Note : This is boys love story, bxb, book yang menceritakan hubungan sesama pria. Yang homophobic boleh jauh-jauh. Terimakasih 🙏
.
.
.
___________________________________"Bagaimana perasaannya yang sudah mencoba pakaian pernikahan?" Hanjis bertanya saat ia dan Jisung tampak beristirahat sejenak dari mengerjakan tugas kuliah mereka.
"Bahagia, tentu saja." Jawab Jisung sambil tersenyum manis.
"Aku tidak menyangka kalau kau sebentar lagi akan menikah. Ini terasa seperti mimpi ..." Ujar Hanjis lagi sambil memainkan pulpen dalam genggamannya. "Apakah nanti kau masih punya waktu mendengarkan curhatanku atau mengerjakan tugas bersama seperti ini saat namamu sudah berganti menjadi Na Jisung?"
Mendengar ucapan sahabatnya itu, Jisung hanya tertawa kecil. "Apa yang kau pikirkan Hanjis? Aku hanya menikah dan bukan dikurung hingga tak punya waktu lagi bersamamu. Kau aneh-aneh saja, membuatku ingin tertawa."
"Kau menyebalkan, aku kan sedang berakting sedih dihadapanmu." Hanjis melemparkan tatapan kesalnya kepada Jisung.
"Tidak mempan. Kita sudah bersahabat lama, dan aktingmu masih saja buruk. Tidak keren, bintang 0."
Jisung beranjak dari duduknya, rasa pegal membuatnya ingin berjalan-jalan sebentar disekitar Cafe yang biasa mereka datangi jika ingin mengerjakan tugas.
"Kalau begitu, mari kita bicarakan tentang hidupmu yang sangat menyenangkan itu setelah tinggal bersama Pak Jaemin." Hanjis berdiri disamping Jisung.
"Menyenangkan apanya? Jaemin Hyung sangatlah mesum ...."
"Pfttt ..." Hanjis menahan tawanya saat melihat Jisung mengembungkan pipinya. "Kau tidak tau seberapa beruntungnya dirimu memiliki pria seperti Pak Jaemin! Ditambah lagi kau bilang setelah ini dia akan mengajakmu ke sebuah resort mewah merayakan ulangtahunnya hanya berdua denganmu." Hanjis mengedipkan matanya menggoda Jisung.
"Oh ya .. apakah kau sudah menyiapkan hadiah untuknya?"
Jisung menggeleng pelan, mata hamster itu berkedip beberapa kali.
"Kau!" Hanjis hampir saja menyentil dahi Jisung kuat. "Kalau kau bersikap acuh begini, perasaannya lama-lama akan luntur. Apa kau tidak merasa takut jika hal itu terjadi?!"
"Aku hanya bingung, bukannya bersikap acuh. Dan kau .. jangan bicara sembarangan!" Jisung berucap sambil menatap Hanjis malas.
Hanjis menghela nafas panjang. "Apa kau sudah punya rencana saat nanti tiba di Resort mewah itu?"
"Makan malam, melihat pemandangan dan tidur. Itu saja .."
"Demi Tuhan, Jisung. Berikan Pak Jaemin sesuatu juga." Hanjis menarik tangan Jisung untuk kembali duduk pada kursi mereka. "Dengarkan aku saudara kembar namaku .. kau harus memberinya hadiah yang spesial."
"Apa yang harus aku berikan pada Jaemin hyung? Dia sudah memiliki segalanya. Jika aku memberi sesuatu mungkin saja ia tidak membutuhkannya." Jisung berucap pelan. Dia menyentuh keningnya yang berdenyut.
"Kau yakin dia sudah punya segalanya? Pikirkan lagi .. ada satu hal spesial yang sangat diinginkan oleh lelaki tampan dan gagah seperti pak Jaemin." Hanjis berucap serius menatap Jisung, lantas didetik berikutnya ia menaikturunkan alisnya menggoda Jisung.
•
•
•
"Kau suka tempat ini sayang?" Jaemin berucap. Lelaki tampan itu melepas kacamata hitam yang sedari tadi ia kenakan. Kemeja hitam yang digulung sebatas siku dipadukan dengan celana jeans biru tua yang memiliki sobekan disekitaran lutut membuatnya semakin terlihat berkali lipat sangat tampan.