03

696 74 19
                                    

Weilong dengan kesabaran dibawah rata-rata itu kini sedang menghisap nikotinnya.

Satu nama dia dengar kini cukup untuk mengusik seluruh ketenangannya.

Nikotin itu dia hisap dan asapnya dia keluarkan dengan kasar.

Yang awalnya termenung kini dirinya teringat sesuatu. Tangannya bergerak mengambil ponsel yang berada disakunya dan mendial no seseorang.

"Hello, Mr.RN," sapanya.

"Oh, hey boy. Long time no see. How are you?"

"I'm fine Mr. And You?"

"Hahaha. I'm fine too. What's happen, huh?"

"Nothing."

"Hm? Nothing?"

"Yeah, nothing." Weilong menghembuskan nafasnya membiarkan asap nikotin itu bersatu dengan angin.

"I don't think so boy. Let's meet now, ok?"

"Hahaha. Ok."

"Share your location, ok?"

"Ok."

Panggilan itu terputus dan Weilong dengan segera mematikan nikotinnya. Berjalan dengan santai menuruni tangga dan melewati sang sulung yang baru saja tiba.

"Mau kemana?" tanya Jiyang dengan tatapan mengintimidasinya.

"Bertemu Mr.RN." Weilong berucap tanpa menatap manik sang kakak. Bukan segan, hanya tidak ingin.

"Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan Mr. RN?" tanya Jiyang penasaran.

"Hanya teman biasa," jawab Weilong.

"Teman? Are you kidding me, Weilong?" Jiyang menatap si bungsu dengan tajam, berusaha mengintimidasi adiknya.

Weilong tentu gugup. Tapi maniknya kini menatap telak pada manik sang Kakak.

"Jika Aku bilang tidak ada, ya tidak ada!" teriak Weilong.

Dengan secepat kilat berlari keluar dari mansion keluarga Song. Jiyang tentu merasa ada yang janggal. Mr. RN itu baik. Tapi hubungan Mr. RN dan adiknya itu yang janggal. Tapi jika dipikir, adiknya tidak mungkin memiliki hubungan spesial bersama orang lain selain orang 'itu.'

Semakin Jiyang memikirkannya, semakin berat pula tekanannya. Jiyang memegangi kepalanya, dia sedang stress. Masalah pekerjaan, masalah adiknya, dan masalah pernikahannya semakin membuat kepala Jiyang rasanya mau pecah.

"Ada apa denganmu, Weilong?" gumam Jiyang dengan tatapan sendunya.

***

Weilong sampai ditempat yang dia tentukan dan berhasil menemukan siluet seseorang.

"Mr!" seru Weilong, sembari melambaikan tangannya.

Mr. RN tersenyum dan menghanpiri Weilong. Dekapan hangat dia berikan pada tubuh Weilong.

"Hey boy. I really miss you." Jari Mr.RN mengusap lembut pipi Weilong membuat sang empu tersenyum lebar.

"I miss you too, Mr."

Mereka duduk disalah satu meja disana. Mereka berdua menghabiskan waktu mereka dengan bertukar cerita, sebelum akhirnya Weilong bertanya padanya.

"Mr. Can you help me?" tanya Weilong.

"Huh? Of course. Tell me what do you wants?" tanya Mr. RN.

"I wants you."

Mr. RN terkejut namun kemudian tertawa.

Young [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang