Diakhir pekan ini, matahari tampak malu-malu untuk menunjukkan sinarnya dan bersembunyi diantara para awan adalah pilihan matahari.
Awan kelabu yang sedari pagi sudah ada di Jakarta pun tak mengurangi niat Bintang untuk pergi ke mall bersama dengan Rafael. Ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan sang kakak sebelum Rafael kembali sibuk menyiapkan segala keperluan untuk sidang skripsi minggu depan.
Rafael pun kini sudah melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Bintang. Tadinya Rafael akan meminjam motor tantenya—Starla—tapi Bintang mencegahnya dan mengatakan ingin naik motor saja bersama Rafael, Rafael pun hanya bisa pasrah menuruti keinginan adik sepupu kesayangannya.
Setelah menempuh perjalanan hampir 15 menit, mereka berdua kini tiba dipusat perbelanjaan kota. Beruntung hari ini mendung jadi orang-orang memilih untuk tetap tinggal dirumah masing-masing jadi mereka tiba dengan cepat dipusat perbelanjaan kota.
Bintang dengan wajah berseri-seri berjalan berkeliling mampir ke berbagai toko yang ada didalam mall, sedangkan Rafael dengan sabar mengikuti seluruh keinginan adik sepupunya. Lagipula sudah lama juga mereka tidak quality time bersama.
Bintang memasang wajah memelas. "Bang, beliin boba ya?" Rafael hanya mengangguk sebagai jawaban sedangkan Bintang sudah bersorak gembira.
Setelah memesan dan mengambil pesanan nya, Bintang dan Rafael pun berjalan keluar dari pusat perbelanjaan kota itu. Namun sialnya hujan turun begitu deras mengguyur kota Jakarta yang membuat mereka berdua mau tak mau harus menunggu hingga hujan reda.
Rafael mendengus. "Gue bilang juga apa. Harusnya tadi kita pakai mobil, Bina."
"Ya maaf, soalnya dari tadi gak hujan-hujan sih. Gue kirain hujannya bakalan turun nanti sore."
Bintang dan Rafael memutuskan untuk masuk kembali ke dalam mall dan memilih untuk makan di salah satu restoran yang ada di mall.
Sembari menunggu makanan yang akan datang, Bintang dan Rafael sama-sama menyeruput boba yang tadi mereka beli bersama. "Bina," Bintang mengangkat kedua alisnya sambil menatap Rafael dengan tatapan bertanya.
"Ada yang gue mau omongin sama lo."
"Ngomong aja kali bang, kayak sama siapa aja."
"Ini tentang kakak lo, Bulan."
"Bulan? Kenapa Bulan?"
"Bulan itu mantan gue," Sontak Bintang membulatkan matanya tanda tak percaya dengan apa yang didengar.
"Gak usah becanda lo."
"Gue gak becanda dora, gue serius."
"Tapi gimana bisa Bulan jadi pacar lo? Bulan pernah cerita ke gue kalo dia gak pernah pacaran. Kalaupun pernah pacaran sama lo pasti waktu lo datang buat jemput gue di sekolah waktu itu dia langsung kenal sama lo," Tutur Bintang bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang
FanfictionFakta bahwa mereka berbeda ibu tak membuat Bulan dan Bintang saling membenci, justru sebaliknya mereka saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain. Prinsip Bulan dan Bintang mungkin sama seperti prinsip persaudaraan "gak ada yang boleh nyak...