8th

600 139 7
                                    

Entah berada di mana dam seberapa jauh dari kota Seoul. Yuna merasa ia hampir satu jam lebih berada dalam perjalanan yang memuakan ini. Gadis itu jadi khawatir, apakah taehyun, chaeryeong dan yeji berhasil mengikuti van ini atau tidak. Tapi dari pada rasa khawatirnya, rasa percaya kepada rekannya jauh lebih besar dalam hatinya. Bahkan Diez sudah melewati banyak hal yang lebih keras dan menantang sebelumnya. Ia tentu harus percaya kepada kinerja seluruh anggota Diez.

Van itu akhirnya berhenti. Mereka semua membuka keluar dan orang di samping yuna menuntun gadis itu turun dari van bersamanya. Meskipun percuma, yuna kembali melakukan pemberontakan. Membuat salah satu dari mereka membantu rekannya untuk memegangi yuna.

"BERHENTI!! PERCUMA KAU BERTERIAK! TIDAK AKAN ADA YANG MENDENGARMU!!"

Kemudian yuna di bawa dengan paksa masuk ke dalam sebuah bangunan besar namun terlihat usang. Bangunan itu tampak seperti bangunan lama meskipun tetap terjaga. Yuna melihat sekelilingnya, di sekitar bangunan ini hanyalah tanah kosong dan beberapa bangunan-bangunan kecil tak berpenghuni. Bangunan ini seperti bangunan yang jauh dari pusat kota dan keramaian.

Setelah berada di dalam bangunan tersebut dan memasuki salah satu ruangan, kedua mata yuna seketika bergetar saat melihat apa yang ada di ruangan tersebut. Jantungnya tiba-tiba berpicu dengan cepat di sertai kedua kakinya yang mendadak lemas.

Tempat apa ini? Batin yuna.

Yuna melihat di dalam ruangan tersebut berjejer belasan ranjang serta gadis yang terbaring di atasnya dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Tidak! Lebih tepatnya, mengenaskan. Sepertinya gadis-gadis itu adalah korban dari sindikat penculikan ini.

Apa yang sebenarnya mereka lakukan pada gadis-gadis ini? Belasan gadis di sana tampak lusuh, kotor, dan kurus. Tapi bukan hanya itu saja, dan yang membuat yuna marah sekaligus sedih adalah, di perut dan bagian bawah para gadis tersebut di penuhi oleh darah segar juga yang telah mengering bercampur dengan sprey. Bau amis langsung tercium di hidungnya kala memasuki ruangan besar ini.

Karena yuna hanyut dalam lamunannya, yuna sampai tidak sadar jika ia sudah berada di salah satu ranjang kosong. Orang-orang berseragam ini lalu dengan paksa mengikat kedua tangan dan kakinya masing-masing lalu mengaitkan ujung talinya ke tepian ranjang.

Setelah di rasa aman, mereka pun membuka sumpalan di mulut yuna. Seketika rasa nyeri di rahangnya terasa. Yuna pun meringis kecil.

"Aku di mana sekarang? CEPAT LEPASKAN!!"

Dua orang yang berserangam itu saling pandang beberapa detik, lalu tertawa kecil kemudian.

"Istirahatlah! Kau pasti lelah, bukan?" ucap salah satunya.

Yuna tersenyum sinis, "sebentar lagi kalian semua akan habis. Siapapun di balik ini semua, aku bersumpah, dia akan membalasnya!"

"Sudah jangan berlaga hebat seperti itu. Nasibmu akan sama seperti mereka. Kau itu akan menjadi sapi perah dan akan menghasilkan uang untuk kita. HAHAHAHA!!"

Yuna melihat keduanya dengan tatapan penuh amarah. Seringai remeh tidak luput dari wajahnya yang cantik.

"Cepat katakan, KALIAN APAKAN GADIS-GADIS INI?!" teriak yuna frustasi.

"Sudah aku bilang, kalian ini akan di jadikan sapi perah. Maka dari itu, kau istirahatlah yang banyak karena sebentar lagi kau akan tau sendiri."

"KAU--"

Ucapan yuna tiba-tiba saja terhenti saat pintu ruangan tersebut terbuka. Seseorang dengan setelah yang sama seperti dua orang di depannya muncul seraya mendorong ranjang dengan gadis tak berdaya terbaring lemah di atasnya. Tampak juga botol infus yang terpasang menggantung di sampingnya. Kening yuna mengernyit, tidak mengerti sebenarnya apa yang di lakukan oleh orang-orang ini terhadap para gadis di sini.

𝔻 𝕀 𝔼 ℤ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang