09

450 41 3
                                    

Haoxuan tampak gelisah sekarang. Ini sudah sangat larut walaupun dia bersama Jiyang menghambiskan waktu untuk bersenang-senang tetapi tidak bisa menepis rasa khawatirnya pada Yibo yang sedari tadi tidak menjawab telfonnya.

"Xuan, ada apa?" tanya Jiyang melihat raut Haoxuan yang sedari tadi gelisah.

"Tuan Jiyang, bisakah anda mengantarkan saya ke apartemen milik Yibo?" tanya Haoxuan. Dia harus memastikan sahabatnya itu baik-baik saja.

"Tentu saja."

Jiyang lantas memutar arah untuk menuju apartemen Yibo yang sudah diarahkan oleh Haoxuan arahnya.

Ketika sampai, Haoxuan lantas turun dan berlari memasuki lobi dan bergegas menuju lift. Jiyang juga ikut berlari, dia tidak tahu apa yang terjadi.

Sesampainya disana Haoxuan lantas mengeluarkan kartu yang memang diberikan Xiao Zhan untuknya jika Yibo membutuhkan Haoxuan ketika Xiao Zhan sedang bekerja.

Cklek.

Pintu terbuka dan sunyi. Apartemen Yibo sunyi tidak ada seorang pun didalam sini. Perasaan khawatirpun semakin memeluknya.

"YIBO!" teriak Haoxuan mencoba memanggil sahabatnya. Namun, nihil. Tidak ada jawaban apapun yang dia dapatkan.

"Saya akan cari disebelah sana," ucap Jiyang yang turut membantu Haoxuan. Sedangkan Haoxuan langsung berlari menuju kamar Yibo dan Xiao Zhan.

"Nyonya Xiao!" panggil Jiyang mengecek balkon, dapur, dan juga ruang kerja Xiao Zhan.

Haoxuan juga ikut mengecek kamar, bahkan kamar mandi pun dia cek tetapi tidak ada Yibo disana.

Haoxuan lantas mengeluarkan ponselnya dan menelpon Bibi Xuan Lu.

"Bi, apa Yibo ada disana?" tanya Haoxuan.

"Tidak, Xuan. Apa semua baik-baik saja?"

Terdengar nada panik dari Xuan Lu tatkala Haoxuan bertanya keberadaan Yibo.

"Tidak, Bi. Tadi kami janjian dirumah. Munkin anak itu masih dijalan. Maaf mengganggu, bi."

Haoxuan lantas memutus sambungan telfonnya. Dia berbohong pada Bibi Xuan Lu dan sekarang dia harus bertanya pada paman Yixing.

Jiyang menghampiri Haoxuan. Dia dengan ragu berucap.

"Xuan, bukankah sebaiknya lapor polisi?" ucap Jiyang.

"Hah?"

"Saya sempat menelfon Weilong tadi, dia bilang dia terakhir kali bertemu dengannya sore tadi. Tetapi dia merasa ada mobil sedan yang tengah membuntuti Yibo," jelas Jiyang.

Baru saja tadi dia menelfon Weilong untuk mengatakan pada orangtuanya bahwa Jiyang tidak bisa ikut makan malam tetapi penjelasan Weilong cukup membuatnya merasa curiga dengan kejadian hari ini.

Haoxuan lantas berlari keluar meninggalkan apartemen begitu juga dengan Jiyang. Mereka kini berada di kantor Xiao Zhan.

"Dimana tuan xiao?" Tanya Haoxuan panik.

"Maaf, tuan. Anda siapa?" Tanya sang resepsionis.

"SUDAH KU BILANG DIMANA TUAN XIAO?" Murka Haoxuan.

"Ada apa, Xuan?"

Haoxuan menoleh dan langsung menghampiri Xiao Zhan.

"Yibo menghilang, aku tidak tau dimana dia berada sekarang," jelas Haoxuan.

Xiao Zhan mematung.

"Apa?"

"YIBO HILANG!" teriak Haoxuan.

"BAGAIMANA BISA DIA MENGHILANG?!" ucap Xiao Zhan sembari menarik kerah Haoxuan.

Jiyang yang melihat itu lantas berusaha melepaskan cengkraman Xiao Zhan dari kerah Haoxuan.

"Tuan Xiao. Ini bukan kesalahamn Haoxuan," jelas Jiyang tegas, berusaha melindungi Haoxuan dibalik punggungnya.

"Apa? Bukan kesalahan Haoxuan? BUKANKAH DIA BERSAMA YIBO?!" tanya Xiao Zhan dengan amarah yang memuncak.

"Haoxuan tadi memiliki urusan dengan saya. Jadi dia tidak bersama dengan Yibo," jelas Jiyang sembari menghalangi Xiao Zhan yang akan mencengkram kerah Haoxuan lagi.

Haoxuan disana sudah meneteskan air mata sembari mencengkram jas milik Jiyang. Dia tidak tahu jika hari ini dia menemani Yibo maka mungkin Yibo masih disini bersamanya.

Xiao Zhan bergegas menelpon orang-orang bawahan keluarganya termasuk Yubin.

Yubin yang tadinya sedang menikmati hidup sebagai seorang petani didesa kini harus kembali ke kota dan mencari tuan muda itu. Sudah terlalu lama dia bersantai, kini waktunya dia mengabdi lagi walaupun hatinya sudah hancur berkeping-keping karena Tuannya itu.

Xiao Zhan juga tidak tinggal diam. Dia langsung pergi melesatkan mobilnya untuk mencari dimana Yibo berdasarkan sinyal GPS yang terpasang di ponselnya.

Seseorang dengan hoodie hitamnya berjalan dijembatan penyebrangan. Dengan santai dia mengeluarkan ponsel yang dia pegang dan lantas menjatuhkannya ke sungai.

Dia tertawa pelan dan lantas membuang sarung tangannya juga.

"Ini sangat menyenangkan," ucapnya dan kemudian kembali berjalan sembari merokok.

Kini gilirannya yang bermain. Dia sudah punya bidak untuk digerakan, terlebih dia punya peluang lebih besar untuk menjatuhkan keluarga Xiao.

Tbc

Young [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang