7th

656 148 8
                                    

Semuanya berdiri melingkari meja di mana di atas meja tersebut terdapat laptop, kaleng minuman dan juga beberapa lembar catatan. Sekali lagi, mereka kembali memutar rekaman cctv untuk memastikan kembali kalau apa yang mereka lihat sebelumnya itu tidak ada kekeliruan.

Yeonjun melipat tangan di dada dengan kedua bola mata hitamnya menjelajah ke setiap sudut layar. Ia tidak ingin ada yang terlewat sedikitpun.

Setelah beberapa saat, yeji yang berdiri di sampingnya kemudian mematikan laptop setelah rekaman selesai dan lalu beralih kepada sembilan rekannya yang tampak seolah tak puas dengan hanya melihat apa yang ada di cctv tersebut.

"Bagaimana?" ungkapnya.

Kai menghembuskan napasnya panjang, seraya menumpukan kedua telapak tangannya ke atas meja. Keningnya berkerut.

"Tapi tetap saja. Aku kurang setuju jika kita harus menjadikan yuna sebagai umpan. Yuna bisa dalam bahaya!"

Yuna yang sudah jengah dengan protes ketidaksetujuan dari kai, langsung menyanggah. "Aku sama sekali tidak masalah, kai. Jika bukan seperti itu, lalu apa yang harus kita lakukan untuk menguak mereka? Ini masalah keselamatan perempuan, kai."

"Tapi--"

"Kalau begitu, katakan apa rencanamu. Maka kita akan bicarakan selanjutnya!" yeonjun segera memotong ucapan kai. Karena jujur, ia pun sedikit ragu dan khawatir dengan rencana yuna yang mengajukan diri seperti itu.

Semua anggota Diez belum mengetahui siapa dalang di balik penculikan gadis beberapa hari ini dan apa tujuan mereka. Entah untuk di apakan para gadis itu, mereka pun masih belum tau. Meskipun sudah pasti para gadis tersebut berada dalam situasi bahaya.

"Hari senin," ucap lia tiba-tiba. Semua mata kini langsung tertuju pada gadis yang sejak tadi berkutat dengan ponselnya. "Semua laporan kehilangan di kepolisian tercatat para korban menghilang di hari senin."

"Itu artinya mereka berkeliaran mencari para gadis di hari senin." Lanjut ryujin, seraya mengalihkan perhatiaannya pada yuna. Tatapan gadis itu penuh antusias namun juga terselip perasaan khawatir di sana.

Yuna memandang ryujin lalu mengangguk kecil. Menyakinkan ryujin bahwa ia tidak apa-apa jika rencana ini berjalan.

"Jadi bagaimana? Kau punya rencana lain?" tanya taehyun pada kai yang tampak masih ragu dengan rencana mereka sekarang. Ia sengaja bertanya, sebelum pembicaraan mereka lanjut lebih jauh lagi.

Kai memutar leher kepalanya. Kepalanya tiba-tiba pening sehingga ia tidak bisa berpikir jernih. Rencana kali ini besar akan kosenkuensi dan bahaya mengintai yuna.

Pemuda itu tidak bisa bahkan hanya untuk membayangkannya saja.

"Baiklah, begini...," soobin berjalan mendekatu yuna, lalu memberikan benda kecil seperti chip kepada gadis itu. "Ini penyadap sekaligus pelacak."

Yuna memperhatikan benda kecil tersebut. "Bagaimana cara kerjanya?"

"Cukup kau tempelkan saja di bagian badanmu. Kau sendiri lah yang tau di mana letak yang menurutmu aman."

Yuna mengangguk ragu, "ah.. seperti itu."

"Tenang, yuna.. Akan aku pastikan, tidak akan terjadi apa-apa padamu!" ucap beomgyu seraya mendekati yuna, "kau percaya pada kami 'kan?"

Yuna menoleh beomgyu di sampingnya, lalu tersenyum lebar. "Hei, tidak usah serius seperti itu. Kau malah terlihat konyol, gyu!"

Namun tanpa kata kai tiba-tiba saja beringsut pergi dari sana, meninggalkan mereka semua dengan mimik wajah dingin. Sehingga menimbulkan pertanyaan bagi semuanya. Bahkan diskusi pun terampungkan.

𝔻 𝕀 𝔼 ℤ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang