Suasana di kampus begitu ramai, seperti biasa. Pemuda pemudi sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Berlalu-lalang, saling bercanda berbagi kisah pagi hari, sibuk dengan buku, atau makanan, ada pula yang hanya duduk berdiam diri tak melakukan apapun.
Seperti Yuna, gadis itu kini duduk sendirian di salah satu bangku kayu yang ada taman. Sesekali ia membenakan kacamata yang ia kenakan dan menyeruput minuman latte yang ia beli dari kafe dekat kampus.
Entah apa yang gadis itu tunggu, padahal dirinya sudah tidak ada kelas dan bisa pulang saat ini juga. Tetapi tubuhnya masih ingin tetap di sini, menikmati suasana kampus yang beberapa hari ke belakang ia tidak datangi --karena urusan itu--.
Ya, di antara ke sepuluh rekannya yang lain, hanya Yuna yang masih berstatus sebagai mahasiswi.
Karena ia paling muda dari anggota Diez yang lain.
Lalu tiba-tiba dua orang gadis mengisi di bangku kosong sebelahnya. Jaraknya hanya satu meter saja dari bangku yang ia duduki. Yuna yang tidak peduli, hanya terus menyeruput minumannya yang masih tersisa setengah gelas cup. Meskipun begitu, telinganya tentu bisa mendengar dengan baik apa yang di bicarakan oleh kedua gadis itu.
"Lucy, apa kau kemarin menonton anggota Diez melakukan live?"
"Tentu saja. Siapa yang rela melewatkannya?"
"Rasanya sudah lama sekali mereka tidak melakukan itu. Aku tetap kagum pada Heart sampai detik ini. Tidak, maksudku.. lihatlah perawakan gadis itu. Sangat ideal. Membuat aku iri dan ingin sepertinya."
"Setuju. Kau rasa, di balik topeng itu pun ada wajah yang sempurna."
Yuna yang tidak sengaja mendengarkan percakapan itu, tanpa sadar tersenyum bangga. Mereka tidak tau saja, kalau yang mereka bicarakan itu sekarang sedang duduk di bangku sebelah mereka.
Huu.. Ingin rasanya aku memeluk kalian berdua. Aku terharu dengan kejujuran mereka. Dan ya.. Aku memang di takdirkan sempurna seperti ini -Yuna
Tetapi tiba-tiba, salah seorang gadis lain menghampiri kedua temannya itu dengan terburu.
"Lucy, Joice.. Ternyata kalian berdua di sini?"
"Hei, ada apa dengan wajahmu?"
"Mungkin dia habis di kejar mantan kekasih, haha..."
"Astaga, yang benar saja. Kalian tidak tau kalau di depan sedang heboh dan banyak polisi datang ke kampus kita?"
"Ha, memangnya ada apa?"
"Ada mahasiswi di kampus ini yang hilang sudah hampir tiga minggu. Bahkan beritanya bukan hanya satu orang, tapi dua orang."
"Benarkah? Ayo kita lihat!"
Ketiga gadis itu kemudian buru-buru pergi dari taman. Sementara Yuna yang tidak luput mendengarkan juga, hanya terdiam. Dalam arti, tertarik.
Bergegas Yuna beranjak, mengikuti ketiga gadis itu dari belakang. Semakin keluar dari area taman belakang, semakin ramai oleh manusia dengan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Benar saja, ada sekitar lima orang berpakaian seragam kepolisian berada di depan pintu sebuah ruangan kelas sedang meminta keterangan dari beberapa mahasiswa yang mungkin saja teman dari korban hilang.
Yuna berusaha menyelinap dari kerumunan orang-orang. Ia ingin melihat dan mendengar lebih jelas lagi tentang apa yang terjadi sebenarnya.
"Temanku itu bahkan tidak pernah main sampai larut malam."
"Baiklah, kita lanjutkan di kantor. Anda semua bisa ikut bersama kami untuk lebih jelasnya."
Sekitar tujuh sampai delapan orang, ikut dengan pihak kepolisian. Sehingga lambat laun, situasi di sana mulai terurai. Mereka semua membubarkan diri dengan pemikiran mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔻 𝕀 𝔼 ℤ ✔️
Fanfiction𝒯𝐸𝒩-- (𝓈𝓅𝒶𝓃𝒾𝓈𝒽) Mereka adalah kelompok paling di hindari dan di takuti. Nama mereka juga kini adalah yang paling dicari seantero Korea Selatan. Kepolisian cyber masih terus mengincar keberadaan mereka sampai saat ini. Kesepuluh anak remaja...