Bab 5

25.7K 4.8K 49
                                    

Berita kedekatan Vesia dan Arzan sudah menyebar keseluruh antero istana. Beberapa tidak percaya, dan beberapa lagi sangat penasaran bahkan keluarga kekaisaran yang mendengarnya sangat terkejut. Terlebih ketika salah satu seorang pangeran yang tidak sengaja melihat Vesia datang ke istana dengan membawa keranjang makanan. Berita kedekatan Vesia dan Arzan juga terdengar sampai masyarakat karena beberapa kali mereka melihat kereta keluarga Duke Scarlet di tengah kota. Berita itu bahkan mengalahkan berita tentang saintess, yang cantiknya bak Malaikat.

Sementara itu, para Ksatria Mawar Merah yang juga mendapat perhatian dari Vesia sekarang menganggap Vesia adalah Malaikat karena kebaikannya yang memberikan makanan atau minuman untuk mereka ketika menemui Duke Arzan.

"Apa kau tidak lelah?" tanya Arzan.

"Tentu saja tidak, apa kakak bosan melihatku?" tanya Vesia.

"Sedikit." kata Arzan dengan tersenyum kecil.

Vesia mendecak mendengarnya. Tentu saja Vesia juga malas melakukan hal ini. Tapi, ia harus melakukannya agar kakaknya tidak melupakannya dan selalu bersikap baik padanya jika nanti kakaknya jatuh cinta dengan Aileen. Setidaknya nanti, ia harus membuat Arzan cukup menyayanginya hingga tidak perlu menikahkannya dengan count Arkadi. Count mata keranjang yang sudah memiliki banyak wanita itu.

Karena kediaman Scarlet memiliki banyak kekayaan, Vesia akan mengambil beberapa kekayaan yang bisa ia bawa kabur. Setelah itu, ia akan menghapus nama Scarlet dari namanya dan pergi kabur. Dengan begitu, Kavel pasti akan melupakannya.

"Kakak keterlaluan. Aku sedih mendengarnya."

Arzan mengabaikannya. Vesia memperhatikan kakaknya yang bekerja. Setelah itu, ia berpamitan untuk pulang. Arzan langsung bangun dan hendak mengantarkan adiknya pulang. Tapi, Vesia menolaknya. Ia bisa pulang sendiri. Dan menyuruh Arzan melanjutkan pekerjaannya. Arzan pun menyuruh Arlo untuk mengantarkan adiknya.

Belum sempat ia keluar, seseorang pemuda dengan rambut putih keemasan dengan mata bewarna emas masuk. Arlo dan kakaknya menunduk. Hanya Vesia yang tidak menunduk hormat. Arlo berdehem. Barulah Vesia juga memberikan penghormatan.

"Apa ini lady Vesia yang terkenal akhir-akhir ini?" tanya Pemuda tampan itu dengan mengulurkan tangannya.

Vesia memberikan tangannya, dan pemuda itu mencium tangannya. Jantung Vesia berdebar. Laki-laki itu sangat tampan. Ia tidak tau kalau di istana ini ada orang setampan ini. Vesia terpesona.

"Yang Mulia." panggil Arzan. "Ada perlu apa Yang Mulia kesini?"

"Yang Mulia?" tanya Vesia tak mengerti.

"Lady Vesia, perkenalkan beliau adalah Putra Mahkota kekaisaran Demetria, Raides Maverick La Demetria."

Vesia syok mendengarnya. Bahkan wajah kaget itu tercetak jelas.

Lain halnya dengan Vesia. Bisa-bisanya ia tepesona dengan laki-laki di depannya. Antagonis sebenarnya dari novel I Will be Queen. Vesia tidak tau apa motifnya, tapi didalam novel di bab akhir dijelaskan bahwa semua itu adalah rencana Putra Mahkota. Putra Mahkota menginginkan kehancuran 3 keluarga besar yang bahkan sudah ada sebelum kekaisaran. Dan pion yang ia gunakan adalah saintess Aileen.

Vesia lalu meminta maaf atas ketidak sopanannya. Setelah itu ia berpamitan untuk pergi dari sini. Vesia harus menjauhi Putra Mahkota. Mulai sekarang, ia memutuskan tidak akan datang ke istana untuk menemui kakaknya. Lagipula kenapa malah Putra Mahkota yang menemui kakaknya. Bukan kakaknya yang dipanggil untuk menemui Putra Mahkota. Tentu saja hal tersebut langsung ditanyakan ke Arlo.

"Itu karena, Tuan Duke tidak pernah merespon jika dipanggil Putra Mahkota. Beliau hanya mematuhi perintah Yang Mulia Kaisar. Jadi, jika Putra Mahkota punya urusan dengannya lebih baik Putra Mahkota yang datang menemuinya." jawab Arlo.

Sekarang Vesia mengerti kenapa kakaknya dijuluki tiran dan Anjing Kaisar dari Neraka. Mana mungkin, ada orang seberani itu pada keluarga kaisar.

Karena tidak fokus dari jalannya dan terburu-buru, ia malah tak sengaja menabrak seseorang. Karena badan orang yang tabraknya sangat besar, Vesia hampir saja terjatuh. Untungnya, laki-laki itu menolongnya.

"Terimakasih tuan." kata Vesia.

Laki-laki itu melepaskan degapannya. Vesia mendongak menatapnya. Alangkah terkejutnya dia melihat siapa orang didepannya. Laki-laki berambut biru tua dengan mata hitam. Orang yang berpotensi untuk membunuhnya. Sang Pahlawan. Duke Kavel Eugune Morigan.

Vesia segera menunduk meminta maaf atas kecerobohannya. Duke Kavel dan beberapa orang dibelakangnya menatap Vesia tak percaya. Hal ini dikarenakan Lady Vesia De Scarlet adalah bangsawan tingkat tinggi, yang bahkan tidak perlu meminta maaf bahkan jika ia sengaja memukul Duke Kavel.

"Ah iya. Saya juga."

"Kalau begitu, saya pamit undur diri." kata Vesia yang kemudian pergi.

Arlo menunduk hormat lalu mengikuti Vesia dari belakang. Duke Kavel dan beberapa pengikutnya menoleh kebelakang hanya untuk sekedar menatap Vesia.

"Saya tidak tau Lady Vesia sangat rendah hati."

"Benar, sifatnya sangat berbeda dengan Duke Scarlet."

"Pantas saja para pengikutnya ingin mengubah Lady Vesia sebagai pemilik Scarlet."

Kavel memperhatikan Vesia. Setelah itu ia langsung melangkah pergi. Diikuti para pengikutnya dibelakang yang masih membahas Lady Vesia.

"Bukankah Lady Vesia sebentar lagi akan memasuki usia menikah?"

"Benar, meski Duke Scarlet sangat menyeramkan. Tapi kekayaan keluarga Scarlet sangat banyak. Bukankah kalau menjadi bagian keluarga itu, kita akan punya untung besar?"

I Will Change My Destiny With My Tyrant Brother (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang