Gloura berlari dengan tergesa menuju ruangan kelas nya karena merasa terlambat,dia takut jika guru pengawas di kelas nya sudah datang lebih dulu dari nya,namun sampai sana dia menghela nafas lega saat meja guru di depan masih kosong.
gadis itu mencoba menetralkan kembali pernafasan nya sebelum melangkah masuk kedalam kelas.
"Tumben Lo kesiangan lagi"sembur Zelin begitu melihat Gloura masuk kedalam kelas.
Gadis itu tak menjawab,dia menaruh ransel nya di bawah meja dan mendudukan bokong nya diatas kursi,tubuh nya seketika berputar kebelakang."gue gak dibangunin tadi pagi"
Setelah itu Gloura kembali menghadap ke depan.
Zelin hanya menganggukkan kepala tanpa membalas,setelah itu guru pengawas yang sudah mereka nantikan sedari tadi datang ke kelas.
*****
Gloura Baru saja keluar dari salah satu bilik toilet yang baru saja ia tempati lalu berjalan kearah kantin untuk menyusul Zelin dan Aruna yang sudah duluan ada disana.
Baru Lima langkah dirinya berjalan keluar dari sana,ia bisa melihat bahwa di hadapan nya saat ini ada seseorang yang sedang berdiri menghalangi jalan nya,Gloura mendongak menatap orang tersebut dengan raut bingung.
Sebenarnya Gloura ingin bertanya,untuk apa lelaki itu berdiri di depan toilet perempuan? Namun karena ia masih ingin menghindarinya,dia pun langsung memilih pergi saja dari sana tak mau terlalu lama bersitatap dengan mata itu.
Tetapi sebelum itu tangan Gilang sudah lebih dulu menghentikkan langkah Gloura,lelaki itu kembali menarik lengan gadis itu supaya berdiri di hadapan nya.
Gloura berusaha melepaskan cengkraman tangan besar itu dari lengan nya,tanpa menunggu lama Gilang segera melepaskan nya dan mulai menatap gadis itu dengan tatapan dingin andalan nya.
"Mau apa kak"ucap Gloura memberanikan diri membuka topik.
"Kenapa Lo menghindari gue akhir akhir ini?"tanya lelaki itu to the point.
Selama beberapa hari kebelakang Gilang merasa bahwa Gloura tak pernah lagi curi curi perhatian atau bahkan sekedar menyapa nya,hal itu tentu membuat Gilang merasa sedikit aneh walaupun dia berusaha untuk mengabaikan hal tersebut tetapi tetap saja rasanya seperti ada yang kurang.
"Gapapa kak,lora permisi"pamit gadis itu dengan sopan sambil melewati tubuh Gilang begitu saja.
"Bukan itu jawaban yang gue mau"ucap Gilang yang sukses menghentikkan langkah gadis itu.
Gilang membalikkan badan nya,menghadap Gloura yang masih berdiri memunggungi nya.
"Sekali lagi gue tanya,apa alasan Lo ngehindarin gue?"ulang nya tak pantang menyerah sebelum ia mendapat jawaban yang pasti.
Gloura menghela nafas,dia memutar tubuh sepenuh nya kebelakang,bisa ia lihat lelaki itu tampak terlihat santai berdiri di sana.
"Emang nya kenapa kalo aku menghindari kamu ka?"tanya Gloura balik.
Kali ini Gilang diam,bingung harus menjawab apa,tidak mungkin juga dia berkata jujur bahwa ia merasa—kehilangan?
"Gue minta Lo jawab pertanyaan gue bukan malah ngasih pertanyaan balik ke gue"tekan nya tak mau kalah.
Gloura menghela nafas sejenak,lalu kembali melangkah lebih dekat."untuk apa kamu ingin tau alasan nya kak? Bukan kah itu bagus ya,dulu kak Gilang selalu minta aku buat pergi kan,gausah ganggu lagi,sekarang aku lakuin kak"
Sekarang Gilang benar benar diam,dia merasa kehabisan kata kata,apa yang di ucapkan gadis itu memang benar dulu ia sering kali mengusir Gloura agar menjauh dari hidupnya,tetapi setelah itu terjadi dirinya malah memprotes tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Doctor [Tahap Revisi]
Ficção AdolescenteJovanka arsenio cavero seorang dokter muda yang berusia 27 tahun harus dipaksa menikah oleh ibunya karena kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dengan seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA Gloura Auristella Giama si gadis nakal namun jug...