6

324 91 19
                                    

Aku menunggu di gang gelap belakang masjid, dibawah sinar lampu yang terhalang oleh daun-daun pohon dan penyangga atap.lampu yang berkedip-kedip.sekarat,aku benci lampu yang sekarat:seperti morse, seperti sandi yang sengaja dikirimkan kearah gelap untuk memanggil hantu.

Rasa takut tak kupedulikan lagi,disini tempat Aku sering bertemu Kheyla,sehabis dia selesai mengaji. Aku masih setia disini,menunggu Kheyla lewat lorong gelap ini ,hanya jalan ini satu-satunya yang bisa dia lewati,lamat - lamat aku melihat perempuan melintas namun lagi-lagi lagi bukan Kheyla.

"Ron." Nina membuyarkan lamunanku,"Nunggu Kheyla ?."
Tanya Nina yang biasanya selalu pulang bersama Kheyla .

"Iya Nin,dimana Kheyla ?."

"Sudah lima hari dia tidak berangkat ngaji."

"Kenapa?."

"Ketempat alya mungkin,akhir - akhir ini Kheyla sering pergi sama Alya, urusan cowokya."

"Cowoknya Alya?."

"Cowoknya Kheyla ,masak kamu gak tau?."

"Maksudmu Kheyla sudah punya cowok? ."

"Nggak tau, katanya sedang punya masalah gitu."

"Masalah apa? "

"Terakhir ketemu saya dia bilang punya masalah,kheyla sedang bingung mikir kamu."

"Maksudmu Kheyla mau jadi jadi pacarku Nin?".

"Bukan, dia hanya pura-pura mencintaimu, pura - pura baik sama kamu, Awalnya bukan cinta sungguhan.Hanya agar Chandra cemburu dan Menyatakan cintanya pada Kheyla.Itu sebabnya Kheyla kemana - mana selalu mengajakmu. "Kata Nina sangat jelas ditelingaku.

"Tapi ciuman di dalam Bis itu?."
Aku setengah berbicara sendiri dan membuat Nina sedikit kaget.

"Kheyla nggak cerita kalau soal itu.Dia hanya curhat,kalau ternyata memang hanya kamu bisa membuat dia tertawa disaat kegelisahan dan ketidakpastian Chandra.Dia sangat terhibur dengan banyolan-banyolanmu."

"Ternyata cuma dianggap badut."

Aku hanya diam sebelum Nina pergi.
Kheyla memang sudah mulai berubah,kheyla yang dulu hanya sering mendekam di dalam rumahnya,sekarang mulai sibuk dengan dunia luar.Meskipun rumah Alya jauh namun sekarang Alya adalah teman curhat Kheyla yang paling dipercaya.
mungkin dia bisa jadi pendengar yang baik.

Perutku sudah berbunyi, sudah setengah sembilan malam dan saya belum makan,Terakhir kali makan tadi pagi. Tapi aku harus ketemu ida malam ini.

Akhirnya Kheyla dan Alya melintas dengan motonya dan kuhentikan di lorong gang gelap ini,kheyla turun dan Alya langsung pamit pulang ,seolah memberi kesempatan untuk kami bertemu,Alya sangat tanggap dengan maksud tujuanku.Aku mengajak bicara Kheyla namun aku tidak segera bicara ketika kami sudah duduk berdua dan aku mendengar bunyi nafasnya malam ini.

"Kamu Tidak apa kan La?. "
Ia tersenyum, tetapi terlihat seperti meringis.

"Aku Baik-baik saja, Tapi Sebaiknya Kamu jangan sering-sering kerumahku dulu Ron."

"Kenapa La?."

Kulihat ia hanya diam.Seperti sengaja merahasiakan dariku.

"Yuk,Antar aku makan ditempat biasanya La,lapar dari tadi nunggu kamu."

"Sudah malam,Lagian aku baru saja makan sama Alya."

"Sama Chandra juga kan?.

"Iya."
Kulihat Kheyla menunduk sambil memainkan kuku cantiknya.
Pikiranku langsung teringat apa yang diucapkan Nina tadi.

"Ah,Sialan Alya."umpatku

"Ngapain kamu sewot sama Alya."

"Ya jelaslah, Sekarang kamu sering boncengan sama Chandra. Gara-gara Alya,kan?."

"Heh,aku cuma teman sama Chandra.
kenapa jadi Alya yang salah?. "Kheyla mulai gusar.

"Tapi kan saya jadi malu,orang -orang bilang ke saya tu pacarmu kencan sama cowok barunya!. "Kutatap Kheyla dan dia diam sejenak seperti mengumpulkan kata-kata untuk di ledakan.

"Sejak kapan kita pacaran, kamu kan juga sering pergi sama cewek selain aku. " Dia mengangkat wajahnya ketika kutatap dengan lebih dekat, cahaya matanya seperti kilau belati.
Seolah saat itu menghunus belatinya untuk membunuhku,dan aku tak memiliki secuil pun harapan untuk membalasnya.

"Seharusnya aku yang malu,"Kamu sering jadi omongan, gonta-ganti cewek. "Lanjut Kheyla.

"Nggak lah mereka cuma teman semua."Balasku.

"Berarti samakan,Chandra juga cuma teman."Kheyla sambil mengusap matanya yang berkaca-kaca.

"Maafkan Aku ya La, aku sangat cemburu ."Sambil ku raih dah kupegang tangan Kheyla.

"Lagian kita kan cuma berteman."
sanggahnya seraya menyingkirkan tanganku.

Beberapa kali Aku berniat menyampaikan "Aku cinta padamu"
dan selalu mengurungkanya lagi sebab udara terasa sangat dingin setiap kali Aku hendak mengucapkan kalimat itu,Dan Aku menggigil  dan kalimat itu belum pernah terucapkan sampai saat ini.
Aku akhirnya mengatasi serbuan hawa dingin itu dengan pepatah yang sembrono bahwa : Cinta tidak perlu dinyatakan,Hanya perlu ditunjukkan dengan perbuatan.

"Sebenarnya Aku hanya tak ingin teman-teman baikku terkena kutukan seperti yang diramalkan."ucap Kheyla lirih.

"Maksudmu?."

"Setiap tahun selalu saja ada teman atau orang terdekatku yang jadi tumbal,entah mengapa semua itu bisa terjadi."

"Ngelindur kamu La,
hari gini percaya tahayul."jawabku tak percaya.

"Ron,itulah sebabnya saya punya rencana ingin merantau ke ibukota,setelah dua tahun baru saya bisa bebas dari kutukan."

"Makin nggak jelas omonganmu La."

"Aku tak ingin kamu kena kutukan ini,karena posisimu sekarang adalah orang terdekatku."
jelas Kheyla sangat serius.

"Siapa yang punya pikiran aneh seperti itu,hidup dan mati itu di tangan tuhan,bukan di tangan peramal."

"Sulit dijelaskan,tapi buktinya sudah empat orang terdekatku meninggal tidak wajar,dan sekali lagi aku tak ingin itu terjadi padamu."

"Berarti  kamu anggap Aku sebagai orang spesial bagimu?"tanyaku pelan.Kheyla tidak menjawab dia hanya menundukkan kepalanya.

Mendadak gugup perasaanku antara senang dan tidak percaya dengan sikap Kheyla malam ini,ia sangat pandai memberi harapan pada laki-laki,dan Aku masih percaya dengan nasehat Nina beberapa waktu lalu,jangan terlalu berharap.Bisa saja ini adalah cara agar Aku segera menjauh darinya.



Kursi kosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang