"Sakura-chan, kau harus istirahat. Kau tampak sangat lesu." ujar Naruto yang masih belum ingin pulang.
Saat ini Sakura dan Naruto sedang menunggui Hikaru yang tertidur di ranjangnya dengan wajah memerah. Bocah lelaki itu sedang mengalami demam. Tadinya ibu panti sudah mengompresnya dan menyuruhnya makan namun ia menolak, ibu panti juga sudah memintanya untuk segera tidur tapi dia juga menolaknya. Dia hanya ingin Sakura yang menjaganya. Saat Sakura pulang, Hikaru tersenyum senang dan menuruti semua yang diminta Sakura. Dia baru ingin makan dan tidur setelah Sakura di sisinya.
Naruto paham betul Sakura tidak mungkin lelah mengurus satu bocah, dia hanya sedang kalut dengan pikirannya sehingga mempengaruhi suasana hatinya. "Maafkan aku Naruto.." kata Sakura pelan
"Eh? Maaf untuk apa?" tanya Naruto bingung
"Sasuke-kun hampir saja marah padamu karena dia tahu aku menangis. Dia pikir kau yang membuatku menangis padahal itu karena dirinya." kata Sakura kesal, antara beruntung atau tidak beruntung, dia menerima pesan dari ibu panti tentang kesehatan Hikaru jadi itu bisa ia buat sebagai alasannya dan Sasuke tidak akan bertengkar dengan Naruto. Naruto terkekeh "Kau tidak perlu khawatir. Memang begitulah cara kami berteman. Pertengkaran itu bukan hal baru bagi kami." dia berkata seolah-olah semua yang dipikirkan Sakura cukup jelas.
"Kau istirahatlah dulu. Besok pagi-pagi sekali, aku akan menjemputmu dan kita akan pergi mengantarkan Sasuke ke bandara."
"Aku tidak bisa tidur. Aku akan menjaga Hikaru sampai demamnya turun."
"Hei, yang ada kau akan sakit setelah Hikaru sembuh. "
"Itu tidak akan terjadi."
"Sakura-chan tolo-"
"Nak, apa yang dikatakan temanmu itu benar.. Seharusnya kau istirahat, kita bisa bergantian berjaga jika kau masih tetap ingin memantau Hikaru."
Ibu panti muncul di depan pintu dengan selimut yang melingkar di kedua bahunya dan satu selimut lagi ditangannya. Dia berjalan menghampiri mereka berdua di sebelah ranjang Hikaru. Dia memandang Hikaru yang sudah tertidur lelap dan nyaman sambil terus memegang tangan Sakura. "Dia ini memang nakal." gumamnya pelan sambil menggelengkan kepalanya, ibu panti memberikan selimut yang di bawanya kepada Sakura. "Jika kalian masih ada yang di bicarakan, pergilah ke ruang tamu. Biar aku yang menjaga Hikaru." bisiknya hati-hati supaya tidak membangunkan Hikaru.
Ibu panti merasa prihatin melihat mata sayu Sakura, "Nak, istirahatlah.. Kau bisa sakit jika memaksakan diri."
Sakura tersenyum "Aku baik-baik saja. Kalau begitu, kami berdua pergi dulu." Sakura beranjak dari kursinya dan mengajak Naruto mengobrol di ruang tamu.
Sesampainya disana, Sakura menuju dapur untuk membuatkan susu hangat. Dia tampak sangat galau hingga Naruto merasa iba melihat Sakura yang bersedih. "Apa kau ingin aku mengantarmu kembali ke rumah Sasuke?" tanya Naruto. Letak dapur dan ruang ramu tidaklah jauh jadi Sakura masih bisa mendengar suara Naruto yang mengajaknya berbicara. Sakura meletakkan segelas susu hangat ke depan Naruto lalu dia ikut duduk di kursi. "Dia pasti sedang sibuk berkemas. Biasanya setiap malam kami akan saling berbicara di telefon tapi malam ini... Naruto apa aku harus ikut mengantarnya atau tidak usah?"
"Tergantung bagaimana keinginanmu. Tapi Sakura-chan, entah kapan kau bisa melihatnya lagi secara langsung jadi lebih baik kau mengantarnya, aku yakin dia juga ingin kau melihatnya pergi."
"...Aku tidak yakin bisa menahan air mataku. Memalukan menangis di depan banyak orang apalagi itu semua adalah keluarga Sasuke-kun." pikirnya, Sakura menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW WE GROW TOGETHER
FanfictionSakura adalah anak yatim piatu, ia telah kehilangan kedua orangtuanya karena kecelakaan mobil saat ia berusia enam tahun. Ia masih memiliki keluarga, lebih tepatnya bibinya yang peduli dan sayang kepadanya. Bibi Sakura tela...