༒︎─ 𝐌 𝐀 𝐅 𝐈 𝐀 ☠︎︎
Sesuatu di masa lalu.
.
.
.
.
Jennie berjalan menyusuri terowongan. Hari ini bus yang ia tunggu tidak datang. Tapi saat berjalan dia merasa seperti seseorang sedang menguntitnya. Tapi setiap ia menoleh ke belakang, tidak ada orang sama sekali. Itulah yang membuatnya bingung.Semakin merasa diuntit, Jennie menoleh ke belakang. Ternyata dia adalah Jeongguk.
"Jeongguk! Kau mengagetkanku!"
Lelaki cupu berkacamata besar itu pun menunduk dan meminta maaf. "M-maaf, Jennie. Tadi tidak ada bus, lalu aku melihatmu kesini. Ku pikir kau tau jalan pulangnya, jadi aku juga melalui jalan ini." Walau jawabannya masuk akal, tapi Jeongguk sendiri punya maksud lain dibalik itu. Dan sayangnya, Jennie tak menyadarinya sama sekali.
Jeongguk dan Jennie berada di sekolah yang sama, di kelas yang sama pula. Disaat siswa/i lain tidak mau bekerja kelompok bersama Jeongguk, Jennie dengan senang hati menawarinya untuk mengerjakan tugas kelompoknya bersama.
Saat itu mata Jungkook yang besar terlihat berbinar, Jennie sedikit jijik melihatnya. Tapi bukankah bersikap baik pada orang seperti Jeongguk itu tidak buruk? Dia juga harus diperlakukan adil, pikirnya. Karena semenjak Jennie pindah ke sekolah ini satu bulan yang lalu, yang ia tau Jeongguk adalah bahan bully di sekolahnya.
Dan sekarang, mereka kembali bertemu. Jeongguk yang selalu berjalan dengan menunduk dengan kacamata besarnya. Dan Jennie yang tidak peduli sama sekali dengan kehadiran Jeongguk.
Kalian pasti berpikir, kenapa Jennie sedingin itu padahal sebelumnya ia sangat baik pada Jeongguk.
Jawabannya adalah,
Karena ketika kerja kelompok di rumah Jennie beberapa hari lalu, sikap Jeongguk itu sangatlah mencurigakan. Mereka yang belajar di ruang tamu, tetapi Jeongguk selalu saja menoleh kedalam kamarnya. Sebelumnya Jennie sempat memperlihatkan rumahnya dan ruangan apa saja yang ada di dalamnya. Hanya ada mereka dirumah, karena orang tua Jennie yang kebetulan ada di luar kota karena urusan bisnis.
Bahkan ketika Jennie pergi ke dapur untuk mengambil minum, Jeongguk malah masuk kedalam kamar Jennie tanpa izin. Begitu Jennie kembali ke ruang tamu, ia tak melihat Jeongguk disana. Sampai ia menoleh ke lantai atas, pintu kamarnya terbuka. "Apakah dia disana?"
Jennie pun bergegas kedalam kamarnya. Ia melihat Jeongguk yang sedang memegang foto keluarganya di sebuah figura berwarna putih. Itu foto ayahnya, ibunya, dan dirinya.
"Jeongguk? Apa yang kau lakukan? Kau masuk tanpa seizinku." Protes Jennie.
Jeongguk yang terkejut pun segera menaruh figura itu ke tempat semula. "Ma-maafkan aku, tadi aku ingin buang air kecil. Tapi aku tidak tau dimana kamar mandinya. Jadi aku kesini untuk mencari toilet. Tapi aku malah tertarik dengan figura ini."
"Ck, yasudah. Ikutlah denganku. Kamar mandinya ada di lantai bawah." Ajak Jennie.
Sementara itu, Jeongguk tersenyum tipis. Entah senyuman macam apa itu.
Sejak saat itu, Jennie agak waspada pada Jeongguk. Barangkali ia memiliki niat buruk? Tapi malah sampai sekarang tidak ada hal buruk yang terjadi.
Hingga akhirnya..
Jeongguk berdiri tepat di hadapan Jennie saat ini. "Maaf menghalangi jalanmu, Jennie. Tapi.. aku ingin mengatakan sesuatu."
Jennie mengernyitkan alisnya. "Apa?"
"A-aku menyukaimu. Sejak saat kau mengajak ku bekerja kelompok bersama. Aku menyukaimu."
Yang benar saja, itu baru beberapa hari yang lalu dan Jeongguk mengatakan omong kosong seperti ini. "Apa maksudmu Jeongguk? Kau- kau menyukaiku? Sebagai seorang pria kepada seorang gadis?"
Jeongguk menganggukkan kepalanya.
"Dengar, aku tak bisa menerima mu. Aku tak bisa bersanding disampingmu sebagai kekasihmu Jeongguk. Lihatlah, kau dan aku bagaikan Langit dan Bumi. Jadi, jangan katakan omong kosong itu lagi di hadapanku. Mengerti?" Dengan langkah cepat Jennie pergi meninggalkan Jeongguk.
Tanpa Jennie ketahui, sebenarnya Jeongguk sudah menyukainya semenjak pertama ia masuk sekolah. Dan Jeongguk merasa senang kala waktu itu Jennie mengajaknya untuk mengerjakan tugas kelompoknya bersama. Ia pikir Jennie bisa menerimanya sebagai teman. Tapi tidak, setelah itu Jennie malah kembali ke nol, seperti orang asing yang baru bertemu.
Ia menganggap Jennie sebagai malaikat, malaikat pencuri hatinya. Dia baik, pintar, dan manis. Jeongguk menyukainya.
Tapi kini, yang Jennie lakukan benar-benar menyayat hatinya.
Jeongguk mengepalkan tangannya. Ia marah dan kecewa. Bagaimana bisa Jennie mengatakan hal jahat seperti itu? Padahal selama ini Jeongguk merasa bahwa hanya Jennie saja yang peduli padanya.
"Lihat saja, apa yang akan aku lakukan, Jennie. Kau tinggal menunggu tanggal mainnya. Aku akan bermain denganmu lain kali."
.
.
.
.
.
Sejak Jeongguk mengungkapkan perasaannya hari itu, Jennie tidak pernah melihat keberadaan Jeongguk. Tapi ia mendengar dari beberapa murid yang sedang berbisik. Mereka adalah murid yang suka membully Jeongguk."Hei, Jeongguk pindah."
"Ck, tidak ada yang bisa kita jadikan pelampiasan lagi."
"Kau benar, aku akan merindukan bagaimana dia mengelap sepatu kita dengan ujung baju seragamnya itu."
"Aku akan rindu melemparkan telur ke wajahnya."
"Dan aku rindu untuk menginjak-injak kacamata besarnya itu."
Begitulah yang Jennie dengar dari 5 siswa/i itu. Mereka adalah Irene, Sehun, Doyeon, Kai, dan Taeyong.
.
.
.
.
.
To be continue.
10/09/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
M A F I A
Mystery / Thriller[ SLOW UPDATE ] "Lihat saja, apa yang akan aku lakukan, Jennie. Kau tinggal menunggu tanggal mainnya. Aku akan bermain denganmu lain kali." . . . . . Start : 10 September 2021 Finish :