Yibo terbangun di ruangan yang dia tidak ketahui ini dimana. Nafasnya tesengal-sengal dengan salah satu pergelangan kakinya diikat ke ranjang.
Dia ingat apa yang terjadi saat dia memutuskan untuk masuk ke mobil pria itu yang ternyata hanyalah perangkap.
"YAK!" teriak Yibo. Namun, nihil seperti yang sudah dia duga, ruangan ini kedap suara.
"YAK, SIALAN!" teriaknya lagi tapi tidak kunjung ada yang membuka pintu.
Tangannya yang hanya dirantai sebelah juga tidak bisa membuatnya melepaskan ikatan rantai yang menjerat tangannya.
"Akh..." erang Yibo ketika perutnya terasa keram.
Dia lupa jika dia tidak sendiriian ditengah bahaya tetapi dia bersama anaknya.
"Jangan terlalu banyak bergerak, tuan."
Yibo menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya yang tengah membawakannya makanan serta air mineral.
"YAK! KAU, LEPASKAN AKU!" titah Yibo tetapi Wanita itu tidak menghiraukannya. Dia lantas duduk disamping ranjang Yibo dan menatap Yibo dengan tatapan yang sulit diartikan.
Jari jemari lentik itu mengelus pipi Yibo membuat Yibo memalingkan wajahnya.
"Kau istri tuan muda Xiao?" tanyanya.
Yibo tidak menjawab, dia tidak ingin menjawab apapun yang wanita itu tanyakan.
Wanita itu terkekeh pelan.
Plak.
Satu tamparan berhasil Yibo dapatkan di pipinya. Yibo merasakan perih dan panas pipinya menjalar.
"Gara-gara kau. Anakku menderita," ucapnya membuat Yibo membeku.
Sekilas memori tentang Lu Si kembali terlintas dibenaknya. Tetapi, bukankah ini karena Lu Si sendiri? Jika saja Lu Si tidak menggugurkan kandungannya dan menikah dengan Yu Bin, bukankah semuanya seharusnya baik-baik saja?
Wanita itu berdecih pelan. Dia merasa jijik berada dekat dengan Yibo. Wanita itu pergi meninggalkan Yibo begitu saja dengan Yibo yang meringis. Bagaimana dia bisa minum jika tangannya dirantai?
Seorang pemuda dengan wajah yang tidak familiar itu memasuki ruangan setelah Wanita tadi.
Dia berjalan menuju Yibo dan melepaskan rantainya. Membiarkan tangan Yibo terbebas. Namun, tidak dengan kakinya.
Pria itu mundur beberapa langkah, menjauh dari ranjang setelah dia berhasil membuka rantai pada tangan Yibo.
Yibo juga langsung bangkit dan minum air yang telah disediakan. Selain dia memikirkan cara untuk kabur, yang terpenting sekarang dia harus berfikir untuk tetap berhati-hati dengan kandungannya.
"Tuan, anda terlihat menyedihkan," ucapnya membuat Yibo menoleh dan mendapati pemuda itu membenahi maskernya.
Percuma jika Yibo teriak. Jadi dia hanya memfokuskan diri menghambiskan makanan serta minumannya.
"Tuan, anda sedang mengandung?" tanyanya lagi.
Yibo melirik pemuda itu.
"Kau? Kenapa kau bertanya?" tanya Yibo sembari memperhatikan pemuda itu dengan tatapan tajam.
"Aku hanya berharap bahwa mereka tidak melakukan apapun pada bayimu, tuan," ucapnya lagi.
"Apa maksudmu?" tanya Yibo.
"Bukankah karena kau, Nona Lu Si kehilangan bayinya?" jelasnya.
Yibo sedikit tertohok mendengar ucapan itu.
"Aku tidak bisa membantu apapun. Tetapi aku hanya bisa membuat bayi itu tetap hidup," ucapnya.
Yibo yang tertegun itu menatapnya lagi.
"Apakah kau bisa membantuku?"
Pemuda itu menghela nafas berat.
"Aku akan membantumu, Wang Yibo."
Yibo membelalakan matanya dan menatap tidak percaya pada pemuda dihadapannya.
"KAU?!"
TBC
Akhirnya up juga. Sekian dari saya, salam manis dari Yuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young [ZhanYi]
Fiksi PenggemarBook ke-2 dari Just As Usual. Hanya Mr. RN yang tahu akhir cerita seperti apa yang dimiliki keluarga Song, Xiao, dan Wang. Dan hanya dia tahu awalnya hingga bermuara sebagai danau teka-teki. Siapakah Mr. RN? Warning! ZhanYi! M-preng. Bahasa non baku...