Lana - part 11

86 9 7
                                    

Pagi yang sangat dingin, tidak menyurutkan semangat Lana, Ferly dan Erick untuk berolahraga. Mereka joging mengelilingi tiga blok dalam kompleks kondominium lalu berenang.

Tante Anna sibuk di dapur, masak untuk sarapan dan menyiapkan semua yang ia butuhkan untuk berwisata ke pantai bersama Ferly.

Wanita paruh baya yang cantik itu akan mengajak Ferly menginap di bungalow dekat pantai. Ia akan menghibur Ferly dan membantunya mendapatkan solusi untuk masalah tunangannya.

-
-

Siang hari di kondo hanya ada Lana dan Erick. Mereka sedang asyik nonton film kartun favorit mereka, dimana tokoh-tokohnya bisa berubah jadi sangat kuat bila minum ramuan tertentu. Salah satu tokohnya bertubuh sangat gemuk.

"Kamu banget sih Rick!" celetuk Lana.

"Apanya?"

"Tuh yang perutnya buncit."

"Sekarang perut saya memang buncit. Tapi tiga bulan lagi saya akan jadi kw nya Ade Ray."

"Whaaat? Beda jauh Rick. Kamu kriting, dia lurus!"

"Hah? Apanya?"

"Ya rambutnya, terlebih otaknya, otak kamu keriting, njelimet. Satu-satunya yang meliuk lurus di diri kamu itu cuma perut. One - big - pack."

"Sama. Kamu juga."

"Bedalah, kalau punya saya 'three packs'. Satu di perut, dua di atas perut. Hahaha."

"Gak lucu!" sahut Erick ketus.
"Belum dapat ruko ya Lan?"

"Belum Rick. Saya sibuk ngurusin Ferly."

"Kenapa dia?"

"Ada masalah sama tunangannya. Dia sempat stress."

"Baru tunangan beberapa hari kok sudah ada masalah? Harusnya mereka sekarang ini lagi sayang-sayangnya."

"Yah, namanya juga musibah."

"Itulah, kenapa saya nggak mau cari pacar cewek cantik bak model kayak Ferly. Hati nggak bisa tenang, takut direbut cowok ganteng."

"Masa sih? Semalam kamu godain Ferly? Lagian masalah mereka bukan karena orang ketiga."

"Saya godain Ferly cuma buat lucu-lucuan saja Lan. Sekaligus buat...." Erick menggantungkan bicaranya.

"Buat apa Rick?" Lana penasaran.

"Nggak kok. Bikinin saya kopi hitam dong Lan."

Lana berdiri lalu ke dapur.

Dari dulu sebenarnya Erick menyukai Lana. Tapi Lana tidak pernah menyadarinya. Bahkan Lana menganggap Erick sebagai kembarannya. Kembaran yang jauh dari kata identik.

Erick menggoda Ferly karena ia ingin tahu ekspresi dan reaksi Lana, dan Erick kecewa karena ekspresi Lana biasa saja. Tak ada ekspresi sedih karena cemburu apalagi marah.

Bumi berguncang lagi. Kali ini guncangannya jauh lebih kuat dari yang lalu. Beberapa benda terjatuh dari tempatnya, barang-barang yang digantung bergoyang-goyang. Kopi yang baru diseduh tumpah mengenai tangan Lana. Spontan Lana membuang cangkir kopi tersebut.

"Aaaargh!"

"Praak!"

Lana berteriak bersamaan dengan cangkir yang jatuh dan pecah.

Erick ingin berlari menghampiri Lana, tapi guncangan yang hebat memaksanya untuk berjongkok.

Setelah guncangan gempa mereda, Erick langsung berlari menghampiri Lana. Ia melihat Lana yang sedang berjongkok dan Erick langsung merangkulnya. Dilihatnya tangan Lana yang merah dan kotor karena air kopi yang panas.

JODOHKU MANA? (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang