A Long Night

41 13 1
                                    

Dukung author dengan vote dan comment nya. Terima kasih.

Happy reading (◠‿◕)

"Kenapa lo tarik gue sampai sini sih? Sebenarnya apa yang lo mau bicarakan Win?" Tanya Seungmin.

"Lo itu sebenarnya kenapa Min? Gue nggak ngerti pemikiran lo kalo lo nggak jujur sama gue. Gue kan kurang peka sama keadaan. Masalah lo sama gue itu apa? Jelasin biar gue bisa ngerti Min."

"Lo mau gue jujur?" Tanya Seungmin.
"Iya, lebih baik lo jujur sama gue Min. Biar kita nggak berantem terus."

"Oke kalo itu mau lo. Gue nggak suka lo dekat sama Renjun Win. Gue maunya lo nggak ngikutin semua yang Renjun lakuin." Ucap Seungmin.

"Hah? Maksudnya gimana sih?" Bingung Winter.

"Sejak kapan gue ngikutin Renjun terus?"
"Waktu game pertama, lo mau pasangan dengan Renjun padahal kan yang lain bisa jadi pasangan Renjun atau nggak Ningning masih bisa sama Renjun lagi. Kedua, gue nggak suka lo ikut-ikutan dengan Renjun waktu jam makan sebelum ke rumah Shotaro. Ketiga, lo nggak mau obati luka-luka gue padahal gue berharapnya lo yang rawat gue." Jelas Seungmin dengan wajah kecewanya.

"Oke, sekarang gue yang jelasin ke lo soal semuanya. Pertama, gue cuma nggak mau Ningning itu nggak nyaman sama Renjun karena mereka memang sering berantem makanya gue pisahkan mereka. Kedua, gue memang waktu itu belum lapar dan kebetulan Renjun juga begitu. Ketiga, gue bukannya nggak mau obati lo tapi gue hanya kaget dengan usulan Subin tiba-tiba, waktu gue mau jawab lo langsung marah dan minta Karina eonni yang gantikan gue. Dan yang paling penting itu gue nggak pernah suka sama Renjun Min!" Balas Winter agak meninggikan sedikit suaranya di akhir.

"Lo beneran nggak suka dia? Terus lo suka sama siapa kalo bukan sama Renjun?" Tanya Seungmin.
"Gue suka sama orang lain, dan itu bukan Renjun. Nggak mungkin orang yang baru gue kenal langsung gue suka Min. Lo kan pintar, masa' gitu doang harus gue sendiri yang jelaskan?! Gue pikir lo bisa mikirin sendiri."

"Beneran?? Berarti gue masih ada kesempatan kan?" Tanya Seungmin.
"Kesempatan apa?" Bingung Winter.

"Eh nggak deh. Yang penting lo nggak suka Renjun, itu sudah mengembalikan mood gue yang jelek tadi. Malam ini kita baikan Win, gue minta maaf bersikap begitu sama lo tadi. Gue mau istirahat dulu, selamat malam Win. Mimpi indah." Pamit Seungmin melambaikan tangannya.

"Iya, malam juga." Balas Winter.

"Jadi begitu rupanya. Gue pikir Winter mempunyai perasaan yang sama seperti gue ke dia." Gumam Renjun yang mendengar pembicaraan Winter dan Seungmin dari awal.

"Woi ngapain lo disini? Kayak orang kesurupan aja. Kalo lo pengen kesurupan entar gue panggilkan penunggu disini." Canda Jinyoung.

"....."
"Yeh diajak ngomong malah diemin gue. Nyesel gue kesini." Kesal Jinyoung dan meninggalkan Renjun.

Di kamar Karina dan Winter.

"Lo darimana? Gue cari daritadi malah hilang ditelan bumi. Mana nggak kabarin gue lagi, kan gue khawatir tadi." Omel Karina.

Winter malah senyum sendiri tidak mendengarkan perkataan Karina.

"Minjeong!" Teriak Karina.

"Eh apa eonni? Lo barusan ngomong apa?" Tanya Winter.
"Gue daritadi berasa ngomong sama tembok disini. Nggak jadi deh!" Ngambek Karina.

"Ya elah eon, gitu doang marah. Lo mirip Ningning lama-lama nih."

"Gue barusan ngomong sama Seungmin, dia dan gue sudah baikan." Ucap Winter kembali senyum-senyum.

"Terus gimana? Seungmin bilang apalagi ke lo?" Tanya Karina penasaran.
"Dia cemburu gue dekat sama Renjun makanya dia marah sama gue. Terus waktu gue jelasin kalo gue nggak suka sama Renjun dia langsung jadi baik. Tapi ada yang gue bingung sih eonni." Curhat Winter.

"Apa yang lo bingung? Lo dan Seungmin kan sudah baikan, apanya lagi yang lo pusingin?"

"Seungmin bilang tadi dia punya kesempatan. Maksudnya gimana sih eon? Gue nggak mengerti." Ucap Winter.

"Oh gitu, lo pikirin ajalah sendiri. Nanti juga lo mengerti, gue mau tidur dulu. Selamat malam Win." Balas Karina dan merebahkan tubuhnya ke ranjang.

"Kenapa nggak bilang ke gue aja sih? Sebenarnya apa maksudnya Seungmin? Udah ah, gue juga lebih baik tidur dulu. Besok pikirin lagi." Ucap Winter dan merebahkan tubuhnya ke ranjang mengikuti Karina.

Di kamar Ningning dan Jihan.

"......"

"Duh jadi canggung gini. Ayo Jihan cari topik pembicaraan yang nyambung." Pikir Jihan dalam hatinya.

"Lo mau ngomong sesuatu Han?" Tanya Ningning yang peka.
"Ng-nggak juga eonni. Gue nggak pernah bicara banyak sama orang selain Jinyoung."

"Masa sih? Pantasan kalian berdua sampai pacaran. Lo anti sosial Han?"

"Nggak eon, cuma lebih pendiam." Jawab Jihan.
"Lo nggak pernah berantem sama Jinyoung selama pacaran?" Tanya Ningning.

"Biasa sih, tapi nggak lama nanti baikan. Soalnya Jinyoung juga pintar dalam hal membujuk."

"Kalo eonni gimana? Pernah suka sama seseorang nggak?" Tanya Jihan.
"Dulu sih pernah. Tapi sekarang sudah nggak bisa." Balas Ningning.

"Siapa orangnya?" Tanya Jihan lagi.
"Namanya Lee Know. Gue suka sama dia karena humoris, walaupun nggak peka jadi cowok."

"Terus dia kemana sekarang? Kenapa nggak diperjuangin eon?"
"Itu nggak mungkin Han, soalnya dia juga jadi korban di game ini. Seandainya dia nggak mati, mungkin gue sama dia bisa jadian." Ucap Ningning sambil memikirkan Lee Know.

"Maaf eon, gue nggak tau soal itu. Apa eonni nggak mau coba move on gitu?" Saran Jihan.

"Move on? Ke Seungmin? Nggak lah. Dia bukan tipe gue banget." Tawa Ningning.

"Renjun gimana?"
"Hah? Cowok galak itu? Gue lebih baik jomblo daripada sama dia. Membayangkan dia jadi pacar gue aja sudah mengerikan. Apalagi kalo itu kenyataan."

"Hati-hati lo nanti eonni beneran suka sama Renjun. Dari benci jadi cinta, seperti di film-film gitu." Goda Jihan.

"Jangan bicara sembarangan Han. Daripada bicarakan dia terus lebih baik kita tidur. Besok mungkin hari yang berat." Ucap Ningning mulai memejamkan matanya.

"Min lo nggak tidur?" Tanya Jinyoung.

"Nggak Young, gue masih mau melihat bintang di langit." Balas Seungmin yang berada di teras kamar.

"Ya udah gue duluan. Malam Min." Ucap Jinyoung.
"Selamat malam Young."

Keesokan harinya Shotaro mengumpulkan Seungmin dkk di ruang makan.

"Sarapan dulu sebelum memulai hari beratnya." Ucap Shotaro.

"Gue kan masih mau tidur, kenapa dibangunin sih Jun?!" Kesal Subin.
"Bukan gue yang minta, dia tuh yang minta kita semua kumpul disini." Elak Renjun.

"Lo rupanya Taro. Permainan apalagi yang mau lo minta buat kita semua mainkan?"
"Santai dong Bin, gue minta kalian kesini untuk sarapan dulu." Balas Shotaro.

"Sambil sarapan gue mau mengumumkan kalo permainan keduanya lebih menegangkan." Lanjut Shotaro.

Secret Game 2nd Season [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang