Chapter 2

3.5K 339 93
                                    

Note : This is boys love story, bxb, book yang menceritakan hubungan sesama pria. Yang homophobic boleh jauh-jauh. Terimakasih 🙏
.
.
.
____________________________________

"Mama!!"

Winwin yang sedang memasak di dapur terkejut mendengar teriakan seseorang yang tidak lain adalah putranya sendiri, Jisung.

"Mama, apa maksud mama dan papa membawa barang ku ke rumah Jaemin? Apa aku sudah tidak imut lagi sampai mama tega menjual ku pada sugar daddy itu?"

"Siapa yang kau maksud sugar daddy, sayang? Jaemin itukan tunangan mu dan kalian sebentar lagi akan menikah tidak masalah untuk tinggal bersama"

"Tapi bagaimana jika nanti aku diapa-apain sama Jaemin?"

"Tidak apa-apa lagipula pernikahan kalian tinggal dua bulan lagi. Tidak masalah untuk menabung keturunan terlebih dulu"

"Astaga mama kesambet apa? Sudah menjodohkan Jisung dengan modelan sugar daddy sekarang malah diizinin Jisung di grepe-grepe. Ma, Jisung masih bayi masih umur 18 tahun juga masa sudah di suruh nikah sih?"

"Astaga, Jisung!. Zaman sekarang umur 16 tahun kebawah saja sudah menikah dan lagi pernikahan dengan umur yang terpaut jauh itu sudah biasa"

"Tapi ma-"

"Sudah jangan bicara lagi! Pulang ke tempat Jaemin sana. Kau harus jadi calon pendamping yang baik untuknya" Winwin melangkah pergi meninggalkan Jisung yang terlihat tidak percaya dengan sikap ibunya.

"Aishh! Mama kok jahat sih!" kesal Jisung sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

Jisung melangkah pergi dari dapur dan menemui Jaemin yang menunggunya di ruang tamu disana juga ada ibunya, Winwin yang sedang berbincang dengan Jaemin.

"Jaemin, ayo pulang" Jisung melangkah lebih dulu dan berlalu melewati ibunya tanpa pamit.

Melihat kelakuan putranya, Winwin hanya menggeleng kecil "tolong jaga Jisung dan maklumkan sedikit kelakuannya. Dia juga sangat manja mungkin kau nanti bisa kerepotan olehnya" ucap Winwin pada Jaemin.

"Tidak apa ma. Kalau begitu aku pulang dulu"

Winwin mengangguk. Sebelum beranjak pergi Jaemin mencium punggung tangan Winwin dan berpamitan lalu melangkahkan kakinya menuju mobil.

Mobil Lamborghini milik Jaemin pun melaju meninggalkan pekarangan rumah keluarga Park menuju mansion nya.

Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Tidak ada yang membuka pembicaraan, keduanya hanyut dalam pikiran masing-masing. Tak lama kemudian mobil Jaemin memasuki area mansion miliknya dan mereka sudah disambut oleh para maid yang memang menunggu tuan muda mereka beserta tunangannya.

"Jaemin"

Jaemin menolehkan wajahnya kearah Jisung dan menaikkan sebelah alisnya menunggu kalimat Jisung selanjutnya.

"Apa kita bisa membangun rumah tangga seperti yang di harapkan oleh orang tua kita? Apa bisa pernikahan terjadi disaat tidak ada rasa saling mencintai di antara kita?" Jisung menatap Jaemin, maniknya berkaca-kaca karena jujur Jisung masih tidak percaya dirinya akan menikah di usia muda bersama lelaki yang bahkan tidak ia kenali dan hanya bertemu saat acara perjodohan oleh kedua orangtuanya.

Jisung punya mimpi yang tinggi. Ia ingin melanjutkan kuliahnya sampai S2 untuk menggantikan posisi ayahnya di perusahaan dan harapan terbesarnya ingin bertemu dengan Anna. Pernikahan muda sama sekali tidak pernah Jisung bayangkan sebelumnya bahwa itu akan terjadi padanya.

"Semua tergantung dirimu. Kalau kau ingin membangun rumah tangga bersama ku maka semua akan berjalan baik tapi jika kau tidak ingin maka semua itu tidak akan pernah terjadi" Jaemin menjeda ucapannya dan tersenyum tipis "lagipula cinta dapat datang seiring berjalannya waktu. Kau hanya perlu membuka hatimu"

"Apa kau tidak ingin membatalkan pernikahan ini?"

"Bukankah sudah kubilang tadi tidak ada jalan keluar untuk ini lagipula aku bahagia dapat menikah di usia ku sekarang tapi mungkin berbeda dengan mu yang masih muda. Jika kau bisa membuka hatimu untukku maka cinta akan datang dengan sendirinya"

"Lalu bagaimana dengan mu?"

"Aku sudah tertarik denganmu sejak pertama kali melihat mu. Mungkin itu terdengar konyol tapi itulah yang ku alami sekarang"

Jisung menghela napas panjang lalu memejamkan matanya kemudian membukanya lagi "maaf jika aku belum bisa membalas perasaan mu sekarang"

"Tidak masalah. Aku mengerti tentang itu"

"Ngomong-ngomong kau tidak sedingin apa yang orang lain katakan"

Jaemin tersenyum tampan "itu karena kau spesial"

Jisung tersenyum kecil dan menatap Jaemin dalam "aku tidak pernah berciuman sebelumnya. Bisa kau ajari aku berciuman?"

Jaemin mengerutkan keningnya "aku tidak mengerti maksudmu"

"Beri aku ciuman di bibir"

"Tapi kenapa?"

"Aku hanya ingin merasakannya. Terkadang aku sering melihat teman-teman sekelas ku melakukan itu dan aku penasaran dengan rasanya lagipula kita sudah bertunangan dan menurutku tidak apa jika melakukannya bersama mu"

Jaemin mendadak pusing setelah mendengar kalimat Jisung. Jisung memang sedang berada di tahap penasaran yang berlebih dan masalahnya Jaemin adalah seorang lelaki dewasa yang hormonnya bisa saja tidak terkendali. Ditambah lagi dirinya dan Jisung masih dalam tahap pengenalan takutnya Jaemin malah tidak bisa mengendalikan diri nya nanti.

"Jaemin, kau mau mengajariku atau tidak?"

Jaemin menatap Jisung dalam lalu mendekatkan wajahnya dan memiringkan kepalanya satu tangannya terangkat menahan tengkuk Jisung. Jisung memejamkan matanya saat benda kenyal dan lembut itu menyentuh bibirnya. Jisung membiarkan Jaemin memainkan bibirnya menyesap dan melumatnya lembut. Jisung refleks membuka kecil mulutnya saat Jaemin mengigit bibirnya lembut. Ini gila! Jisung merasa jantungnya berdegup kencang saat lidah Jaemin menelusup kedalam mulutnya dan mengabsen satu persatu giginya tanpa ada yang terlewat. Jaemin is good kisser  itu yang ada di pikiran Jisung.

Ciuman keduanya terlepas saat di rasa pasokan udara di dada mereka mulai menipis. Jaemin meneguk salivanya berat saat melihat Jisung terlihat sexy sekarang, manik bulatnya yang berkaca-kaca dan bibirnya yang sedikit membengkak dan berwarna merah, wajahnya yang sedikit kemerahan dan rambutnya yang berantakan. Jaemin seakan gila sekarang! Ini pertama kalinya dirinya merasa terangsang hanya karena sebuah ciuman yang sudah sering ia lakukan dengan mantan-mantannya dulu. Bibir Jisung sangat manis dan membuat candu bahkan mengalahkan minuman alkohol favoritnya.

"Terimakasih sudah mengajariku" Jisung berucap sambil tersenyum manis dan keluar dari mobil meninggalkan Jaemin yang masih terdiam di tempatnya.

"Sial! Aku ingin lagi" Jaemin mendengus kasar lalu melihat celananya yang menggembung "sepertinya aku harus menuntaskannya sendiri"


TBC.

Halooo, aku kembali lagi wkwkwk

Gimana dengan chapter ini ? Suka nggak ?

Sebenarnya mau update semalem, tapi jaringan internetku ngajak bakuhantam banget 😂

Btw, makasih buat voment dan dukungan kalian. Berharga banget buat aku, loveyouall ❤

Semoga suka dengan chapter ini, azura pamit undur diri dulu.

Azura bye, eungg ~~

Drippin Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang