"Sakura-chan"
"Apa?"
"Kau mau ikut aku berlatih musik?"
Sakura duduk dengan tegap di sofa saat Naruto tiba-tiba mengajaknya untuk pergi berlatih. Sakura memang penikmat musik tapi dia tak berniat untuk memainkan alat musik apapun karena baginya itu sedikit ribet, dia lebih memilih karya tulis untuk menyampaikan perasaannya. "Kau berlatih sendiri? Dimana?"
Naruto menggelengkan kepalanya "Aku akan berlatih bersama Hinata di tempat les nya."
Sakura membeku ketika Naruto menyebut nama Hinata. Bukannya apa, Sakura sudah berniat ingin membantu perjalanan cinta Hinata bukan malah merusak. "Tidak jadi. Aku baru ingat harus berbelanja nanti sore." jika dia ikut, itu hanya akan menambah rasa tidak percaya diri Hinata karenanya. "Setelah itu kau mau kemana?"
"Pulang, aku ada les bahasa Inggris."
"Hei, bukannya tidak sopan jika mengajak seorang perempuan hanya untuk latihan?" Sakura menyipitkan matanya menanti jawaban yang keluar dari mulut makhluk jabrik di sampingnya. Ia berharap Naruto tak akan mengeluarkan jawaban yang membuatnya emosi.
"Eh? Tapi dia kan memang hanya mengajak untuk pergi latihan."
Sakura hanya dapat menepuk jidat "Memangnya apa yang dapat aku harapkan darimu.." gumamnya sambil menghela nafas.
Naruto menggaruk pelipisnya bingung "Sakura-chan sebenarnya apa yang terjadi padamu? Mengapa akhir-akhir ini kau mudah marah hanya karena Hinata?" Sakura berjengit kaget, ia tak tahu kalau Naruto sudah bisa menangkap sesuatu, "Ooh.. Apa jangan-jangan kau cemburu?" tanya nya Naruto dengan cengiran penuh percaya dirinya "Aku kan sudah mengajakmu, jadi lebih ba—"
"Lanjutkan dan aku akan merontokkan gigimu sekarang juga." Sakura menunjukkan bogem nya ke depan wajah Naruto hingga pemuda manis itu gemetaran. "Akan lebih baik kalau kau mengajaknya makan terlebih dahulu sebelum pergi latihan. Atau kalau tidak, setelah latihan kalian bisa menonton film? Jalan-jalan dan berbagi pengetahuan tentang musik."
"Tapi untuk apa?"
"Sudah aku bilang, untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman."
"A-aku... Aku tidak mau." sahut Naruto dengan wajah yang berubah pucat lalu mengalihkan pandangannya dari Sakura.
Gadis bubble gum itu mengernyit "Ada apa? Kau sepertinya takut pada sesuatu.." dalam pikiran Sakura tak membayangkan jika Hinata yang membuat Naruto yang pemberani ini takut.
"A-apa kau tidak tahu? Jika ketahuan Neji mungkin aku akan jadi babi gulung!" Naruto memasang wajah ketakutannya.
"Naruto... Neji tidak akan melakukannya karena dia tidak mungkin tahu."
"Kenapa kau bilang begitu?"
"Karena Tenten sedang mengajaknya jalan-jalan ke Suna." Tenten dan Neji memang sudah berpacaran sejak kelas sepuluh di semester kedua. Mereka juga sering menghabiskan waktu bersama karena memiliki hobi yang hampir sama persis. Tenten sudah tahu jadwal Hinata dan Naruto jadi dia sengaja menepatkan waktu yang sama untuknya mengajak sang kekasih pergi.
"Benarkah?"
"Ya. Tenten sudah mengabariku."
"Mm... Kalau begitu.." Naruto masih sedikit ragu tapi Sakura menepuk bahunya dengan cukup kuat "Semangatlah!"
"Aku antarkan kau pulang dulu ya." Naruto hendak meraih kunci mobilnya namun Sakura menahannya.
"Tidak usah. Aku akan pulang sendiri nanti. Kau bersiap-siaplah."
Sakura saat ini sedang main di rumah Naruto. Ia baru saja selesai membantu Kushina membuka toko souvenir baru miliknya tak jauh dari rumah. Setelah itu dia melihat Naruto sedang melihat video online tentang cara bermain harmonika dan jadilah ia menemani Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW WE GROW TOGETHER
FanfictionSakura adalah anak yatim piatu, ia telah kehilangan kedua orangtuanya karena kecelakaan mobil saat ia berusia enam tahun. Ia masih memiliki keluarga, lebih tepatnya bibinya yang peduli dan sayang kepadanya. Bibi Sakura tela...