Lana - part 16

77 9 5
                                    

Hari Senin, Lana sudah tidak bekerja di pabrik gula milik Ferly karena Ferly sudah memiliki asisten baru. Mulai sekarang Lana sepenuhnya bekerja untuk usaha barunya. Ia sudah mulai ngantor di ruko yang baru ia sewa dari Adi.

Ia dan Didit dibantu beberapa pekerja bangunan sedang menata perabotan yang baru dibelinya. Mereka juga melakukan persiapan untuk wawancara calon karyawan. Sedangkan Adi sibuk dengan usaha barunya di bawah.

-
-

Beberapa bulan kemudian, setelah berkali-kali konsultasi dengan seorang notaris, akhirnya semua syarat untuk menjadi sebuah perusahaan sudah lengkap.

Selama membangun perusahaannya, Lana jadi sering bertemu dengan Daniel sang asisten pengacara. Pertemanan Lana dan Daniel semakin hari semakin akrab.

Erick juga sudah bolak-balik Jakarta - Yogyakarta untuk memastikan semua berjalan dengan lancar. Sebagai sahabat, Erick merasa semakin dekat dan akrab, tapi untuk menggapai cinta Lana, Erick merasa semakin jauh dan sulit. Terlebih Erick tahu kalau Lana sedang mendekati Daniel. Erick semakin menjaga jarak karena ia tidak mau merusak suasana hati Lana yang sedang kasmaran. Bagi Erick, kebahagiaan Lana adalah prioritas baginya.

*

Pada akhirnya usaha yang mereka bangun selama berbulan-bulan, diresmikan secara hukum menjadi sebuah perseroan terbatas. Untuk merayakannya, mereka berencana mengadakan syukuran dengan menggunting pita.

-
-

Saatnya tiba, hari ini perusahaan Lana dan rekan-rekannya mengadakan peresmian dan syukuran yang dihadiri seluruh karyawan, keluarga dan rekan-rekan mereka. Lana, Erick, Adi dan Didit bersama-sama menggunting pita peresmian perusahaan mereka yang diberi nama PT LEAD pro.

Orangtua Lana, Erick dan Didit tentu saja hadir. Sedangkan orang tua Adi tidak bisa datang, beberapa tahun yang lalu ibunya meninggal, sedangkan kondisi kesehatan ayahnya memang tidak memungkinkan untuk bisa hadir.

Pengacara Nestor Pakpahan dan asistennya Daniel juga hadir dalam acara tersebut. Daniel terlihat bersahaja dengan baju batik yang dikenakannya, membuat Lana tidak mau mengalihkan pandangannya dari Daniel.

Lana mendekati Daniel yang sedang mengobrol dengan Adi.

"Adi, maaf, saya mau bicara dengan Daniel. Bolehkah saya.."

"Oh tentu saja, silahkan." Adi menjawabnya dengan penuh pengertian dan meninggalkan mereka, lalu ia menghampiri Erick dan Didit yang sedang mengobrol.

"Mbak Lana mau bicara apa?" Daniel bertanya dengan lembut dan matanya menatap lana dengan sorot mata yang memancarkan minat. Senyum tipisnya terlihat tulus membuat Lana semakin yakin untuk mengutarakan keinginannya.

"Tolong panggil saya Lana saja," pinta Lana.

"Oke Lana, ada apa?"

"Begini bang, saya dari pertama kali melihat Abang empat tahun yang lalu di rumah kakeknya Ferly, mmh.. saya sebenarnya.. sudah suka sama Abang. Abang..." tutur Lana langsung pada pointnya.

"Iya saya tahu," jawab Daniel dengan senyum yang penuh arti.

"Sudah tahu? Jadi..?" tanya Lana gelagapan karena malu.

"Jadi, walaupun saya tidak tahu apakah saya cinta atau tidak sama kamu, saya juga tertarik untuk lebih dekat sama kamu dan mau lebih mengenal kamu."

Lana seperti mimpi di siang bolong. Setelah banyak pria yang menolaknya bahkan tidak jarang berakhir dengan perundungan, baru ini rasa suka Lana disambut dengan manis dan hangat. "Ternyata seperti ini rasanya kalau rasa suka kita mendapat balasan?" Lana merasa terbang ke angkasa bersama balon-balon cinta. "Rasanya sangat indah dan membahagiakan."

JODOHKU MANA? (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang