04

554 60 5
                                    

Mr. RN bersenandung pelan. Dia senang bisa kembali, dia juga senang bisa berhadapan lagi nantinya dengan Xiao Yixing.

"Yixing-ah...I'm back," ucapnya.

Mr. RN dengan santai duduk dikursi kebanggaannya, dengan tatapan lurus menatap figura besar yang terpajang diruang tidurnya.

Figura itu mengingatkannya akan kenangan masa lalu.

"Ah...I hope you remember me," gumamnya.

***

Song Jiyang kini tengah menyilangkan kakinya, duduk dengan anggun dan menatap tajam kamera pengawas. Dia tadi sempat diberitahu bahwa Weilong bertemu seseorang di cafetaria dan orang itu Mr.Rn.

"Kenapa dia menemui Mr.RN?" gumamnya.

Jiyang tidaklah bodoh untuk menyadari keanehan yang terlihat pada kamera pengawas. Dia melihat gerak-gerik Weilong dan Mr.RN sedikit aneh.

"Weilong, apa yang kau rencanakan?" gumam Jiyang frustasi.

Dia takut jika apa yang dia pikirkan akan terjadi pada Weilong yang notabennya adik satu-satunya yang dia miliki.

"Aku harap kau tidak melakukannya."

***
Seorang pemuda dengan wajah datarnya kini tengah menatap jengah kantor polisi. Jika bukan karena Xiao Zhan yang menyuruhnya maka dia juga tidak akan mau kemari menemui wanita sialan itu.

"Ayo semangat Yubin!" gumamnya.

Iya itu Yubin, kalau kalian masih ingat dia yang ada dibook sebelumnya alias Just As Unsual, udah baca'kan? Pasti masih ingat siapa dia.

Yubin dengan setelan baju hitamnya berjalan dengan langkah tegasnya menuju polisi dan menyatakan maksud dan tujuannya.

Setelahnya Yubin pun diantar kesebuah ruangan dan dipanggilakan seseorang yang sesuai dengan tujuannya.

Seorang wanita dengan rambut acak-acakkan serta borgol yang terlihat dikedua tangannya kini berjalan dengan wajah tertunduk, layaknya seseorang yang tidak memiliki tujuan hidup.

"Waktu kalian 15 menit," ucap sang penjaga dan langsung diangguki oleh Yubin.

Dengan pembatas kaca yang membatasi mereka tapi Yubin masih bisa melihat jelas betapa buruknya kondisi wanita itu sekarang.

"Apa disini menyenangkan?" tanya Yubin memulai percakapan lebih tepatnya peperangan.

Wanita itu mengangkat wajahnya dan menatap terkejut pada pria dihadapannya, "Yubin?" ucap wanita itu dengan wajah sebamnya.

Yubin hanya tersenyum miring saat melihat keadaan wanita sialan itu yang tampak seperti orang gila.

"Mau apa kau?" tanyanya dengan tatapan tajam.

"Hanya ingin memotret dan mengirimkannya ke Xiao Zhan," ucap Yubin santai sembari mengeluarkan ponselnya dan mempotret wanita itu.

"Dasar psikopat! Apa kalian tidak puas memasukkanku kepenjara, hah?!"

"Kalian menghancurkan masa depanku dan kalian juga membuatku seperti orang tidak waras disini! Apa kalian kurang puas?!" makinya dengan nada tinggi yang menggebu-gebu.

Jangan tanyakan reaksi Yubin selanjutnya. Dia hanya tertawa lepas layaknya seseorang yang tidak pernah melakukan apapun pada wanita itu.

"Xiao Lusi? Hahahahaha, bagaimana seorang anak haram bisa mendapatkan marga Xiao? Kau seharusnya ikut bersama Ibumu sialanmu ke neraka! bentak Yubin.

"Beraninya kau mengatai Ibuku?!" ucap Lusi tidak terima meski dia dan Ibunya juga tidak terlalu dekat.

"Tentu saja! Karena dirimu aku-...."

Yubin langsung menutup rapat bibirnya dan berdecih pelan. Rasanya dia ingin sekali membunuh Lusi hari ini juga tapi dia sadar Lusi dan dia sama.

Yubin dengan kekesalan yang hampir saja membuatnya menyatakan fakta kini dengan kesal melangkahkan kakinya keluar dari penjara.

"Anak dan Ibu, sama saja," gumam Yubin.

Bugh.

Yubin jatuh terduduk karena menabrak seseorang.

"Sorry, are you okay?" tanya pria yang ada dihadapannya.

"I'm fine." Jawab Yubin seadanya meski rasanya bokongnya nyeri mencium lantai.

Yubin mendongak dan maniknya langsung bersitatap dengan manik pria itu.

"Yubin?" Tanya pria itu dengan raut senang dan terkejut disaat bersamaan.

"Maaf, anda siapa?" tanya Yubin bingung pasalnya dia tidak familiar dengan pria dihadapannya ditambah pria itu memakai masker dan kacamata.

"Yubin!" teriak seorang wanita dengan senyum yang mirip seperti Yubin.

"Yuzi?" gumam Yubin dan segera bangkit meninggalkan pria itu.

Pria itu langsung menatap Yubin dan pandangannya juga bertemu dengan seorang wanita yang mirip seperti Yubin.

"Yuzi?" gumamnya dengan raut wajah tidak percayanya.

Bagaimana tidak Yubin dan Yuzi adalah anaknya.

"Do you hate me?" gumamnya.

***

Yubin tidak tahu mengapa tapi dia tiba-tiba teringat pria yang dia tabrak tadi.

"Ada apa?" tanya Yuzi.

"Aku rasa aku bertemu dengannya," ucap Yubin.

"Dia? Bukankah dia di kanada?" tanya Yuzi bingung,

"Ck, kau tau sendiri bagaimana si tua bangka itu," balas Yubin ketus.

"Ah, kau benar," ujarnya pelan.

Yuzi dengan segera menyalakan mobilnya dan membiarkan kembarannya untuk tidur.

"Ck, pria itu membuat Yubin semakin membencinya," gumam Yuzi pelan agar tidak membangunkan Yubin yanb terlihat kelelahan.

Tbc

Hayoloh datang-datang alurnya makin rumit, hahaha.

Maaf kalau misalnya semua cerita Yuan jarang Up.

Sekian dari saya. Salam manis dari Yuan.

Young [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang