Selamat membaca. Jangan lupa vote dan comment. Jadilah pembaca yang aktif.
.
.
.
Dokter Malfoy, memeriksa kondisi Rhein. Terlihat jelas guratan kecemasan pada wajahnya. Ia tidak menyangka, jika pasiennya bisa sekuat ini.
Rhein memang gadis yang keras kepala. Ia selalu menutupi kesulitannya, tidak ada celah yang bisa menembusnya. Termasuk Dokter Malfoy yang menangani kasusnya.
"Gadis ini..." ucap Dokter Malfoy frustasi.
Onad yang melihatnya, tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya bisa memandangi gadisnya terbaring lemah di ranjang.
"Siapa kau? Kenapa tiba-tiba datang, menyerobot masuk dan mengambil alih—"
Hal yang tidak diketahui oleh Dokter Malfoy adalah Onad paling tidak suka, jika pembicaraannya dipotong. Tidak mungkin, ia menghajar orang yang sudah membantu Rhein. Onad hanya bisa menahan marahnya dan tetap tersenyum. Meskipun, senyum yang ia tunjukkan, palsu.
"Maaf. Rhein adalah pasienku."
"Pasien?" Onad belum mengetahui fakta yang sebenarnya. Ia menuduh Dokter Malfoy tidak sopan, karena mengambil alih pekerjaan orang lain.
"Ya. Kalau boleh tahu, apakah anda salah satu keluarganya?"
"Tunggu. Pasien apa yang kau maksud?"
"Rhein menderita gangguan psikosomatik. Setiap hari sabtu, dia harus melakukan terapi. Tapi sudah lama sekali, dia tidak datang. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi."
Onad yang mendengar penjelasan dari Dokter Malfoy sangat tercengang. Salah satu informasi penting yang ia lewatkan. Padahal, ia sudah menyuruh Axel untuk mencari tahu segalanya tentang Rhein. Bagaimana bisa informasi sepenting itu, bisa terlewatkan?
Prasangka-prasangka buruk mulai bermunculan dari pikiran Onad. Ia merasakan kejanggalan. Ada sesuatu yang salah, sepertinya ada seseorang yang mencoba untuk membobol pertahanannya.
"Apa kau bisa memberitahuku, masalah apa yang membuatnya kesulitan?"
"Kau yakin ingin mendengarnya?"
"Kau terlihat meragukanku."
"Maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu. Dia selalu memberitahuku untuk tidak membocorkannya pada siapa pun."
"Kenapa?"
"Rhein menjadi orang yang tertutup. Dia sulit memberikan kepercayaan pada orang baru. Tapi, sepertinya kau bisa dipercaya."
Ingin sekali, Onad menyentil ginjal Dokter, yang ada di hadapannya saat ini. Ia tidak pernah bisa menahan amarahnya pada siapa pun yang mengusiknya. Kali ini, ia kalah. Karena, Rhein ada bersamanya. Ia tidak ingin gadisnya mendengar keributan.
Gokil, sih. Onad bisa memiliki pemikiran seperti itu. Psikopat sepertinya, ternyata masih punya hati.
Dokter Malfoy mengajak Onad ke ruangannya. Ia ingin membicarakan masalah Rhein dengan nyaman tanpa ada gangguan dari luar. Awalnya, Onad sempat ragu. Tapi, berhasil dibujuk.
Jika sudah menyangkut tentang Rhein. Hatinya yang sekeras batu, akan segera melebur. Seorang mafia sepertinya, menjadi sangat bucin. Bisa dikatakan bucin kronis. Tetapi, ia selalu berhasil menyembunyikannya.
"Kau pacarnya?" tanya Dokter Malfoy sambil memberikan secangkir kopi pada Onad.
"Belum."
"Berarti sebentar lagi, jadi pacarnya? Atau langsung saja menjadi suaminya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER (END) TAHAP REVISI
Teen FictionDILARANG MENJIPLAK! [18+] [Hal-hal sensitif, seperti adegan kekerasan, pelecehan seksual, dan kata-kata kasar, bertaburan dalam cerita ini. Bagi para pembaca dimohon untuk menanggapinya dengan bijak dan teliti] . . . . Keluarga adalah harta yang pal...