3

401 117 27
                                    

   Dua minggu setelah pertemuan, Aku memberanikan diri menemuinya malam ini.Setelah berhari - hari aku bergelut dengan apa yang berkecamuk di hati ini.Aku penasaran, apakah ia secantik yang pernah ku tatap wajahnya saat aku teler.

  Aku sedang menapaki jalanan sepi pinggiran sungai untuk menemuinya sekali lagi.Sengaja mengendap - ngendap lewat jalan tikus ini, agar tidak diketahui tetanggaku yang sedang ngrumpi di ujung gang menuju rumah Kheyla ini.
Rimbunan pohon bambu di bagian atas rumahnya, membuat suasana malam menjelang isya' ini kelihatan angker dari biasanya. Sayup-sayup telingaku menangkap suara gemercik  grojokan air sungai dekat rumah Kheyla yang terdapat jembatan kecil di atasnya.

  Sudah kuniatkan hari itu untuk kembali menemui gadis itu, untuk mengamati lebih cermat pelupuk matanya, untuk memastikan bahwa aku mengenali pelupuk mata itu. Pada percakapan pertama kami, yang tak pernah kuduga akan membuat tatanan duniaku seolah berubah.dan aku berniat menemuinya sekali lagi untuk memastikan dia masih mau mengenaliku lebih dalam lagi.Sebelum dia meludahi dan menghancurkan harapanku.

Aku sempat sekilas melihat wajahnya di balik kaca jendela,sebelum ia membuka pintu depan rumahnya dan memberi senyum termanisnya,dengan tanganya sendiri ia membuka pintu. Rambutnya panjang melewati bahu dan pelupuk matanya memberiku perasaan tenteram yang pernah kunikmati hari - hari yang lalu. Raut mukanya memang membuat udara terasa dingin, tetapi pelupuk matanya memberiku kehangatan.

Baru kali ini aku masuk rumah Kheyla meskipun hanya tetangga.

"Kok bisa sampai sini?."

"Bisalah,cuma beda rt kok ndak bisa."

"Maksudku...., "

Kupotong ucapan Kheyla sebelum menyelesaikan pertanyaannya daripada aku harus berbelit -belit menjawabnya.

" Eh, fotonya katanya sudah jadi?."

"Emang ada fotomu,kan kemarin sibuk mabuk."

"Bahas trus,itu yang terakhir. "

"Mau minta fotoku?"

"Cuma mau nonton aja"

"Hemm.. kangen ya? takut kehilangan ?" raut muka Kheyla nyengir kege'eran.

"Aku pulang saja."

"Halah cuma bercanda."
lalu kami diam beberapa saat.

"Silahkan masuk,Sebentar saya buatkan minum Ron."

Kheyla masuk melewati ruang parkir sepeda motornya sebelum ke ruang Dapurnya.

Kulihat cicak yang merambat di dinding ruang tamu ini, kulihat hiasan dinding, tulisan kaligrafi dan sarang laba - laba.
Kusapukan mataku ke apa saja yang ada dirumahnya,kuperas otakku untuk membuat sebanyak mungkin pertanyaan, sebab aku tak ingin terlihat kaku bicara seperti pertama kami bertemu.

Kami hanya berdua di ruangan ini,keluarganya berada diruang sebelah belakang rumahnya, percakapan kami berlangsung hingga jam sembilan malam.Diselingi suara jangkrik hingga burung hantu dari samping rumah Kheyla yang masih luas dengan segala pepohonan rimbun dengan segala bebunyian hewan malam,menambah suasana seperti sudah tengah malam.

"Iya La aku kangen banget. Terimakasih la kamu baik sekali."
Hanya itu yang kuucap sebelum pamit.

"Jangan lupa sholat. "

"Ya. "

Aku menjadi kikuk meski Kheyla tidak memandangiku, jantungku berdegup lebih kencang seperti pada malam pertama aku bersamanya.
aku tak tahu cara melupakanya.

Ia boleh menyanggah semua perkataanku, ia boleh mendengus, ia boleh mencibir, tetapi pelupuk mata tak mungkin menyangkal. Aku pernah menusuk jantungnya, melepas busur panah sedikit meleset mengenai tulang rusuknya,dan aku mengenali pelupuk matanya .

Sekarang aku harus meninggalkan Kheyla yang telah memberiku ceramah panjangnya.

Aku hanya mengangguk ketika ia menjelaskan ' kejadian didalam bis adalah perbuatan yang dikutuk orang-orangan orang sholehah',meskipun dalam hati mengatakan 'kucing kok di kasih ikan tongkol'.

Kheyla menunduk lebih dalam seperti memikirkan sesuatu, seperti ingin menyembunyikan wajah, dan kemudian berbalik dan melangkah.

Ia melangkah mengantarkanku sampai ambang pintu dan aku mengucapkan pamit sekali lagi dengan sedikit membungkukkan tubuh kepadannya dan ia berkata.

"Hati - hati Ron."

Aku membeku sesaat ketika membalikkan tubuh,angin terasa lebih dingin . Aku mudah terharu oleh perempuan berambut panjang yang satu ini.Ya,dia memang sangat cantik,terlalu cantik untuk seorang berandalan seperti Aku ini,rasanya masih ingin berlama - lama dekat dengan gadis ini.

Tetapi aku terlanjur pamit,dan kupikir suaraku terdengar memalukan jika tiba tiba aku mengatakan, oh kelihatanya aku pingin ngobrol lagi.

Kurasa kekagumanku pada tetanggaku Kheyla ini sangat wajar,karena aku laki-laki dan dia perempuan.Usiaku juga tidak terpaut jauh, soal jarak, dekat atau jauh kita tidak bisa menyalahkan.

 Malam ini mataku tidak mengantuk, hingga larut malam.Aku hanya terlentang di kamarku ini.Memandangi langit-langit langit kamar dengan lampu yang sudah redup ini,sangat senang Kheyla masih mau berteman denganku dan menanggapi aku dengan sangat baik. minggu depan dia menyetujui ketika aku ngajak dia jalan-jalan ke pantai.
Rasanya sudah tidak sabar menghitung hari demi hari hanya agar bisa berjumpa dia lagi.

Kursi kosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang