"Dokter, bagaimana keadaan mereka?" seorang wanita berambut pirang yang tampak cemas dan semakin tak karuan ketika melihat dokter baru saja keluar dari ruangan ICU.
Seorang dokter pria itu terdiam beberapa saat sambil memandangi keluarga korban kecelakaan. Ia kemudian menghela nafas "Ada kabar baik dan kabar buruk. Saya harap Anda bisa mengendalikan diri Anda." Wanita itu kemudian mengangguk dan memaksa dokter untuk mengatakannya dengan cepat. Tidak punya pilihan lain, dokter pun melanjutkan ucapannya "Maafkan saya karena tidak semua korban bisa saya selamatkan," dokter tersebut membungkuk dalam, iris hazel wanita itu mengecil, air mata yang sedari tadi berusaha ia tampung kini mulai mengalir membahasi pipinya, "Tapi syukurlah saya masih bisa menyelamatkan anak mereka. Lukanya tidak terlalu parah dan dia sudah bisa di pindahkan ke ruangan lain."
Mendengar kalimat terakhir dari dokter, wanita yang diketahui bernama Tsunade itu terduduk lemas di kursi tunggu. Ia meremas bajunya, wanita bermanik hazel itu tak tahu harus merasa sedih atau bersyukur. Di satu sisi, ia kehilangan adik-adiknya tapi di sisi lain masih ada anak tunggal mereka yang terselamatkan.
Tsunade mengangkat wajahnya, ia memandang dokter yang bertugas "Bolehkah aku menjenguk keponakan ku? Aku sangat ingin melihat keadaannya."
"Anda baru boleh melihatnya sekitar satu jam lagi karena masih ada yang harus kami urus." jawab dokter.
Tsunade mengangguk paham, ia tahu yang dikatakan dokter adalah saran yang tepat. Dengan seragam kerjanya yang lusuh, Tsunade memutuskan untuk pergi menuju ruang jenazah dimana adik-adiknya di pindahkan sebelum di serahkan kepada pihak keluarga. Aku akan menjaga anak kalian baik-baik, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW WE GROW TOGETHER
FanfictionSakura adalah anak yatim piatu, ia telah kehilangan kedua orangtuanya karena kecelakaan mobil saat ia berusia enam tahun. Ia masih memiliki keluarga, lebih tepatnya bibinya yang peduli dan sayang kepadanya. Bibi Sakura tela...