• 2 🍁. Ayah dan Bunda

151 17 6
                                    


-oOo-

Setelah perdebatan yang panjang akhirnya mereka memutuskan untuk memakai panggilan Ayah dan Bunda meskipun ada penolakan dari Aldi dan juga paksaan dan rengekkan dari Salsha.

Bukan tanpa alasan Aldi menolak. Karena panggilan itu membuat dirinya meremang seketika, entah karena apa. Namun dengan jahilnya Salsha mengulangi panggilan itu berulang kali membuat Aldi bergidik ngeri.

"Ayahhh!!"

"Ayah, sayang!"

"Ayah, sayangnya Bunda."

"Sal, diem Sal diemmmmm!" jerit Aldi sambil memejamkan mata dan mengusap belakang tengkuknya.

"Biarin abis lucu sih." Salsha terkekeh geli saat melihat Aldi bergidik akibat panggilannya.

Salsha perlahan menggeser kursinya mendekat kearah Aldi dan mulai memasang mode imut sambil menopang dagunya. Aldi yang sedang memakan sarapannya menjadi terganggu akibat pandangan Salsha.

Aldi pun hanya menaikan satu Alisnya seolah bertanya 'kenapa?'. Salsha pun menyatukan kedua jari telunjuknya dan memasang puppy eyes  kearah Aldi.

Namun Aldi hanya menghiraukan pandangan imut didepannya. Ia hanya berusaha fokus pada sarapannya saja. Respon Aldi yang cuek membuat Salsha mengerucutkan bibirnya. Gak peka!

Ingat ya kode keras Aldi adalah dikodein gak peka, giliran gak ngode malah peka.

"Ihh gak peka banget sih!" tukas Salsha, sebal dengan sifat cuek Aldi.

Namun Aldi masih menghiraukan gerutuan Salsha. Hal itu membuat Salsha semakin kesal.

"ALDIIIIIIIII!!!!!!!" jerit Salsha, sambil menggoyangkan tubuh lelaki itu.

Aldi menghela nafas. Ia pun meneguk air putihnya setelah itu menatap Salsha yang masih mengerucutkan bibirnya. Lucu, pikir Aldi

"Kenapa, hm?"

Salsha merubah raut wajahnya menjadi malu-malu. Bahkan ia melupakan apa yang akan ia ucapkan. Tiba-tiba Aldi berdiri dari duduknya membuat Salsha terheran-heran.

"Gue ke dalam, ya? Mau ngelanjutin urusan perusahaan." Sebelum Aldi melangkah lebih jauh Salsha segera meraih pergelangan tangan Aldi. Menahan lelaki itu untuk tetap disitu.

"Duduk." pinta Salsha. Aldi pun hanya bisa menghela nafas kemudian menuruti apa yang gadis itu minta. Percuma saja ia menolak pasti Salsha akan tetap memaksa.

Tiba-tiba Salsha memegang tangannya membuat Aldi tersentak. Ia menatap wajah istrinya yang sepertinya sedang sedih.

"Jangan terlalu cape, gue gak mau lo sakit karena kurang istirahat. Singkirin dulu pekerjaan lo, ya? Disini ada hati yang harus dijaga dan ada istri yang harus dimanja, ya Ayah?" Salsha terkekeh diakhir kalimatnya. Aldi kembali meremang membuat Salsha tertawa terbahak-bahak.

Setelah beberapa menit Salsha pun menghentikan tawanya. Dan sedikit berdehem. "Gue serius. Gue gak tega liat lo pulang dari kuliah langsung pegang laptop dan berkutat sama kertas-kertas. Gue aja liatnya jenuh, emangnya lo gak jenuh? Plis, gue gak mau lo sakit."

Aldi hanya diam. Namun pikirannya bertengkar dengan hatinya. Sejujurnya ia memang lelah tapi disisi lain ia harus bertanggung jawab atas perusahaan dan juga keluarga kecilnya.

"Gue gak bisa. Gue harus tanggung jawab." Hanya itu yang bisa Aldi katakan.

"Iya gue tau lo orangnya tanggung jawab. Tapi pikirin juga kesehatan lo, ya. Liat tuh mata udah kaya panda. Muka lo juga keliatan kaya udah tua tau." Refleks Aldi langsung menyentuh wajahnya. Seketika Salsha langsung terbahak.

You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang