04 - Secondo gol

914 137 10
                                    

༒︎─ 𝐌 𝐀 𝐅 𝐈 𝐀 ☠︎︎Sasaran kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༒︎𝐌 𝐀 𝐅 𝐈 𝐀 ☠︎︎
Sasaran kedua

.
.
.
.
.

Irene pada awalnya menolak ajakan makan malam dari seorang pria tampan yang bahkan ia tidak ketahui namanya. Namun Irene kembali memikirkannya, setelah pria itu bilang bahwa ia ingin berkenalan dengannya dengan cara mengajaknya makan malam bersama, dan ia tak punya teman disini.

Mereka tengah makan di sebuah restoran. Restoran baru dengan konsep Italia, Jeon's Kitchen. Tapi itu sangat sepi. Apakah pria itu sengaja memilih tempat sepi seperti ini? Tapi restoran ini nyaman dan mewah. Bagaimana mungkin orang tidak tertarik kesini? Apakah pria ini sengaja menyewa nya untuk privat?

Irene sedikit bingung, mengapa pria dihadapannya ini malah memilih jeroan sebagai makan malam kali ini? Tapi itu tidak masalah bagi Irene. Ia menyukainya.

"Jadi, apa tujuan mu hanya ingin berkenalan denganku?"

Pria itu tersenyum simpul. "Tentu saja, kita belum sempat berkenalan. Sebenarnya aku bukan hanya ingin berkenalan, tetapi ingin mengenalmu lebih dekat. Aku juga tidak tau siapa namamu. Jadi, bisakah kau beritahu aku? Sebenarnya aku hanya iseng untuk berkenalan denganmu dan mengajakmu makan malam. Aku tak memiliki cukup banyak teman disini."

Irene tersenyum, "Aku Bae Irene. Oh ya, bukankah kau berkuliah di tempat yang sama denganku? Aku pernah melihatmu."

Pria itu mengangguk. "Benar. Aku mahasiswa pindahan. Aku lahir di Korea, tapi aku tinggal selama tiga tahun di Italia untuk meneruskan study ku, tapi belakangan ini aku memutuskan untuk kembali ke negara kelahiranku. Korea Selatan."

Irene hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia merasa sedikit aneh dengan rasa jeroan ini. Pria di depannya ini bilang bahwa itu adalah hati sapi. Tapi ini berbeda rasanya.

"By the way, siapa namamu?"

Pria di depan Irene menyeringai lebar. Membuat Irene merinding, namun ia berusaha bersikap se normal mungkin.

"Jeon Jeong-Guk."

.
.
.
.
.

Irene menyesal.

Menyesal menerima tawaran dari Jeongguk. Tentu saja.

Bisakah ia memutar waktu? Tentu saja tidak.

Ternyata itu adalah Jeongguk. Jeongguk, lelaki berkacamata besar dan cupu di SMA nya. Yang sering ia perlakukan seperti hewan.

Lihatlah, bumi telah berputar. Giliran Jeongguk yang berada diatas. Saat di restoran tadi, ketika Jeongguk memperkenalkan diri, tiba-tiba seseorang mendekap mulut Irene dengan kain yang sudah diberi obat bius.

M A F I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang