[ Chapter 4 ; Duende ]
ㅡ
the mysterious power of art to deeply move a person
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah dua hari berlalu sejak pertemuan yang cukup membuat terkejut saat itu. Kini warga Kerajaan Baratheos dan Kerajaan Alderchy sedang bergembira ria setelah pengumuman bahwa putra mahkota Heeseung El Baratheos akan bertunangan dengan putri Jelisa De Alderchy.
Tampak sisi-sisi jalanan di hiasi banyak bunga dan beberapa pita cantik. Pertunangan kedua pasangan itu akan di adakan dua hari lagi berdekatan dengan acara perburuan antar kerajaan setiap tahunnya.
Pihak yang ingin bertunangan sendiri sudah sibuk hingga tidak bisa menemui satu sama lain. Hal itu membuat salah satu dari mereka merasa frustasi karena rindu selama 2 hari ini tidak menemui kekasihnya.
"Kakak! Mau sampai kapan kakak akan bergelung dengan selimut itu!" tanya lebih muda kepada kakaknya
"Diamlah aku tidak memiliki energi untuk berjalan ataupun bangkit sekalipun, aku merindukan kekasih manisku" sendu Heeseung.
Ya kalian bisa menebak jika itu adalah riki dan heeseung berada di kamar milik heeseung. Karena lelaki itu sejak kemarin mengeluh merindukan kekasihnya ah ralat lebih tepatnya calon tunangannya.
"Ternyata benar kata para pelayan jika kak jelisa memiliki peran besar terhadap dirimu"
Heeseung tidak menjawab ocehan itu tapi ia membenarkannya dalam hati. Kekasihnya memiliki peran sangat besar dalam hidupnya.
"Andai saja kak jelisa menolak pertunangan ini, aku akan bersedia menikahinya sekarang" sambung riki
Perkataan itu membuat heeseung yang semula tidak memiliki tenaga langsung menarik kerah kemeja milik riki ke arah belakang.
"Aduh kakak aku tercekik! Lepaskan uhuk"
Riki berusaha agar tidak mati secara konyol di tangan kakaknya. Ia berusaha melawan tapi kekuatan kakaknya lebih besar darinya.
"Apa yang kau katakan tadi? Kau ingin aku melemparmu ke lembah Dearwom?" ancam heeseung
Lelaki mungil yang berada dalam genggaman heeseung menggeleng kasar. Ia tidak mungkin mati di lembah kematian itu tapi ia juga tidak bisa mati karena tidak bernafas. Ia tidak ingin mati sebelum melihat kak jelisanya yang cantik besok.
"Kakak lepaskan uhuk aku tidak mau mati konyol karenamu"
Heeseung melepas kasar tarikannya dan menatap sinis sang adik yang tengah mengais nafas dalam-dalam.
"Aku tidak mengerti kenapa kak jelisa mau menikah dengan monster sepertimu kak" ucap riki lalu berlari sebelum monster itu kembali mengamuk.
Sedangkan heeseung hanya geram dengan tingkah adiknya itu. Ia tidak serius jika ia marah hanya saja ia tidak suka jika ada orang bercanda dengan mengambil kekasihnya darinya.
antara tidak suka dengan cemburu beda tipis ya.
.
.
.
.Jika di kerajaan Baratheos sang putra mahkota terlihat tidak bersemangat lain dengan di kerajaan Alderchy terlihat jelisa sangat bersemangat dengan harinya tidak dengan kakaknya yang kedua yang lemah lesu mengikuti kemana adiknya pergi.
"Jelisa, tidak bisakah kau menolak pertunangan itu? Apa kau tahu aku tidak bisa hidup tanpamu?" ucap sunoo memelas lagi pada adiknya.
Sedangkan jelisa kembali menghembuskan nafas kasar. Telingannya sudah berdenging bahkan bibirnya sudah berbusa menjelaskan semuanya pada kakaknya itu.
Tetapi tetap saja Sunoo Van Alderchy tidak ingin adik manisnya di miliki orang terlebih orang itu heeseung yang keras kepala.
"Lalu apa aku harus membelah diri agar aku bisa bertunangan?" tanya jelisa menatap kakaknya yang tengah memelas di hadapannya.
"Jika kau bisa maka lakukanlah"
Jawaban yang cukup membuat jelisa ingin mengigit pipi kakaknya dengan kasar. Tanpa sadar matanya menangkap kakak pertamanya sunghoon melintasi ruangannya.
"Kak sunghoon! Bawa saudaramu keluar telingaku berdenging mendengar rengekkanya" pekik jelisa membuat si pemilik nama menoleh
"Tidak, aku tidak akan kemana mana sebelum jelisa menolak pertunangan itu" ucap sunoo panik ingin mendekati sang adik namun kerah kemeja bagian belakang miliknya sudah di tarik lebih dahulu oleh Sunghoon.
"Jangan menganggunya lebih baik kau bantu aku menyelesaikan tugas kerajaan" ucap sunghoon lalu menarik kerah sunoo menuju keluar
"Tidak aku akan tetap bersama jelisa, tidak lepaskan aku kakak!"
Sunoo berusaha memberontak namun apa daya kekuatan sunghoon lebih kuat darinya. Ia akhirnya tetap pasrah mengikuti sunghoon. Sedangkan jelisa terkikik kecil melihat kakaknya di seret seperti itu.
Setelah kedua kakaknya menghilang dari pandangannya. Ia berjalan menuju meja dekat jendela ruangannya. Bibirnya tersenyum melihat beberapa surat yang di kirimkan heeseung kekasihnya.
Kemudian pandangannya mengarah ke arah luar jendela. Tepat suasana taman kerajaan menyapanya. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang, ia merasa gelisah sejak kemarin.
Takut akan terjadi sesuatu yang buruk pada keluarganya ataupun orang di sekitarnya. Tangan mungilnya perlahan terangkat menyentuh jendela tersebut. Ia merasakan sesuatu akan terjadi besok entah apa ia tidak mengetahuinya.
Tanpa mereka sadari jika jauh dari kedua kerajaan. Terlihat seseorang tengah menyeringai melihat sebuah undangan yang ada di meja ruangan milik bawahannya. Tangan miliknya mengambil undangan tersebut.
"Jadi dia benar-benar akan bertunangan?" ucapnya setelah melihat nama yang tertulis dalam undangan tersebut.
"Duke hyunjae, tolong kau siapkan beberapa orang kita aku ingin memberikan hadiah yang istimewa untuk putra mahkota heeseung"
"Baik yang mulia" jawab orang yang memiliki nama hyunjae tersebut sebelum mengundurkan diri pergi dari ruangan itu.
"Mari kita lihat apakah putra mahkota heeseung menyukai hadiah dariku"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade ft. Lee Heeseung
Historical Fiction"Jangan melihat yang lain jika kau masih menjadi milikku disini" start publish : 31 August 2021 finish : ©2021 August, deejiyaa highest ranking #leeheeseung [05]