Chapter 2

165 24 1
                                    

                     "Ara, jadi kau yang namanya Sakura?" tanya Mikoto yang mengetahui bahwa Sasuke telah berteman dengan gadis manis tersebut.

                     Sudah enam bulan Sakura dan Sasuke berteman. Tetapi ini adalah pertama kalinya ia datang ke rumah klan Uchiha, pemilik perusahaan terbanyak di negara ini. Sebelumnya, Sakura tak dapat pergi kemana pun karena harus memulihkan mentalnya dan juga harus fokus dalam penyembuhan trauma nya.

                         Sakura tersenyum sambil mengangguk. Kedua tangannya ia sembunyikan di belakang tubuhnya. "Sakura desu, hajimemashite." gadis kecil itu membungkuk dengan sopan di hadapan Mikoto. Wanita berambut panjang itu menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Wajahnya memerah.

                         "Tunggu dulu, kaa-san. Kau tidak sedang..." Sasuke sudah curiga duluan ketika melihat wajah dan mata Mikoto yang berbinar-binar. Sejak dulu Mikoto ingin sekali memiliki seorang anak perempuan di keluarganya yang dipenuhi laki-laki itu.

                          "Kyaaa kawaii~" Mikoto langsung mendekap tubuh Sakura ke dalam pelukannya. Mikoto sangat suka melihatnya. Tubuh yang tidak terlalu gemuk tapi juga tidak terlalu kurus, pipi bulat ranum khas anak-anak, mata emerald yang seperti permata begitu bersinar dan besar, dan jangan lupakan juga warna rambutnya yang mirip seperti permen kapas. Itu bagus jika anak secantik ini menjadi teman dekat Sasuke-nya.

                          "Hehe," Sakura hanya menyengir lebar, ia tak tahu apa yang terjadi tapi ya sudahlah terima saja. Toh ini adalah perlakuan yang baik. Setelah Mikoto melepaskan pelukannya, Sakura langsung memberikan setangkai bunga lili berwarna senada dengan rambutnya yang ia petik dari halaman rumah bibinya kepada Mikoto. "Ini untukmu. Aku sudah memastikan untuk mengambil yang terbaik dan itu tidak ada lebahnya. Jadi bibi bisa mencium aroma bunganya dengan aman."

                           "Oh astaga..." Mikoto sangat tersentuh. Dan jangan lupakan keimutan level maksimal Sakura yang berhasil mencuri hati Mikoto dalam sekejap. Jika tidak ada Sasuke, mungkin dia sudah membawa Sakura kabur dan akan ia ajak bermain. "Terimakasih banyak, sayang~" Mikoto menggenggam tangan mungil Sakura dan mengelus punggung tangannya. Syukurlah dia sudah membaik, anak kecil seperti dia sudah melewati hal pahit dalam hidupnya, itu yang terlintas di pikiran Mikoto.

                         Sasuke yang sudah lama menunggu percakapan mereka selesai kini tak lagi memiliki kesabaran. Ia mendesah kesal. "Ibu. Lepaskan dia." pinta Sasuke kecil kepada ibunya.

                         Mikoto tersentak, ia tak menyangka bahwa putra bungsunya ini akan memberinya sebuah perintah seperti itu."Kenapa? Apa Sasuke-kun iri?" Mikoto menyeringai diam-diam tanpa di sadari Sakura. Sasuke membeliak tetapi ia langsung merengut sebal.

                         "Aku membawanya kesini untuk bermain denganku bukan untuk menemani ibu." omel pria kecil tampan ini.

                        "Eh? Ahahaha dasar kau ini." tak terduga olehnya, Mikoto merasa bahwa Sasuke sudah memiliki sifat posesif sejak dini. Ia pun tak mampu menahan tawa karena kelucuan putranya.

                        "Lepaskan." dengan gaya kesal ala anak kecil, Sasuke menepis tangan ibunya dan menarik Sakura mendekat. "Aku akan pergi main."

                       Sasuke sudah bersiap mengajaknya berlari ke luar rumah tetapi Sakura menahan tangan Sasuke. "Ada apa, Sakura?"

                       "Tunggu disini sebentar." Sakura berbalik lagi hingga membuat Mikoto memiringkan kepalanya, ada apa dengan Sakura. Gadis kecil itu menghadap ibu Sasuke lalu ia membungkuk lagi "Sampai jumpa, bibi." setelah membungkuk, Sakura tersenyum lebar lalu mengejar Sasuke yang sudah berjalan ke taman terlebih dahulu.

HOW WE GROW TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang