08

394 41 5
                                    

Setelah bertanya pada Haoxuan dan mendapatkan jawaban yang tidak sesuai, kini Yibo kembali berbaring di kasur.

Dia tidak tau harus melakukan apa.

"Hey, jagoan. Bagaimana jika kita jalan-jalan diluar?" tanya Yibo pada bayi yang ada didalam perutnya.

Yibo kemudian tersenyum dan bangkit. Mengganti pakaiannya menggunakan swetter berwarna coklat susu dan juga bawahan berwarna cream.

"Ayo," ucapnya bersemangat sembari mengantongi dompet dan ponselnya.

"Dia keluar."

***

Yibo berjalan santai ditepi trotoar sembari memakan ice cream yang sudah dia beli. Harusnya jika dia berjalan dia akan merasa lelah tetapi dia kini terlihat baik-baik saja.

"Jagoan, bagaimana? Seru bukan?" gumam Yibo bertanya pada sang bayi.

Tanpa Yibo sadari mobil sedan hitam tengah mengamatinya dari jauh.

"Nyonya Xiao?"

Yibo menoleh dan melihat Weilong yang tengah memperhatikannya.

"Ah, Tuan Song."

Weilong tersenyum mendengarnya dan segera menghampiri Yibo.

"Apa kabar?" tanya Weilong berbasa-basi.

"Kabarku baik. Bagaimana denganmu?"

"Kabarku juga baik," jawab Weilong.

Weilong dan Yibo kini berjalan berdampingan dan sesekali berbicang tentang hal-hal random.

Weilong sedikit melirik dan melihat mobil sedan hitam itu membuntinya dan Yibo.

"Yibo, bukankah sebaiknya kau pulang?" tanya Weilong.

Yibo tersenyum diiringi dengan tawa khasnya.

"Tidak, Wei. Aku akan mati kebosanan dirumah," jelas Yibo.

"Tap-...."

Suara ponsel berdering membuat Weilong menghentikan pembicaraannya dan beralih mengangkat telfon.

"Wei?"

"Mama dan Papa sudah dibandara, Wei. Bisakah kau menjemput mereka?"

"Baiklah, tuan Jiyang."

Weilong kemudian mematikan telfonnya.

"Yibo, aku harus pergi. Jangan pulang terlalu malam itu berbahaya," ucap Weilong sembari menepuk bahu Yibo dan kemudian meninggalkan Yibo.

"Arah jam 3," ucap seseorang yang dengan perlahan mendekati targetnya.

***

Hari mulai gelap dan Yibo masih diluar belum berniat untuk pulang, jadi dia duduklah disebuah taman bermain.

Dia merindukan Mamanya sekarang tetapi dia juga tidak mau menemui Mamanya dan kembali merepotkannya.

Sekilas dia teringat dengan Lu Si, wanita itu dia tidak tahu bagaimana kabarnya terlebih lagi Yubin setelah pernikahan Yibo dan Xiao Zhan, Yibo bahkan tidak pernah melihat Yubin lagi.

Derap langkah kaki seseorang mulai mendekat, dan Yibo mendengarnya.

Yibo menoleh dan mendapati seorang pria seumuran Papa Yixing tengah berjalan mendekatinya dan kemudian duduk disamping Yibo sembari merapikan berkas-berkasnya.

"Hallo?" Sapa Yibo karena sedari tadi pria itu hanya diam sembari mengecek berkas.

Pria itu menoleh dan tersenyum.

"Hi too, are you pregnant?" tanyanya.

Yibo terkekeh dan mengangguk sebagai jawaban.

"you look happy to have a child," ucap pria itu lagi membuat Yibo sedikit bingung.

"Of course I'm happy, sir. may i know why you say like that?" Ucap Yibo.

"I used to have a child too, but she lived at someone's mercy. now I can't meet her because of that person," jelas pria itu.

Jelas dari cara bicaranya, pria itu tengah sedih dan juga pria itu sepertinya orang china tetapi dia berbicara dengan bahasa inggris.

"Sorry, sir. I didn't mean to. Are you an outsider?" Tanya Yibo.

"I'm Chinese but I'm not passive in Chinese anymore," ucapnya dengan kekehan diakhir kalimat.

"it is late. are you not coming home?" Tanya pria itu.

"Yes I will go home, sir. But my feet are tired, I will wait a while," ucap Yibo dengan cengiran.

"Where is your house?" Tanyanya.

"near university and dream cafe," ucap Yibo menjelaskan.

"ah, then how about you come home with me? I happened to be passing by there," tawarnya.

"really? Isn't that troublesome, sir?" Tanya Yibo dengan mata berbinar, lumayan dia menghemat uang walaupun suaminya kaya tetap saja dia harus berhemat.

"Of course. Come on," ajaknya membuat Yibo bangkit dan mengikuti pria yang didepannya masuk kedalam sebuah mobil.

Tbc

Sampe lupa punya akun wp.

Sekian dari saya. Salam manis dari Yuan.

Young [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang