[ Chapter 7 ; Cafunè ]
running your fingers through the hair of someone you love.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah jungwon pergi meninggalkan ruangan jelisa. Kini jelisa tengah bersiap untuk makan malam dengan anggota kerajaan Baratheos.
Dengan gaun berwarna cerah seperti dirinya dan hiasan rambut yang membuatnya bersinar setiap waktu.
"Tuan putri, putra mahkota sudah menunggu anda di luar" ucap yera yang berjalan mendekatinya.
Perlahan jelisa bangkit dari duduknya dan menghampiri orang yang sudah menunggunya didepan ruangannya. Jelisa bisa melihat senyum manis terlempar ke arahnya.
Membuat jelisa ikut tersenyum ia mengakui jika senyuman kekasihnya sangat manis hingga bisa membuatnya pingsan kapanpun.
"Apa kau sudah siap sayang?" tanya heeseung begitu melihat jelisa tersenyum ke arahnya sembari mengulurkan tangannya ke arah jelisa.
Tanpa melunturkan senyumnya jelisa mengangguk dan menyambut uluran tangan heeseung. Mereka pun mulai melangkah menuju ruang makan kerajaan.
Cup
Heeseung tidak tahan melihat betapa cantik dan menggemaskannya hari ini. Ia pun melayangkan kecupan pada tangan kekasihnya yang ia genggam. Ia tidak mengerti apakah jelisa memang seperti ini atau karena efek rindu selama beberapa hari tidak bertemu kekasihnya.
"Kau sangat cantik hari ini, hingga ingin membuatku mengurungmu saja" bisik heeseung.
Pipi jelisa bersemu seketika ketika kekasihnya mulai menggodanya. Ia salah tingkah terlebih kekasihnya langsung tertawa ketika melihatnya salah tingkah.
"Jangan menggodaku kak atau aku akan marah kepadamu!" ancam jelisa namun tidak menghilangkan senyum manisnya.
Karena mereka sudah mencapai ruangan yang di tuju membuat heeseung mau tidak mau berhenti dan kembali memasang wajah datar khasnya.
Ia memang seperti itu akan hangat dan lembut ketika ia bersama jelisa bergitu sebaliknya. Jarang para pelayan menemukan putra mahkotanya tersenyum kecuali ketika putra mahkota tengah menerima surat dari putri jelisa.
"Putra mahkota heeseung dan putri jelisa memasuki ruangan"
Pandangan semua orang di dalam ruangan tersebut teralihkan ke arah pintu. Terlihat sepasang kekasih tengah memasuki ruangan. Semua orang menyambut mereka dengan senyuman.
"Semoga matahari selalu menyertai dan menyinari anda yang mulia" ucap jelisa memberi hormat kepada Raja Baratheos
"Silahkan duduk putra dan putriku" ucap raja menyambut mereka dengan senyuman hangat
"Kak jelisa, sangat cantik hari ini" puji riki yang duduk dihadapannya.
"Benar aku menyetujuinya kau cantik hari ini putri kecil" tambah jay
Jelisa menjadi salah tingkah di puji oleh orang yang termasuk saudara kekasihnya.
"Tentu saja dia tunanganku sudah pasti cantik" ucap heeseung dengan bangganya bisa memamerkan jelisa walaupun sebenarnya jelisa tetap cantik memakai pakaian apapun.
"Jika saja waktu itu aku yang bertemu jelisa pasti ia sudah menjadi kekasihku" sinis jay
"Tidak! Harusnya aku yang lahir dulu bukan kak heeseung agar aku bisa menikahi kak jelisa" sanggah riki
"Apa apaan kalian jelisa hanya milikku!" kesal heeseung ketika kekasihnya di perebutkan oleh kedua saudaranya yang tidak memmiliki akal itu.
"Sudah jangan bertengkar disini kalian bisa melanjutkannya di tempat latihan" tegas Raja Baratheos yang mampu membuat ketiga pemuda tadi diam.
Jelisa hanya menampilkan senyum walaupun sebenarnya ia sedang berusaha menahan tawa. Iris matanya tidak sengaja menatap jungwon yang juga menatapnya.
Tubuhnya sedikit tertegun ketika jungwon menampilkan seringai tipis ke arah mereka. Namun sesaat kemudian ia kembali memasang wajah tidak melakukan apa apa dan menyantap makanan yang tersaji.
Kekasih heeseung itu masih kalut tentang apa maksud jungwon menyeringai seperti itu. Hingga tangan heeseung menyentuh tangan jelisa yang membuat sang empu menoleh. Jelisa memberikan heeseung senyuman manisnya
Heeseung sedikit khawatir ketika kekasihnya diam ketika mereka mulai menyantap makanan. Tapi semua khawatirnya ilang begitu saja ketika jelisa tersenyum ke arahnya. Dan keduanya pun ikut menyantap makan malam bersama.
.
.
."Apa yang kau pikirkan? Apa ada hal yang membuatmu terganggu?" tanya heeseung pada jelisa yang tengah mengelus rambutnya.
Kini kedua kekasih itu tengah menikmati waktu bersama di ruangan milik jelisa. Heeseung menidurkan dirinya di paha jelisa dengan nyaman.
Jelisa yang sedari tadi melamun pun menunduk menatap kekasihnya ketika kekasihnya itu bertanya padanya.
"Tidak, aku hanya gugup tentang besok" jawab jelisa dengan di sertai senyuman manisnya.
"Untuk apa harus gugup? Bukankah semua orang sudah tau kau adalah kekasihku bahkan kerajaan luar saja tahu akan hal itu"
Heeseung benar semua orang mengetahui hubungan mereka. Namun sayangnya bukan itu yang ia khawatirkan melainkan ekspresi jungwon menyeringai itu yang mengganggu pikirannya sejak tadi.
"Kak, aku gugup karena besok akan menjadi hari terakhirku sebelum para wanita yang terobsesi padamu menghabisiku" sungut jelisa
Ia juga khawatir dengan hal itu terlebih putri duke victorn sangat menyukai heeseung sejak kecil. Pernah putri victorn mengajaknya ke sebuah labirin dan meninggalkannya sendirian disana.
Ia ketakutan waktu itu dan hari sudah gelap tapi ia masih belum.bisa keluar dari labirin itu. Hingga heeseung menemukannya menangis di bawah pohon yang ada di labirin itu.
"Itu tidak akan terjadi aku akan melindungimu segenap hatiku, kau berharga untukku sayang"
Jelisa mengulum senyumnya ketika kekasihnya mulai berprilaku manis seperti ini. Keduanya saling mencintai melengkapi kekurangan masing masing.
Ia bahkan masih ingat ketika mereka ketahuan memiliki hubungan oleh kedua kakakny yang saat itu melarang siapapun mendekati adik mereka.
Heeseung pemuda saat itu teguh di perintah bahkan di perbudak oleh kakaknya hanya untuk mendapatkan restu untuk menjaga adik mereka tercinta.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade ft. Lee Heeseung
Historical Fiction"Jangan melihat yang lain jika kau masih menjadi milikku disini" start publish : 31 August 2021 finish : ©2021 August, deejiyaa highest ranking #leeheeseung [05]