Vote
•••
"Lo sendiri aja?" tanya Haechan pada Minji yang sedang meracik kuah baksonya dengan segala macam bumbu tambahan yamg tersedia disetiap meja kantin.
"Kata Karina mereka ada urusan." jawab Minji masih terfokus pada botol kecap yang ia pegang.
"Kenapa lo gak diajak?" tanya Jaemin penasaran.
"Ya mana gue tau, tanya aja ama mantan lo." kata Minji acuh tak acuh, sambil memastikan mana botol sambal dan mana botol saos.
"Tumben makan bakso, biasanya cuma minum soda." kata Haechan.
"Hey guys, please ya. Gue gak open QnA, jangan tanya tanya mulu ini ntar sambelnya kebanyakan, mau lo abisin?" kesal Minji sejak tadi di interview.
"Dengan senang hati gue ngabisin," kata Haechan, Minji hanya mendengus kasar.
"Eh, Minji lo udah persiapan buat Ujian Kenaikan Kelas?" tanya Haechan. Minji "Gue mau ikut belajar bareng dong." kata Haechan. Minji mengerutkan keningnya, "Tumben, lo biasanya cuma minta contekan. Udah dapef hidayah ya? Baguslah." kata Minji.
Haechan terkekeh, "Yaiyalah, sampe kapan gue nyontek ke elu mulu. Jadi pulang sekolah kita bisa mulai gak?" tanya Haechan. "Kok gue? Kan temen lo tuuh, si Renjun kan ranking satu." tanya Minji.
"Dia mah pelit, lo kan baik hati." kata Haechan disertai demgan puppy eyes. "Gausah, belagak begitu. Iya gue bantuin. Mulai besok aja, pulang sekolah gue ada urusan." kata Minji.
"Oke, siap!" kata Haechan.
"Hati hati, jan sampe cinlok, mwehehe." kata Jeno cengengesan. Minji hanya mencibir saat mendengarnya.
"Hai, Minji. Gue boleh gabung kan?" tanya seseorang yang suaranya dangat dikenali oleh Minji. "Eh, Ryujin. Boleh, duduk aja." balas Minji ramah.
"Ehm, sori gue duluan ya?" kata Haechan. "Lo mau kemana?" tanya Jaemin. "Mau nabung, lo mau ikut?" tanya Haechan. "Dih, nabung aje sendiri." kata Jaemin.
"Kok aneh?" tanya Minji heran. Dalam setengah menit ia baru paham, mau move on dari Ryujin kayaknya. Itu tebakannya.
"Eh, Ji. Duluan ya, gue ngantin dibelakang aja." kata Jaemin. "Kenapa?" tanya Minji. "Kan ada Minju." bisik Jeno. Minji hanya ber-'oh' pelan. Jeno dan Jaemin pun pergi.
"Jadi gimana?" tanya Ryujin pelan.
"Rencana gue sih hari ini, tapi agak sorean. Semoga aja dia mau, gakpapa kan? Lo gak cemburu kan?" tanya Minji.
"Ngapain gue cemburu, kan lo gini buat gue juga." jawab Ryujin. Minji tersenyum sekilas, lalu lanjut menghabiskan isi mangkoknya.
"Minji," panggil Ryujin menyikut lengannya, bakso yang hampir tiba kemulut jatuh, kuahnya berceceran.
"Eh, sori. Gue gak sengaja. Nih, tissue." kata Ryujin memberikan Minji selembar tissue.
"Makasih, gapapa kok. Untung gak kena baju." kata Minji. "Emang kenapa?" tanya Minji kemudian, lalu minum air mineral botol yang ia beli. "Itu, Seongwook sama Chaeryeong." kata Ryujin menunjuk pojok kantin. Minji menoleh kearah yang ditunjuk Ryujin. Terlihat Chaeryeong sedang bersandar pada bahu Seongwook.
Minji tekejut, menelan air yang ada dimulutnya dengan cepat, namun tersedak.
"Pelan pelan, Ji." kata Ryujin. Minji tersulut rasa kesal, sedih, dan marah semuanya tercampur secara sempurna.
"Sejak kapan mereka..."
"Sejak 2 minggu yang lalu." jawab Ryujin memotong pertanyaan Minji.
Tunggu, 2 minggu? Berarti sebelum gue putus Si Bangsat udah sama Chaeryeong. Batin Minji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delayed; Huang Renjun
Fanfic"Heh, mata lo ditaro dimana sih?! Jalan tuh sambil dipake matanya!" "Jalan ya pake kaki, tolol!" "GUE BILANG SAMBIL DIPAKE MATANYA!!!" Sebuah cerita ketika Si Tipis Kesabaran dan Si Tukang Ngegas satu kelas. . . . Copyright© 2021 by Pineaplepie