Banyak momen yang sudah Bulan dan Bintang lalui bersama, dari waktu ke waktu membuat hubungan keduanya semakin erat. Banyak canda tawa dan tangis yang menghiasi kedua saudara itu.
Hari-hari Bintang juga cukup terasa berat, Tak jarang Bintang mendapat kata-kata yang seharusnya tak dikeluarkan kepada sesama manusia. Beruntung ada Bulan yang selalu bersamanya begitupun Ayah, Mami, Bunda dan juga sahabat-sahabat Bulan yang kini merangkap menjadi sahabatnya juga.
Dan pada hari ini tepatnya hari rabu SMA Erlangga sedang diliburkan karena adanya kegiatan para guru.
Di pagi hari yang cukup cerah dan udara yang sejuk, pada jam 06.07 WIB Bulan sudah bersiap menuju rumah Bintang dengan menggunakan sepeda. Sengaja Starla memilih rumah yang ada di kompleks perumahan sebelah kompleks perumahan Bulan agar mereka dapat bertemu dengan gampang.
"Wih tumben banget anak ayah pagi-pagi udah rapih gini? Mau sepedaan sama siapa kak?" Angkasa terlihat muncul dari balik pintu rumah bercat putih mewah tersebut.
"Kak?"
Angkasa berjalan menuju Bulan dan mengusap surai anaknya penuh sayang. "Kakak Bulan, kan sekarang kakak udah ada adek Bintang."
Bulan menerbitkan senyum manisnya kepada sang ayah, lalu memeluk tubuh Angkasa dengan erat menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang ayah.
"Ih, kok bunda gak diajak?" Mentari bergerak kearah suami dan anaknya ikut masuk ke dalam pelukan sang suami.
"Tunggu tumben banget anak bunda pagi-pagi gini udah rapih sama wangi, biasanya mah jam segini apalagi pas libur masih molor terus ileran."
Bulan mengerucutkan bibirnya sebal. "Ih bunda."
"Bulan mau ajak Bintang sepedaan bareng. Kemarin Bulan temenin Bintang beli sepeda katanya Bintang waktu di Surabaya suka sepedaan jadi ya udah hari ini Bulan ajak Bintang buat sepedaan."
Mentari mengangguk sambil tersenyum. "Kalian berdua hati-hati ya nanti, gak usah main sepeda nya jauh-jauh."
"Iya bunda. Kami berdua juga cuma mau main di kompleks perumahan nya Bintang aja."
"Bulan berangkat ya ayah, bunda takutnya nanti Bintang nungguin."
"Ayah juga berangkat kerja ya," Angkasa mencium kening Mentari dan Bulan secara bergantian.
Bulan menyalim tangan kedua orang tuanya lalu bergegas menggowes sepedanya menuju rumah Bintang.
Cuma butuh waktu kurang lebih 6 menit untuk tiba dirumah Bintang, rumah lantai dua berwarna coklat yang dipenuhi dengan berbagai tanaman yang menghiasi membuat rumah minimalis ini semakin kelihatan indah.
Bulan memencet tombol bel didekat pintu rumah dua kali, sebelum akhirnya Starla membukakan pintu baginya.
"Selamat pagi tante Starla, Bintang nya ada?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang
Fiksi PenggemarFakta bahwa mereka berbeda ibu tak membuat Bulan dan Bintang saling membenci, justru sebaliknya mereka saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain. Prinsip Bulan dan Bintang mungkin sama seperti prinsip persaudaraan "gak ada yang boleh nyak...