20. Forgotten special day

125 21 13
                                    

•○●Happy Reading●○•

.
.
.
.

Teo benar, antrian untuk minuman populer ini sangat panjang. Sekarang Yuna berdiri cemas diantrian paling belakang. Ia tidak menyangka banyak siswa yang ingin membeli minuman itu.

Yuna tidak pernah tahu, sebab ia jarang sekali kekantin.

Sudah lima belas menit Yuna mengantri. Istrahat sebentar lagi akan berakhir. Tapi masi ada banyak orang didepan Yuna yang sabar menunggu. Yuna harap, ia tidak kehabisan minuman itu, karena Yuna yakin, ia bukan hanya diperintakan mencari diluar sekolah, Tetapi Yuyu pasti akan berbuat hal kasar lagi padanya.

Dari antrian paling depan, terlihat Minhe berjalan sembari membawa satu minuman ditangannya. Yuna cukup kaget, orang seperti Minhe yang biasanya selalu berada ditempat sepi, sekarang berada dikeramaian kantin.

Keberadaannya bahkan cukup membuat seisi kantin histeris. Terlebih saat pria itu berjalan kearah Yuna diantrian paling belakang.

"Aku nggak nyangka kamu ikut ngantri"

Yuna berucap saat Minhe berdiri tepat didepannya.

"Gue suka minumannya, takut kehabisan" ucap Minhe seadanya.

"Kamu beruntung ya bisa dapet, aku takut nggak dapet, yang ngantri banyak bangat lagi"

"Ambil aja"

"He?" Yuna tercekat saat Minhe mengarahkan minuman yang dipegang padanya.

Ia juga tahu orang-orang disekitar kini sedang memperhatikan mereka dengan pandangan tidak suka.

"Nggak us-"

"Lo nggak bakal dapat, minumannya tinggal sedikit"

"Tapi kan kamu udah capek ngantri"

"Tukar sama permen lo" pria itu menatap setangkai permen yang ada disaku Yuna.

"I-ini kan nggak se-"

"Buruan" potong Minhe meletakan minuman itu diatas kepala Yuna.

Sebenarnya Yuna tidak ingin memperlihatkan kedekatannya dengan Minhe didepan banyak orang. Minhe dulu juga pernah bilang, untuk tidak mengatakan apa-apa soal mereka. Walau sebetulnya memang tidak ada hubungan khusus diantara mereka. hanya sekedar teman melukis.

Tetapi, melihat bagaimana wajah Minhe tadi pagi ketika mengatakan maaf padanya, Yuna jadi tidak enak menunjukkan ketidak nyamanannya didepan Minhe. Ia tidak ingin membuat Minhe salah paham terhadapnya.

"Yaudah, sekalian aku bayar, biar adil" Yuna berucap, mengambil minuman itu lalu memberikan setangkai permen dan uang pada Minhe.

Minhe mengangguk setuju, ia memasukkan uang itu kedalam saku kemeja. Lalu membuka bungkusan permen dan melahapnya.

Dengan iringan tatapan hebo dari banyak siswa, kedua orang itu berjalan bersama keluar kantin.

Meski tubuh Yuna sedang gemetaran, gadis itu berusaha untuk terlihat biasa saja. Berbeda dengan Minhe yang terlihat sangat tenang.

"Minhe maaf ya, aku udah bikin kamu ngerasa nggak enak" Yuna berucap tepat saat mereka berjalan disalah satu koridor sekolah yang sudah cukup sunyi.

"Ha? nggak tuh"

Yuna tersenyum "aku bukannya nggak nyaman kok sama kamu, aku nggak nyamannya sama orang-orang yang sering merhatiin kita, kamu sih terlalu populer"

Minhe menghentikan langkahnya, membuat perempuan disampinya juga ikut berhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

he teaches about life [Cravity]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang