1

499 125 42
                                    

Aku duduk mendekatinya karena kursi sebelahnya masih kosong.Ketika aku memberanikan diri mengangkat wajah, ia membuang muka, dengan gerak lembut seperti seorang pertapa. Ia orang suci, dan orang-orang suci memang selalu menggerakkan diri seperti itu, lembut, mirip adegan gerak lambat di film-film, dan udara di dalam bis ini terasa kian dingin. Aku menggigil oleh udara yang kian dingin saat dia membuang muka.

Aku dan Kheyla duduk di kursi kedua bagian kiri,bis berangkat dengan bebunyian yang riuh dari semua bagian.Aku mendengar teman-teman dibelakang ramai dengan celoteh - celoteh tidak jelas, kepalaku ingin menoleh ke belakang ,tapi pikiranku tertuju helai - helai rambutnya yang terangkat oleh angin yang di kipaskan dari tanganya.
Kulihat ia agak kepanasan duduk disampingku .Aku yang seorang brandalan,Dan Dia tanpa tersenyum dengan bibir merahnya.

Kheyla bergeser ke tepi jendela yang menghadap belakang. Ia terlihat seperti mengambang.Seperti orang kebingungan,mencari teman karibnya yang seharusnya menemani duduk disampingya.Bukan aku yang tentu sangat asing baginya,jangankan saling sapa selama ini mengenaliku saja tidak.Aku terpaut sekitar tiga tahun lebih tua dari gadis manis berlesung pipi ini,dan bola matanya yang sangat memikat siapa saja yang diajak bicara.

Kheyla ajining damayanti nama lengkapnya gadis tetanggaku yang rumahnya berjarak tidak lebih dari limaratus meter,dari rumahku, astaghfirullah sekali,kemana saja aku selama ini.

"Nina dibelakang " ucapku seraya membetulkan posisi dudukku yang sedari tadi tidak nyaman.

"Hey La ,Aku disini. "Teriak Nina Sambil melambaikan tangan,suara Nina yang melengking terdengar sangat jelas diantara penumpang yang mulai hening dan tenang.

" Ya. "Cuma itu yang kudengar jawaban Kheyla yang menganjak 19 tahun ini mulai nampak tenang, setelah mengetahui keberadaan teman akrabnya.

Lalu Kheyla menyodorkan permen padaku,tentu saja aku berterima kasih dalam hati,sebab itu pertanda aku diizinkan duduk disampingnya.

Ketika aku memberanikan diri menatap wajahnya, ia membuang muka lagi.

Kuceritakan kepadanya masa kecilku dan kusampaikan beberapa hal dari masa lalu yang kupikir bisa membuatnya lekas mengenaliku, namun ia tidak menanggapi seperti yang kuharapkan dan menyangkal apa saja yang kukatakan.
Tak biasanya aku segrogi ini, mulutku seperti terkunci, mengucap satu per satu kata saja seperti bayi yang baru belajar bicara,apakah karena kesholehahanya yang membuat aku begini.TIDAK,banyak teman perempuan yang lebih sholehah tapi aku tidak senaif ini,atau karena kecantikanya?.Mungkin dua - duanya yang membuat aku serba salah tingkah ini,kenakalan remajaku rasanya hilang seketika dihadapan Kheyla ini.

Hanya sebentar aku ngobrol disaat berangkat ini,mudah - mudahan bis ini menepati janji sampai tujuan. Bis bobrok dan suram,seperti bukan bis.seperti makhluk buruk rupa, Terlalu bobrok dari jogja ke baturaden.Kudoakan lain kali kami cukup uang untuk naik bis bagus. amiin.

Selebihnya aku dan Kheyla lebih banyak menikmati perjalanan seperti pasangan yang baru bertengkar.Kheyla menyandarkan tubuhnya yang lencir dan berkulit putih susu ini ke jendela,sambil menikmati lagu kesukaannya dengan earphone, dan tas ransel ditengah kursi sebagai tanda perbatasan.Ingin sekali aku membuang tas itu agar aku bisa lebih dekat bersanding dengan Gadis manis ini. Tetapi kurasa itu bukan perbuatan yang pantas.Dia juga pasti menduga aku berniat kotor jika tidak ada tas ditengah kursinya. Aku memilih cara sopan pura-pura tidur sambil sesekali meliriknya.

Kami saling diam, selalu begitu setiap kali bercakap-cakap berdua, sering ada, sering jeda, sering ada situasi canggung.

Ditengah kejenuhanku dengan suasana kaku yang hampir setengah hari perjalanan ini,Bis tiba - tiba berhenti pertanda sudah sampai tujuan.

Namaku Roni.s. kurasa ayah ibuku tau itu pasti punya arti yang bagus.
tapi teman - teman dan orang terdekat memanggil ku Tong.

Aku tidak sakit hati meski nama itu memberiku perasaan lebih jelek daripada wajahku,meskipun Aku sebenarnya lebih ganteng dari pada mereka,kalau di lihat dengan sedotan es,ganteng yang pas-pasan,tentu saja itu menurut versiku. Dan terskesan aku ini gendut meskipun tubuhku atletis tinggi dan boleh dibilang macho.

Aku keluar dari bis bobrok ini terakhir setelah semua peserta rombongan ini turun.Aku berjalan seperti orang tidur dan mereka menyapaku" Hangat nggak tong?."

Ndasmu! batinku. tapi aku tersenyum.

Kami tiba dibaturaden siang hari.Langit sangat terang, tetapi matahari terhalang pohon-pohon yang menjulang tinggi.Angin bertiup dari bukit,menggoyangkan batang-batang dan daun - daun pepohonan,dan mengirimkan hawa dingin ke kulitku.

Hanya sebentar aku menikmati pemandangan tempat wisata ini. menghindari kerumunan-kerumunan pengunjung yang lain.Aku bergabung rombongan teman - teman yang sedang duduk melingkar dengan botol minuman ditengahnya.

" Ayo Tong angkat gelasnya." Bowo sang bandar, menyodorkan segelas beer kepadaku.Tanpa basa-basi langsung ku tenggak karena memang pegunungan ini memiliki hawa yang dingin.Sangat cocok  untuk menghangatkan badan.kepalaku sedikit mulai berat.

"Kamu beruntung duduk disamping Kheyla si kembang desa".kata yoga.
dan aku tidak menjawabnya.

"Tong.. minum lagi,Tunjukan pesonamu Tong"andri kali ini yang menyodorkan gelas padaku.

"Okey" jawabku.
Pikiranku mulai normal,tidak gelisah lagi,semangat kembali bergairah setelah setengah hari di dalam bis seperti ngomong sama patung,dingin tidak nyambung dan serba salah tingkah , seperti ikan didalam kulkas dingin dan tidak bisa bergerak,karena memang mati.














Kursi kosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang