4th

901 204 43
                                    

"Cheers!!"

Ke sepuluh remaja itu berdiri melingkar, mengangkat gelas tinggi-tinggi dan bersulang. Mereka kini tengah berada di rooftop kediaman Yeonjun untuk merayakan keberhasilan mereka dalam menjalankan misi kali ini. Semua orang tampak gembira dan bersenang-senang. Setelah beberapa hari ke belakang kegiatan mereka cukup menguras emosi dan energi, kini waktunya mereka untuk relax.

Setelah bersulang, mereka kembali duduk di tempat masing-masing. Banyak sekali hidangan yang tersedia di atas meja. Semua ini sudah di persiapkan oleh Yeonjun dengan sebaik mungkin.

"Kalau saja polisi tidak datang tepat waktu, pasti pak tua itu sudah hancur berkeping-keping bersama dengan bangunan itu." Hueningkai berbicara menggebu-gebu, dengan mulut yang masih penuh oleh daging panggang.

Mereka semua mengangguk setuju. Cukup puas dengan hasil kerja penyidik yang bergerak cepat mencari di mana lokasi bangunan dan segera mengevakuasi saksi sebelum bangunan itu meledak dalam hitungan menit. Jika telat beberapa menit saja, mungkin saksi hidup tidak bisa terselamatkan. Meskipun mereka tidak bersekutu dengan pihak penyidik, setidaknya mereka harus mengapresiasinya.

"Oh ya, aku punya barang baru. Aku akan menunjukannya pada kalian semua." Beomgyu menunjukan sebuah benda yaitu teropong jarak jauh dengan ukuran mini, yang bisa ia simpan di saku jaket atau celana. "Aku membelinya dari paman G."

Pemuda itu lalu beranjak, berjalan ke sisi rooftop dan menggunakan teropong itu untuk melihat pemandangan di sekitar kediaman Yeonjun.

Hueningkai dan Yuna tampak tertarik dengan benda tersebut. Keduanya lantas mengikuti Beomgyu dan berdiri di kedua sisi pemuda itu untuk mendapatkan giliran menggunakannya.

"Apa yang kau lihat?" tanya Yuna penasaran.

Beomgyu menunjukan senyum smirknya. "Aku melihat sesuatu yang menarik, lihat lah sendiiri!" ucapnya, seraya memberikan teropong itu pada Yuna.

Gadis itu tampak antusias dan langsung menggunakannya. Namun setelah melihat ke dalam teropong tersebut, gadis itu segera menjauhkannya kembali.

"Hueekk.. Menarik katamu?!" marah Yuna.

"Memangnya apa yang kau lihat? Berikan padaku!" Hueningkai langsung mengambil teropong itu dari tangan Yuna. Namun berbeda dengan Yuna, pemuda itu malah asik menikmatinya. "Waw.. Haha!"

Yuna menggelengkan kepalanya karena kedua manusia di sampingnya itu malah tertawa dan saling bergantian menggunakan teropong tersebut itu lagi dan lagi.

"Dasar gila!" gadis itu langsung kembali ke tempatnya dengan perasaan kesal. Di raut wajahnya, ia tampak menyesal telah melihat sesuatu yang menjijikan itu.

"Kalian memang menemukan apa? Kenapa reaksimu begitu berbeda dari mereka berdua?" tanya Chaeryeong penasaran.

Yuna melirik sebal, "tolong jangan tanyakan itu padaku. Karena aku tidak bisa menjelaskannya."

"Tidak salah lagi, pasti sesuatu yang cukup intim, bukan?" tebak Ryujin yang membuat Yuna semakin di buat merinding.

"Lebih baik aku melihat orang yang saling membunuh satu sama lain, di bandingkan dengan itu. Akh! Aku bisa gila kalau terus mengingatnya." Yuna frustasi di buatnya. Ia sangat menyesal telah tertarik dengan benda yang bisa melihat situasi dari jarak jauh tersebut.

Di sisi lain, Yeonjun tampak sibuk dengan benda persegi yang ada di tangannya. Ia terus memantau berita tentang terpidana kasus penjualan gadis di bawah umue, penggelapan, obat-obatan terlarang dan masih banyak lagi yang lainnya, dari direktur utama Wings Grup, Jung Haejin.

"Teman-teman, sepertinya tujuan utama kita telah berhasil. Jung Haejin telah menerima hukuman yang setimpal dengan apa yang selama ini telah ia lakukan. Dia di kenakan pasal berlapis dan terancam di hukum maksimal seumur hidup atau mati dan juga membayar denda." Yeonjun kemudian menaruh ponselnya di atas meja, memandangi teman-temannya secara bergantian. "Sepertinya kita akan beristirahat selama beberapa hari ke depan. Selamat."

𝔻 𝕀 𝔼 ℤ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang