14. unexpected

150 18 2
                                    

"Aku yang tidak peduli, aku yang cuek, tapi dengan mudahnya kau ubah menjadi peduli. Semuanya tidak terduga, bahkan aku sendiri pun tidak menyadarinya"
.
.
.
.
~~~He Teaches About Life~~~

•○●Happy Reading●○•

Gadis cupu berpakaian olah raga menatap dengan wajah cemas kepada seluruh teman-temannya yang berbaris bersama dengannya dilapangan sekolah.

Gadis itu menjadi murung ketika guru olah raga memberi tahu kalau pelajaran kali ini permainan badminton itu artinya, setiap orang harus mencari pasangan masing-masing, sedangkan ia sudah yakin, pasti tidak ada yang ingin berpasangan dengannya.

Jika ia tidak dapat pasangan, ia tidak bisa bermain dan ia mungkin tidak akan mendapatkan nilai praktek.

Terlebih ketika Yeji dan teman-teman sekelasnya, termaksut Minhe dengan wajah datarnya datang untuk bergabung karena jam olah raga mereka minggu kemarin telah diambil untuk pelajaran bahasa.

Yuna sangat tidak ingin Yeji melihat nasip menyedihkannya ketika tidak dapat pasangan.

Kalau saja pak guru membagi pasangannya melalui absen kelas, mungkin semuanya tidak akan membuat Yuna cemas.

"Oke pegang raketnya masing-masing, dan cari pasangan satu orang untuk jadi lawan kalian"

Sesaat setelah guru olah raga memberi perintah, para murid-murid mulai berhamburan untuk mencari pasangan. Terkecuali Yuna, yang sama sekali tidak bergerak, gadis itu hanya memasang wajah cemas berharap ada yang datang padanya dan menjadi pasangannya.

Beberapa menit berlalu hingga guru olah raga kembali meniup peluitnya sebagai tanda acara pemilihan pasangan telah selesai, para siswa kembali berbaris bersama lawan mainnya masing-masing.

Kecuali Yuna yang berdiri sendirian, selain Teo yang sedari tadi ingin mendekati Yuna, hanya saja ia menjadi ragu saat bola matanya berpapasan dengan mata tajam Yuyu.

"Yuna, kamu kenapa sendirian?"

Guru olah raga itu bertanya, Yuna hanya diam tidak tahu harus menjawab apa.

Melihat sahabatnya yang tidak dapat pasangan, Yeji yang sengaja menolak ajakan teman-teman sekelasnya tadi mengayunkan kakinya kearah Yuna berdiri bermaksut untuk menjadi pasangan gadis pendiam itu.

Namun sebelum ia melangkah, bias suara seseorang membuat kakinya berhenti dan para siswa disana termaksut Yuna berahli pada Minhe yang baru saja berucap.

"Dia sama saya pak"

Semua siswa terlihat terkejut Termaksut Yuyu yang terlihat kesal ketika pria berwajah datar itu berjalan dan berhenti disamping Yuna yang terdiam dengan perasaan tidak nyaman karena diperhatikan.

Pasalnya para siswa tahu, Minhe laki-laki yang seperti apa. Pria berjiwa Es itu tidak selalu aktif dikegiatan olah raga. Bahkan laki-laki itu bisa sengaja tidak ingin mempunyai lawan agar ia tidak diikutsertakan dalam pelajaran olah raga. Minhe sangat tidak ingin bersosialisi dengan orang lain.

Tetapi mereka baru saja menyaksikan kejadian langkah. Sikap tidak terduga Minhe cukup membuat para siswa bertanya-tanya bagaimana gadis pendiam itu bisa dekat dengan cowok berwajah datar tersebut.

"Emang bisa lawannya beda kelas?"

Teo bertanya dengan kedua kening yang bertaut. membuat Minhe seketika melirik kearahnya. Entah kenapa pria itu selalu merasakan perasaan tertantang dengan laki-laki yang ia anggap sok friendly itu.

"Lo bego? Justru karna beda kelas gue bisa jadi lawannya" dengan nada bicara ketus Minhe menjawab, membuat Teo melotot dengan mulut menganga lebar.

he teaches about life [Cravity]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang