Pagi harinya, seperti biasa Xiao Zhan akan bangun lebih dahulu. Sedangkan Yibo? Dia masih tidur nyenyak.
Xiao Zhan memperhatikan wajah Yibo yang masih tertidur nyenyak. Entahlah, dia merasakan sesuatu yang membuatnya ragu untuk meninggalkan kesayangannya.
Tangannya terulur, menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi Yibo. Xiao Zhan sedikit membungkuk, mendekatkan bibirnya pada pipi Yibo dan mengecupnya dengan lembut.
Yibo terusik dan perlahan membuka matanya. Dilihatnya Xiao Zhan yang tengah berdiri duduk disampingnya sembari mengusap kepala Yibo dengan lembut.
"Pagi, Zhange," sapa Yibo dengan senyum ceria yang dia tampilkan pada Xiao Zhan.
"Pagi, sayang."
Tangan Xiao Zhan perlahan berpindah dan mengusap perut Yibo.
"Zhange tidak berangkat?" tanya Yibo ketika dia melirik jam.
Xiao Zhan melirik jam dan berdecak pelan.
"Baiklah, aku berangkat. Sudah telpon Haoxuan?" tanya Xiao Zhan memastikan.
"Belum, aku nanti akan menelponnya. Zhange jangan khawatir," ucap Yibo dengan senyum yang meyakinkan.
Cup.
Satu kecupan mendarat dikening Yibo. Dengan senyuman tipis, Xiao Zhan mengusap pipi Yibo dan kemudian bergegas kekantor.
Yibo yang diperlakukan demikian hanya bisa termenung dengan pipi merona.
Kemudian dia menggelengkan kepalanya dan bergegas membersihkan diri.
***
Jiyang dengan wajah batalnya kini duduk dimeja makan yang sudah tersaji beberapa roti dan juga susu. Terlihat jelas bahwa kelopak mata Jiyang sayu menandakan pria itu kurang tidur.
Weilong yang tengah sarapan bersama kakaknya itu bukannya tidak peduli hanya saja, kakaknya bebal jika diberitahu.
"Ge," panggil Weilong membuat Jiyang menoleh.
"Bagaimana jika gege mengajak Haoxuan jalan-jalan? Bukankah setelah pertemuan itu kalian tidak berbicara lewat telfon maupun bertemu lagi?" tanya Weilong menyuarakan isi pikirannya.
Jiyang mendengar itu juga mengerjapkan matanya. Benar juga, mengapa dia tidak berfikir sejauh itu? Batin Jiyang.
"Bukankah itu terlihat tidak sopan, ge?" tanya Weilong sembari mengunyah sarapannya.
Jiyang lantas mengambil ponselnya dan buru-buru mendial nomer Haoxuan.
Weilong hanya terkekeh dan kembali melanjutkan sarapan yang sempat tertunda. Entah mengapa sarapan ini terasa jauh lebih enak dari biasanya.
"Wei?" Suara disebrang sana menjawab tatkala panggilan telpon terhubung.
"Haoxuan. Saya Jiyang," jelas Jiyang.
"Loh? Tuan Song? Ada apa?" Tanya Haoxuan terdengar nada terkejut dibalik suaranya dan itu membuat Jiyang sedikit menyeringai.
"Ada waktu? Bisa temani saya sebentar?" tanya Jiyang.
"Hm? Ada. Bisa."
Haoxuan menjawabnya dengan sedikit ragu tapi tidak masalah bagi Jiyang. Dia akan mencoba mendekatkan diri pada Haoxuan yang akan dia nikahi.
"Baiklah, saya akan segera kesana," ucap Jiyang dan kemudian mematikan secara sepihak ponselnya.
Dengan terburu-buru Jiyang bangkit dan berniat untuk mandi tetapi suara adiknya kembali membuatnya berhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Young [ZhanYi]
FanfictionBook ke-2 dari Just As Usual. Hanya Mr. RN yang tahu akhir cerita seperti apa yang dimiliki keluarga Song, Xiao, dan Wang. Dan hanya dia tahu awalnya hingga bermuara sebagai danau teka-teki. Siapakah Mr. RN? Warning! ZhanYi! M-preng. Bahasa non baku...