06

436 49 4
                                    

Entah hanya perasaan atau apapun itu. Yibo merasa dirinya tengah diawasi sekarang.

Xiao Zhannya tidak ada dirumah tapi mengapa Yibo merasa seperti tidak sendiri?

Manik coklat itu bergulir menelusuri seisi ruangan kamarnya. Tidak ada yang aneh memang tapi apa mungkin cuman perasaan Yibo?

"Sudahlah, Yibo. Berhenti memikirkan hal yang tidak perlu," gumam Yibo sembari mengusap perut buncitnya perlahan, memberikan kenyamanan bagi sang buah hati.

Yibo rasa moodnya hari ini cukup bagus, jadi dia akan membersihkan kamarnya hari ini.

Pertama-tama, Yibo melipat selimutnya dengan benar merapikan sprei dan juga tatanan bantal.

"Hah, kenapa sangat melelahkan?" gerutu Yibo, padahal dia baru sedikit melakukan pekerjaan.

Kaki jenjangnya ia langkahkan menuju vas yang berada dekat dengan jendela kamarnya. Mengambil semua bunga yang ada disana dan membuangnya ke tempat sampah yang ada didapur.

Usapan lembut ia berikan tatkala perutnya terasa kram. Berjalan perlahan agar tidak terlalu menyakitkan bagi Yibo.

Setelah sampai dikamar Yibo dengan segera merebahkan tubuhnya. Padahal niatnya, dirinya akan melakukan beberapa pekerjaan rumah tapi sepertinya buah hatinya ingin Yibo beristirahat.

"Baiklah, nak. Ayo kita istirahat lagi," gumam Yibo sembari memperbaiki posisi tidurnya.

"Babamu kira-kira sedang apa ya?" gumam Yibo sembari menimang-nimang alasan yang tepat untuk mengganggu suaminya.

Jari lentik itu bergerak diatas layar Hp. Mengetik pesan, namun kembali dia hapus.

"Apa, papa perlu menelponnya?" tanya Yibo pada perutnya.

"Ck, ayo kita ganggu Babamu," ucapnya lagi.

Yibo langsung mendial nomer Xiao Zhan dan tentu saja langsung diangkat oleh Xiao Zhan.

"Tuan Xiao, saya bosan."

Tidak ada jawab setelah Yibo mengutarakan maksudnya.

"Zhange?"

Lagi tidak ada jawaban yang diperoleh Yibo yang dia dapat hanya suara derap kaki.

"Xiao..."

"Ada apa, sayang?" tanya seseorang yang masuk kekamar Yibo dengan telpon yang masih setia dia genggam.

Yibo lantas mematikan telponnya dan mencebikan bibirnya.

"Kenapa, sayang?" tanya Xiao Zhan lembut sembari melepas jasnya.

Pemuda dengan surai coklat itu bangkit dan mendekati Xiao Zhan. Yibo dengan telaten merapikan jas yang sudah Xiao Zhan lepas.

Satu tarikan lembut Xiao Zhan berikan pada pinggang Yibo. Membuat tubuh mereka menempel.

"Ada apa?" tanya Xiao Zhan sembari menyingkirkan anak rambut yang menutupi manik indah milik kesayangannya.

"Tidak ada," jawab Yibo ketus.

Xiao Zhan hanya mampu menggeleng pelan. Tangan yang awalnya melingkar indah di pinggang Yibo kin tangan itu bergerak mengelus perut Yibo.

"Bagaimana keadaan jagoan kecil Baba?" tanya Xiao Zhan.

Yibo menarik sudut bibirnya hingga nampak senyuman manis terlukis diwajahnya.

"Darimana, Zhange tau dia Jagoan kecil? Bagaimana jika dia tuan putri?" tanya Yibo balik, bukannya menjawab pertanyaan Xiao Zhan.

"Tidak masalah. Walaupun dia seorang tuan putri dia juga seorang jagoan karena lahir dirahim seorang berandalan," jelas Xiao Zhan membuat Yibo melongo tidak percaya akan ucapan suaminya.

"Yak!" pekik Yibo tidak terima.

"Kenapa? Tidak terima?" tanya Xiao Zhan sembari menatap Yibo. Yibo yang ditatap begitu pun tidak bisa berbuat banyak, dia hanya mampu memalingkan wajahnya.

Xiao Zhan kembali terkekeh. Dia senang bisa mengerjai kesayangannya itu.

"Yibo, saya akan datang terlambat besok. Apa kamu ingin pulang kerumah mama?" tanya Xiao Zhan.

"Tidak, aku akan disini. Aku tidak enak jika merepotkan mama lagi," ucap Yibo membuat Xiao Zhan paham.

"Mau saya panggilkan Haoxuan?" tanya Xiao Zhan.

"Ide bagus. Nanti aku akan menanyakan padanya," ucap Yibo antusias.

Yibo melirik sedikit kearah suaminya dan dia lihat suami sepertinya tengah banyak pikiran.

"Apa yang Zhange pikirkan?" tanya Yibo.

"Saya hanya berfikir. Apakah kehamilanmu itu aman atau tidak. Saya tidak ingin kehilanganmu maupun anak saya," ucap Xiao Zhan mengutarakan isi pikirannya.

Yibo menepuk pelan lengan Xiao Zhan.

"Jangan khawatir, aku bisa mengatasinya," ucap Yibo meyakinkan suaminya meskipun dirinya sendiri pun tidak yakin dengan apa yang dia katakan.

***

"Besok, anak itu akan sendiri," ucap seseorang memberikan informasi pada pemuda dengan hoodie warna hitam tersebut.

"Song Jiyang," gumamnya.

"Are we going to get it?" tanya seseorang.

"Yes, of course," jawabnya.

Tbc

Lama juga gk update. Ok, semoga suka.

Sekian dari saya, salam manis dari Yuan.

Young [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang