9

15 11 0
                                    

  Fay memasuki bar itu, kedua matanya melirik tiap sudut yang ada namun tak sedikitpun ia melihat wanita yang tengah ia cari, dalam hati Fay yakin dirinya melihat Lulu memasuki Sakura Bar, namun setelah Fay masuk ke bar itu tapi tak ia temukan Lulu, seolah wanita itu lenyap dilahap portal dimensi lain yang membawanya pergi.

  Si bartender memberi isyarat dari kedipan matanya, Fay langsung memasuki pintu berwarna biru yang ada di balik meja bartender. 7046 tengah duduk santai di atas sofa berwarna merah, rambut pirangnya tak terlalu berkilau sebab ruangan dari pintu berwarna biru dihiasi lampu remang-remang.

  "Bos sudah memberi informasi terbaru terkait Biyan, ia sudah mati tadi pagi, tatkala baku tembak denganmu Biyan sempat selamat dan masih hidup namun tak lama luka tembakan yang kau berikan cukup memberinya luka yang parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit." ujar 7046.

  Fay menganggukan kepalanya, tatapannya tajam ke arah wanita yang ada di depannya.

  7046 melanjutkan pembicaraannya. "Bos mengapresiasi kerjamu. Oh ya lalu ada informasi baru juga terkait Biyan, rupanya ia termasuk jaringan mafia Jakarta Utara, kau harus lebih berhati-hati takutnya anak buah Biyan berniat balas dendam kepadamu."

  "Baiklah aku akan berhati-hati, apakah bos ada pekerjaan lagi untukku?" tanya Fay.

  "Untuk sementara tidak, Bos khawatir akan luka tembak di lenganmu, kau akan diistirahatkan hingga benar-benar pulih," jawab 7046 sembari menyalakan sebatang rokok di tangannya.

  "Baiklah kalau begitu."

  "Bos sudah mengirimkan uang ke nomor rekeningmu," ujar 7046.

  "Terimakasih, sampaikan salamku kepada Bos, jika tak ada lagi yang ingin kau sampaikan, aku pamit pergi," kata Fay ia bangkit dari duduknya.

  "Baiklah kau boleh pergi," sambut wanita itu.

  Sesaat tangan Fay menyentuh gagang pintu berwarna biru, 7046 berkata sesuatu, "2046! hati-hati jangan sampai kau lengah, aku tak ingin rekan bisnisku mati."

  Ada keheningan sesaat di antara mereka, "meskipun aku seorang pemalas dan juga penyendiri, aku masih tak ingin mati secepat itu, kini ada beberapa hal yang ingin aku rasakan," ucap Fay lalu ia benar-benar pergi dan menghilang dari pandangan 7046.

  Saat Fay keluar dari bar itu, Fay memikirkan perkataannya sendiri, apa yang sebenarnya ingin ia rasakan terlebih dahulu sebelum dirinya mati? jujur dalam hatinya Fay mengatakan sesuatu tanpa ia sadari namun ada sedikit kebenaran di dalam perkataannya itu, dirinya memang ingin merasakan sesuatu hal baru sebelum ia hidupnya berakhir, dan mungkin sesuatu hal yang ingin ia rasakan adalah jatuh cinta pada seseorang.

  Hembusan angin menerpa pria itu yang tengah merokok di sisi lampu jalan, wajahnya menatap bulan dan tak lama Fay menunduk, berkaca diri pada bayang-bayang hitam, seolah saling mengadu tatap walau dengan bayangannya sendiri. Kesepian mulai merobek-robek jiwanya, ia pikir malam akan berlalu tanpa apa-apa seperti biasa, namun pikiran itu sekejap hilang saat Lulu tiba-tiba nampak beberapa meter di samping Fay berada. Lulu sedang berdiri, pandangannya mengarah ke depan, lalu cahaya bulan menyorotinya dengan elok, membuat wanita itu sedikit terlihat bersinar di banding lalu lalang kendaraan yang ada pada malam itu.

 

IN THE MOOD FOR NOTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang