bab 3

27.8K 4.5K 147
                                    

Aku fikir jika semuanya adalah mimpi. Tapi, sampai pagi ini aku makan bersama dengan Arzan lagi. Kali ini Arzan bahkan bertanya dengan ramah soal tidurku. Sepertinya Arzan tidak seburuk yang aku fikir.

Rencana selanjutnya, aku mengatakan ke Arzan untuk liburan berdua sebagai merayakan hubungan membaik kita. Dengan begitu aku dan dia tidak perlu bertemu si Aileen mahkluk jadi-jadian itu.

"Memangnya, mau liburan kemana?"

"Bagaimana dengan kota Estia?" tanyaku.

Kota Estia adalah surganya buah dan bunga. Kota itu dibawah kepemimpinan Duke Kavel Eugune Morigan.

"Baiklah."

"Kalau begitu, apa kita bisa pergi besok dan kembali setelah 10 hari?" tanyaku antusias.

"Aku ingin sekali, tapi ada perintah agar seluruh rakyat kekaisaran datang ke pesta penyambutan Saintess. Karena itu, jika kita tidak datang, Kaisar akan tersinggung. Kita bisa pergi sekarang dan kembali sebelum pesta. Atau jika kamu mau bersabar sedikit. Kita berangkat setelah pesta dan menginap disana sampai kamu mau pulang."

"Jadi tidak mungkin kalau kita tidak datang?" tanyaku memastikan.

"Tidak." jawabnya.

"Kalau begitu, kakak mau pergi bersamaku?"

Wajah Arzan memersh. "Tentu saja Vesia." jawabnya dengan tersenyum.

Aku merinding, kurasa tak hanya aku. Bahkan para pelayan juga. Arzan, seorang Arzan tersenyum. Dia dijuluki tiran bukan tanpa sebab. Bahkan katanya di novel, Arzan hanya tersenyum di hadapan Aileen.

Didalam novel, Arzan akan datang sendirian alih-alih bersama Duchess Ivona tunangannya. Sementara Vesia, entah aku tidak tau. Hal itu tidak dijelaskan di dalam Novel. Aku lalu pergi bersama Kepala Pelayan untuk menyiapkan setelan untukku dan kakakku untuk pesta nanti. Karena kita baru saja memutuskan menjadi pasangan. Tentu saja, kita harus memiliki baju yang sama.

Vesia sendiri sepanjang hidupnya hanya mengenakan gaun bewarna merah atau hitam. Sama seperti kakaknya dia punya wajah yang dingin dan jahat. Tapi sangat menawan seperti kakaknya. Karena hal tersebut ia sering sekali di kira memiliki sifat seperti kakaknya. Jika aku lihat kembali wajah ini memang terlihat sangat kejam.

Karena aku tidak bisa menghindari pertemuan antara Arzan dan Aileen. Aku harus mempersiapkan rencana B. Jika Arzan melihat Aileen, Dia akan terpesona dengan kecantikannya. Aileen punya rambut bewarna Putih ungu keperakan dengan warna mata yang senada. Dia dijuluki Malaikat jatuh. Oleh karena itu, ketika kakak tiranku berhasil terpikat olehnya. Akan susah bagiku untuk mendekatinya. Jika hal tersebut terjadi aku harus secepatnya pergi dari kediaman ini dan menghindari takdirku.

Meski nantinya aku dapat mengubah takdirku dengan tidak menikah dengan orang mata keranjang itu, Tapi aku tidak akan terlepas dari dendam Duke Kavel. Karena aku Vesia De Scarlet dia pasti akan mengejarku juga untuk membunuhku. Tentu saja tidak boleh. Aku harus segera pergi dari sini. Tak peduli meski harus hidup di pelosok, aku lebih baik hidup disana daripada disini. Tentu saja aku juga harus membawa banyak uang untuk memenuhi kebutuhanku.

Bagaimana dengan Ivona? Aku juga harus menghindari wanita itu. Ivona tak jauh beda dengan Aileen. Dia memanfaatkan rasa benci Vesia dan menghasutnya untuk menyiksa Aileen. Sehingga ia akhirnya dihukum dengan dijual kepada Count

"Olivia, ambilkan aku kertas dan alat tulis." perintahku.

Olivia segera mengambilnya. Aku lalu mulai memikirkan dana yang aku butuhkan untuk hidup.

"Berapa banyak yang dibutuhkan oleh seorang rakyat biasa untuk hidup sehari-hari?"

"Itu tergantung makanannya nona." kata Olivia.

I Will Change My Destiny With My Tyrant Brother (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang