"Malam ini tidak," sahut wanita itu.
"Kenapa?" tanya Fay.
"Karena sekarang aku sedang tidak menjadi sales asuransi, malam ini aku sedang menjadi wanita," ujarnya.
"Lalu besok?" tanya Fay menyipitkan matanya seolah tidak mengerti apa yang wanita itu katakan, "masihkah kamu seorang sales asuransi?"
"Iya."
Fay menghembuskan nafas dengan agak sedikit panjang.
Wanita itu menatap kedua mata Fay, "kamu berbeda dengan yang aku temui pada saat malam itu."
"Eh, maksudnya?"
"Kamu tidak se-dingin saat itu, yah walau saat inipun kamu masih bersikap dingin," ujar wanita itu dengan senyum sedikit menyeringai.
Fay menundukkan kepala sejenak, lalu mendongak dan meneguk minumannya tanpa harus melihat ke arah gelas yang ada di genggamannya.
"Terserah," sambut Fay.
Wanita itu menaruh sebuah kartu nama di atas meja. "Aku tahu kamu tertarik dengan asuransi ini, jika kamu benar-benar ingin, telepon aku besok untuk sebuah janji temu. Aku tidak akan menjadi sales asuransi jika kamu menemuiku lebih dari jam 21.00 malam." Wanita itu bangkit dan pergi meninggalkan bar.
Fay mengedepankan tubuhnya ke arah kartu nama yang wanita itu tinggalkan, Fay lalu mengambilnya dan memerhatikan kartu nama itu dari dekat. Dari apa yang tertera dari kartu nama itu, Fay mendapati sebuah nama, nama wanita yang sebelumnya tak pernah ia dengar di sepanjang hidupnya, dan hal yang wajar itu saling berkaitan dengan masa lalunya yang tak memiliki teman.
Fay mengeja nama wanita itu yang tertera di kartu namanya, "Lulu."
Namanya singkat, mudah diingat, mudah diucap, namun orangnya sulit ditebak. Di malam hari yang lalu Fay tak sengaja bertemu dengan wanita asuransi yang kini ia tahu wanita itu bernama Lulu, lalu pada suatu hari Fay melihatnya di salah satu bus yang ia naiki, meskipun pada saat itu si wanita asuransi tak menyadari keberadaan Fay atau entah mungkin ia berpura-pura tidak menyadari kehadiran Fay, lagi pula Fay dan wanita itu tak lebih dari sekadar orang asing yang tak saling mengenal. Malam ini ia datang dengan misterius, mengaku sebagai wanita, bukan seorang sales asuransi, wanita itu memang membahayakan, aku harus berhati-hati dengannya karena aku tak ingin hari itu tiba, hari di mana aku harus membuat keputusan, malas sekali bila harus memikirkannya, ucapnya dalam benak hati.
Fay melangkahkan kaki untuk pergi meninggalkan bar itu, namun sesaat ia sampai di depan pintu bar, ia berhenti sejenak, memandangi lingkungan luar dari balik kaca pintu bar, dan hujan kembali turun di malam itu, lalu wanita yang bernama Lulu ternyata belum juga pergi, ia tengah meneduh di teras sempit bar itu, berdiri dan dengan khusyuk memandangi rintik hujan yang turun, seolah menghitung setiap butir yang jatuh.
Fay membuka pintu bar itu hingga mengeluarkan suara derit kecil yang membuat perhatian wanita itu teralihkan, lalu ia memandangi Fay yang baru saja keluar.
"Hujan membuat kita sadar akan sesuatu hal kecil yang tak kita sadari," ujar wanita itu.
Fay mendekat ke arah wanita itu namun tidak sampai berdiri berdampingan dengannya, Fay lalu menyalakan rokok. "Hal kecil apa yang kau maksud?"
"Saat kamu membenci hujan, itu sama saja mengartikan bahwasanya kamu merasa sudah dewasa, dan orang-orang dewasa akan merasa kesal saat hujan turun, karena urusan mereka menjadi terhambat karenanya. Namun saat kamu merasa dirimu sendiri masih anak-anak, kamu akan sumringah mengetahui hujan turun dan membiarkan sekujur tubuhmu basah kuyup diguyur hujan."
"Pemikiran yang cukup masuk akal," sahut Fay.
Wanita itu tersenyum, lalu kembali memandangi hujan yang semakin deras dan dalam waktu yang bersamaan membawakan angin berselimut dingin. Wanita itu mengulurkan tangan ke depan, membiarkan telapak tangannya basah tanpa takut merasa kedinginan. "Namun kamu tidak dapat sepenuhnya mengetahui tingkat kedewasaan seseorang dengan hal se-sederhana itu, karena sejatinya kedewasaan itu rumit, tak terpengaruhi ruang dan waktu, atau singkatnya kedewasaan dapat muncul seketika ataupun menghilang seketika, dalam situasi apapun maupun di waktu kapanpun. Kau tahu? manusia memang makhluk yang impulsif, mereka bisa berubah kapan saja dalam waktu yang cepat sekalipun."
"Aku tidak pernah tahu bahwa seorang sales asuransi memiliki pengetahuan terapi semacam itu," ucap Fay, ia memandangi punggung wanita itu dan melihat kedua sisi tulang belakangnya membentuk meskipun terlapisi oleh pakaian.
"Sudah aku bilang, aku seorang wanita untuk saat ini," katanya sambil memutarkan badan dan berhadapan dengan Fay, kali ini ia tidak mengalihkan pandangannya lagi dari Fay. "Jadi kau adalah anak-anak atau orang dewasa?" tanya wanita itu.
Tanpa disadari pertanyaan itu terpikirkan oleh Fay, namun dirinya tetap diam dan tak memberikan jawaban, Fay tak ingin sebuah pertanyaan dapat merepotkan dirinya yang dimana ia harus berpikir untuk mencari jawaban dari sebuah pertanyaan, lalu ia berhenti memikirkannya.
"Kau terlalu lama memikirkannya," kata wanita itu, "jangan menjadi manusia yang terlalu banyak mengkhawatirkan sesuatu hal yang tak tahu pasti akan terjadi, ayo!" wanita itu tiba-tiba menggenggam tangan Fay dengan kuat, lalu menariknya menembus hujan yang turun di malam itu.
Demi Tuhan, Fay bahkan tak melanjutkan pemikirannya tentang pertanyaan itu, tapi di sisi lain wanita itu benar akan satu hal, "jangan menjadi manusia yang terlalu banyak mengkhawatirkan sesuatu hal yang tak tahu pasti akan terjadi."
Lalu di malam yang turun hujan dan juga berawan itu, hingga bulan tak dibiarkan menampakkan dirinya sama sekali, Fay dan wanita itu berlari menembus hujan, membiarkan sekujur tubuh mereka basah kuyup beserta dingin yang melahap tubuh mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/280349335-288-k772691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE MOOD FOR NOTHING
RomanceFay atau 2046 adalah seorang bounty hunter/pembunuh bayaran yang di mana sisa hidupnya ia abdikan pada sebuah pekerjaan yang menurutnya cocok untuk seorang penyendiri dan malas membuat keputusan. Namun semenjak seorang wanita penjual asuransi keseha...