"Heh cowo edan, lu nyuruh gue nunggu di parkiran tapi kunci mobil malah nggak lu kasih ke gue.Capek bego gue nungguin lu".Ya, gadis yang kini dihadapannya adalah Clarissa. Terlihat jelas Clarissa tengah uring-uringan kepada Mavrick.
" Dih siapa suruh gak minta".Balas Mavrick tak mau kalah.
Akhirnya keduanya memasuki mobil,segera Mavrick melajukan mobilnya meninggalkan pelataran parkir sekolah. Tak perlu susah-susah mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir itu, karena kebanyakan kendaraan milik para siswa yang lain sudah lebih dulu pergi.
Selama perjalanan, hati Clarissa tek henti-hentinya dibuat gelisah terutama perihal pengakuan Mavrick tadi di kantin. Ia ingin memastikan bahwa abang tirinya itu bukanlah salah satu kaum pelangi. Dengan mengumpulkan tekad sekuat tenaga, akhirnya Clarissa pun memberanikan diri bertanya kepada Mavrick.
"Ehmmm... B-bang, lo s-serius pacaran sama Moreo? ".Tanya Clarissa pada Mavrick. Terlihat jelas kegugupan di wajah si gadis.
" Kepo banget sih, lo siapa hah sok-sok an ngurusin idup gue? ".Balas Mavrick sengaja ingin memancing emosi Clarissa, dan buktinya berhasil. Lihat saja sekarang wajah si gadis berhasil dibuatnya merah padam karena menahan emosi.
Muncul ide busuk di otak Clarissa, bukan Clarissa namanya kalau tidak bisa membalikkan keadaan yang membuatnya terpojok. Sontak saja ia menatap Mavrick dengan seringan penuh makna di bibirnya.
" Yahhh gue sih nggak masalah.Sekalipun emang lo berdua pacaran atau udah sampe ke fase berbuat yang iya-iya, gue nggak masalah. Tinggal laporin ayah, lo ditendang dari rumah, nama dicoret dari kk, dan akhirnya gue yang jadi pewaris utama harta kekayaan keluarga Antharesia ".
Mavrick yang mendapatkan jawaban tak terduga dari adik tirinya itu pun membelalakkan matanya tak percaya. Sebegitu licikkah seorang Clarissa Ferreira Antharesia?.
" Dan lo akhirnya hidup miskin buat selamanya, tamat. Ending yang bahagia bukan buat gue? ".Kali ini Clarissa yang menang telak atas perdebatan itu.
Saking tidak fokusnya Mavrick dikarenakan perkataan Clarissa barusan, ia tak menyadari ia hampir saja menabrak kucin yang tengah menyeberang.Jika saja ia telat sedetik saja untuk menghindar, maka sudah dipastikan kucing itu akan bernasib naas ditangan Mavrick.
"Kalo nyetir kira-kira dong bego! Sakit nih pala gue".Eluh Clarissa kepada Mavrick, karena pergerakan mobil yang tiba-tiba saja tadi membuat tubuhnya terhempas kesamping. Alhasil, kepalanya menghantam pintu mobil.
" Ini gara-gara lo juga curut, kalo lo nggak ngajak ngobrol gak mungkin gue hampir nabrak tuh kucing! ".Seolah kesialan belum cukup mengerjai mereka, kini ban mobil yang mereka tumpangi mendadak bocor karena tidak sengaja melindas paku saat menghindari kucing yang menyeberang tadi.
Mavrick pun turun memeriksa kondisi ban dan memastikan apakah masih mungkin mobil itu bisa mereka bawa. Paling tidak, sampai mereka menemukan tambal ban terdekat. Nyatanya, angin didalam ban depan itu sudah benar-benar habis.
"Ah, sial banget gue hari ini. Udah kepala sakit kejedot ranjang, digaplok nenek lampir, hampir nabrak kucing, terus sekarang ban pake bocor segala. Apes apes". Rutuk Mavrick pada dirinya sendiri atas kesialan yang menimpanya.
" Turun lo!, nih mobil gak bisa lanjut jalan. Entar gue telpon papa buat nyuruh bawahan dia jemput kita". Teriak Mavrick kepada Clarissa yang tengah diam didalam mobil.
Menunggu berjam-jam jemputan datang membuat keduanya jengah dengan keadaan saat itu. Ditambah hari itu yang tengah terik-teriknya semakin melengkapi penderitaan mereka. Akhirnya, apa yang mereka tunggu pun sampai.

KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIA
Teen Fiction"Tatkala mendung merenggut,hadirnya cahaya membuatku yakin akan sebuah pengharapan tak berujung"-Clarissa Ferreira Antharesia "Bukan hakmu untuk memilih,namun takdirlah yang menuntunmu kembali pada dekapku"-Mavrick Reonza Demaniro " Jika memang buka...