Jerel. Tidak lama lagi aku akan menyusulnya."

Kale meremas roknya, dia tauh bagaimana rasanya mati, dia sudah mati dengan berbagai macam akhir. Tapi pada akhirnya dia tidak pernah mati dalam keadaan normal.

"A-apakah saya lancang?"

"Eh? Tidak. Saya yang menyuruh putri mahkota yang cantik ini untuk duduk disana."

Pipi Kale memerah.

"Imutnya! Seandainya diri ini memiliki putri seimut in-"

"Saya-kan putri anda."

Ratu tertawa.

Mendengar suara tawa yang kencang dari kamar ratu. Beberapa pelayan yang berdirih diluar menjadi lebih percaya diri.

Mereka terlalu panik akhir akhir ini karena kondisi yang mulia ratu yang semakin menurun.

"Baiklah karena anda sudah disini dengarkan perintahku!"

Raon yang datang beberapa saat lalu menjadi tegang dihadapan ratu.

"Saya memerintahkan acara pertunangan antara putri mahkota Kalerina Oskart dan putra mahkota Daniel akan dilaksanakan 3 hari lagi! Acara pernikahan sekaligus pengangkatan raja dan ratu baru akan dilaksanakan seminggu setelahnya! Demikian keputusan ini. Diputuskan langsung oleh Olivia Desire vist Deotri ke seruluh Kekaisaran!"

Mata Kale dan Raon membelak mendengar keputusan Ratu.

Mau di tolak-pun rasanya tidak mungkin.

Ratu memegang kendali tertinggi setelah raja jadi jika Daniel mencoba untuk memberontak, ujung ujungnya akan kembali kepada ibunya sendiri. Dia pasti akan menyetujuinya karena perintah ratu mutlak terkecuali dia sudah diangkat menjadi raja, dia bisa membatalkan pernikahan ini.

Raon segera keluar setelah perbincangan dengan yang mulia ratu selesai. Dari tadi Kale hanya diam menatap lantai karena kesal dan merasa tersudutkan mendengar isi pikiran Raon yang terus menerus mengutuknya.

Selama beberapa hari menuju hari pertunangan Kale beberapa kali menjenguk ratu yang keadaannya semakin memburuk.

Kale menyarankan untuk membantu yang mulia ratu dengan mengunakan sihir tapi dengan tegas ditolak oleh kepala pelayan karena ratu sendiri yang menolak cara tersebut.

Dari sanalah Kale tauh kalau ratu juga tidak bisa mengunakan sihir.

Seperti kata Kikin, hanya beberapa orang yang bisa dan mereka ditempatkan tepat disisi orang yang tepat.

Maksudnya, pasti diantara beribu orang diistana ini, mereka yang ahli sihir berada disisi Daniel.

Berlalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang