Rumah kediaman keluarga Antharesia, Bandung 06.30 AM
Pagi ini akan menjadi awal kehidupan Clarissa yang baru,bersama keluarga barunya ia bertekad untuk melangkah maju walaupun bundanya tak lagi ada disisinya. Saat ini Clarissa tengah sarapan bersama ayah dan mama sambungnya. Saat tengah asik menyantap masakan Mamanya,terdengar suara seorang yang bertanya kepadanya.
"Sayang, abang kamu belum bangun juga? ".Tanya Marlo kepada putri semata wayangnya.Tak dapat mengelak, faktanya Mavrick memang lebih tua beberapa bulan ketimbang Clarissa. Sehingga mau tidak mau dia memanggil Mavrick dengan sebutan abang.
" Belom yah,tadi udah aku gedor pintunya tapi dianya gak nyaut-nyaut. Pas aku mau masuk, eh pintunya dikunci. Yaudah aku tinggal sarapan duluan aja".Balas Clarissa sedikit tak acuh akan saudara tirinya itu.
"Yaudah, abis sarapan kamu ke atas bangunin lagi ya. Kalo masih dikunci pintunya, kamu minta kunci cadangan sama mama kamu".
" Ah gamau yah,ayah aja yang bangunin.Entar aku dikira cewek mesum lagi sama dia".Kejadian kemarin sungguh membuat Clarissa memantapkan hati untuk menjauhi abangnya itu. Ia tak mau lagi lagi dianggap cewek mesum.
"Udah gapapa kamu aja, lagian ayah mau buru-buru berangkat kerja. Takutnya nanti ayah malah kejebak macet. Lagian, nanti kalo dia telat masuk sekolah kamu juga bakal telat sa. Kan kamu berangkat bareng dia, nggak mau kan hari pertama sekolah malah telat? ".
Dengan pasrah Clarissa pun mengiyakan perkataan ayahnya. Betul kata ayahnya, ia tak mau terlambat di hari pertamanya bersekolah. Sebenarnya sewaktu di Jerman ia sudah ada di akhir semester, namun karena ia pindah ke Indonesia maka Clarissa pun harus mengulang kembali dari semester awal. Yang ia ketahui,ia bakalan satu kelas dengan Mavrick di kelas 11 MIPA 2.
"Yaudah ayah pamit berangkat dulu ya sayang.MAH!, ayah pamit pergi kerja ya".Clarissa pun menyalimi ayahnya, Tasya yang didapur pun segera menghampiri suaminya untuk menyalaminya juga.
" Hati-hati di jalan ya pah".Perkataan Tasya dibalas anggukan oleh Marlo.Tasya dan Clarissa pun memandangi kepergian Marlo,akhirnya punggung marlo menghilang setelah melewati pintu utama.
"Mah,Clarissa minta izin minjem kunci kamar bang Mavrick. Daritadi dia belom bangun,aku nggak mau sampe kita telat"." Loh sa, si kebo belom bangun?. Yaudah kamu ambil kuncinya di laci deket tv. Maafin Mavrick ya sa, tuh anak emang kebo banget".
"Iya ma, gapapa kok".Balas Clarissa dengan senyum manisnya.
Saat sudah berada di ambang pintu kamar Mavrick, Clarissa ragu-ragu saat ingin membukanya. Bagaimanapun, walau Mavrick abangnya akan sangat tidak sopan jika memasuki kamarnya begitu saja. Masa bodoh lah, lagian tujuan Clarissa baik agar mereka tidak telat masuk sekolah.
Perlahan-lahan Clarissa membuka pintu dengan kunci yang dia bawa.Saat pintu benar-benar terbuka lebar, Clarissa kaget dengan pemandangan yang ada dihadapannya. Tubuh Mavrick yang bertelanjang dada ditambah hanya mengenakan kolor saja membuat darah di tubuh Clarissa mengalir cepat. Bahkan tampak jelas semburat kemerahan di pipi Clarissa.
"Bang Mavrick, bangun woi. Cepetan bangun ih, aku gamau kalo kita telat".Clarissa berusaha keras membangunkan Mavrick,dia goyangkan badan Mavrick namun sang pemilik tubuh tidak menunjukkan respon sama sekali.
Karena kesal Mavrick tidak bangun-bangun,Clarissa pun berniat untuk meninggalkan Mavrick dan pergi ke sekolah dengan menggunakan taksi.Saat baru beberapa langkah, tiba-tiba tubuh Clarissa terhuyung kebelakang akibat seseorang yang menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIA
Teen Fiction"Tatkala mendung merenggut,hadirnya cahaya membuatku yakin akan sebuah pengharapan tak berujung"-Clarissa Ferreira Antharesia "Bukan hakmu untuk memilih,namun takdirlah yang menuntunmu kembali pada dekapku"-Mavrick Reonza Demaniro " Jika memang buka...