Udara sore hari ini di Ibukota Jakarta sangat baik. Sore ini tak terlalu panas dan angin bertiup sedikit kencang, sangat sejuk.
Kini keempat gadis tengah berada di roof top rumah milik Keiyona, mereka duduk berhadapan di sebuah meja dan bangku kayu bercat putih.
Rumah Keiyona sangat cantik. Bangunan tingkat 3 yang bercat putih dan sedikit dilapisi oleh beberapa kayu bercat coklat muda, serta di hiasi beberapa tanaman hijau yang sengaja ditaruh di berbagai sudut agar membuat rumah ini terlihat lebih "hidup".
Sore ini Bulan, Bintang dan Renjana diajak Keiyona untuk datang menemani nya karena papi dan mami nya sedang keluar kota untuk urusan bisnis milik papinya.
Mereka juga berencana akan menginap dirumah Keiyona dan mengadakan barbeque party bersama Zale, Farraz, Mike dan Kenzie di roof top milik Keiyona. Katanya sudah lama mereka tak quality time bareng.
Tadi Bulan, Keiyona, Renjana dan Bintang sudah membersihkan roof top Keiyona dan saat ini mereka tengah duduk Bulan dan Keiyona yang asik memakan cemilan-cemilan yang sengaja tadi dibawa oleh Bulan dan Bintang dan disisi lain Bintang dan Renjana yang duduk bersisian, Renjana memainkan gitar yang tadi Renjana bawa dari rumahnya sambil menyanyikan lagu-lagu dari Ardhito Pramono, penyanyi kesukaan nya.
Bintang dengan asik melihat jari-jari Renjana yang berpindah-pindah diatas permukaan senar gitar untuk menyesuaikan chord dengan lagu yang kini ia nyanyikan.
"Gue dari dulu pengen bisa main gitar, cuma gak ada yang ngajarin. Ajarin gue ya Ren?" Bintang menatap Renjana dengan pandangan memohon.
"Boleh Bin, nih pegang gitar nya," Renjana memberikan gitar nya terhadap Bintang dan mulai mengajarkan Bintang berbagai chord.
Langit mulai gelap, lampu-lampu yang di ikat di tiang bagian ujung roof top yang di gantung pun sudah dinyalakan membuat roof top terlihat terang.
Mereka kini tengah duduk sambil bercerita menunggu kedatangan Zale, Farraz, Mike dan Kenzie yang akan datang dengan daging beserta bumbunya.
"Kemarin gue ngeliat kucing berenang di dalam got deket rumah gue, mau gue angkat sih dari got tapi si kucing oren keliatan bahagia sama asik banget berenang nya. Mana air di got dekat rumah gue bersih banget lagi."
"Asik-asik muka lo bersisik, itu kucing nya jatuh ogeb, kenapa lo kagak tolongin Renjana," Keiyona menatap Renjana dengan tatapan malas.
"Ya muka nya kayak menikmati banget, jadinya gue biarin," Renjana dengan muka polosnya sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh.
"Ren, kalo dia mati gimana? Hayoloh mau lo digantayangin si oren?" Bintang terkikik geli melihat Renjana yang tiba-tiba saja panik.
"Eh iya juga ya anjir lah, yang oren maapin gue," Renjana menutup mata sambil mengatupkan tangan memohon maaf kepada si oren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang
FanfictionFakta bahwa mereka berbeda ibu tak membuat Bulan dan Bintang saling membenci, justru sebaliknya mereka saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain. Prinsip Bulan dan Bintang mungkin sama seperti prinsip persaudaraan "gak ada yang boleh nyak...