12 💌

188 27 3
                                    

Matahari bersinar sudah cukup terang dipagi ini, namun tak juga membuat gadis berponi tipis itu bangun dari tidur nyenyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari bersinar sudah cukup terang dipagi ini, namun tak juga membuat gadis berponi tipis itu bangun dari tidur nyenyaknya.

Sampai akhirnya Starla pun harus mengetuk pintu kamar anaknya ribuan kali baru dibukakan oleh anaknya yang terlihat masih memakai piyama bermotif beruang dengan muka bantal dan rambut berantakan khas orang baru bangun tidur.

"Sayang, kok kamu baru bangun sih? Ini udah mau jam tujuh loh. Bisa-bisa kam telat."

Bintang mengucek matanya sambil mengerucutkan bibirnya. "Mami bohong, baru juga jam lima."

"Jam lima matamu, lihat tuh ke jendela matahari udah naik tuh terang banget."

Bintang buru-buru menoleh ke arah jendela kamarnya, dan bener saja kata maminya cahaya matahari sudah bersinar terang, dan seharusnya saat ini ia sudah dalam perjalanan ke sekolah.

"Ih mami kenapa gak bangunin Bina?" Seru Bintang.

"Mami udah bangunin kamu tau, lihat ini tangan mami sampai berotot karena ketuk pintu kamar kamu terus."

"Mami lebay, udah ah Bina mandi dulu. Mami nanti anterin ya?"

Starla hanya mengangguk lalu mendorong pundak Bintang pelan. "Mandi sana, kamu bau."

"Mami sembarangan, mana pernah anak mami ini bau."

Bintang pun dengan tergesa-gesa bersiap untuk pergi ke sekolah. Bahkan ia menolak tawaran Starla yang mengajak nya sarapan terlebih dahulu.

"Sekitar jam sembilan pagi ini, mami ada tugas dari kantor diluar kota. Mami disuruh sama bos mami untuk urus proyek sekitar beberapa hari disana. Tempatnya dekat pedesaan gitu, jadi kalau nanti kamu perlu apa-apa terus mami gak angkat jangan ngambek ya."

"Iya mami, nanti kalau aku perlu apa-apa aku bilang aja ke ayah. Jadi mami fokus aja sama tugas mami gak usah khawatir sama aku."

Starla mencubit pipi anaknya pelan. "Aduh pengertian banget anak mami, nanti mami juga gak bisa jemput. Kamu pulang sama Bulan atau sama temen kamu yang ganteng itu aja ya."

"Dih, temen aku yang mana?"

"Yang itu loh, yang kamu bawa ke rumah waktu itu. Kenzie ya kalau gak salah namanya?" Starla tersenyum penuh arti.

Bintang memutar bola matanya malas. "Mama bisa aja, godain aja aku terus sama Kenzie."

Sesampainya disekolah ia segera menyalim tangan Starla lalu turun dari mobil dan segera berjalan ke dalam sekolah. Untungnya ia tidak terlambat, masih ada sekitar sepuluh menit lagi untuk belajar masuk berbunyi.

Bintang pun berjalan menyusuri koridor sekolahnya, namun ada yang aneh hari ini.

Iya, aneh. Tatapan orang-orang kepadanya sangat aneh.

Bintang merasa tak nyaman karena ditatap oleh murid-murid yang lain apalagi setelah menatapnya mereka pun langsung berbisik-bisik. Memang waktu pertama kali ia bersekolah di sini pun banyak yang seperti itu namun tatapan mereka kali ini berbeda, seakan-akan ia adalah mahluk menjijikkan yang mereka lihat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang