Gadis dengan rambut sebahu dan menggunakan topeng wajah berkacamata (😎) sudah bersiap dengan senapan yang bisa kapan saja melepaskan peluru di dalamnya. Kedua tangan gadis itu menggenggam erat senjata tersebut dan mengarahkannya lurus kepada pria yang duduk di kursi dengan tangan terikat ke kelakang yang berada tepat di tengah ruangan kosong ini. Jaraknya dengan pria tersebut cukup jauh. Meski begitu, ia tidak khawatir sama sekali jika tembakannya akan meleset. Ia ahli dalam hal menembak jarak jauh.
Beberapa meter di samping gadis tersebut, berdiri seorang pemuda tinggi dengan topeng wajah menangis (😭) mengendalikan kamera yang menyorot lurus kearah seorang gadis yang berdiri tidak jauh dari pria di kursi tersebut. Kemanapun gadis tersebut melangkah, kamera pun akan bergerak mengikuti.
Sementara di sebelah kiri ruangan, seorang pemuda bersurai merah menyala dengan topeng wajah mulut terkunci (🤐) hanya berdiri santai dengan melipat kedua tangannya di dada. Ia tampak tidak melakukan apa-apa seperti yang lainnya. Hanya berdiri dan sesekali mengetuk-ngetukan sepatunya ke lantai hingga menimbulkan bunyi.
Hingga tak berselang lama, tangannya perlahan bergerak menyentuh earphone yang terpasang di telinga kanannya karena ia mendengar sesuatu dari sana.
Rsstt Rsstt~
King, Ready!
Kepala pemuda yang di panggil King tersebut mengangguk sekali. "Got it, Clover."
Sejurus kemudian, ia mengacungkan tangannya keatas lalu memberi kode pada pemuda di depan kamera bahwa mereka sudah bisa memulainya siaran langsungnya sekarang.
Setelah pemuda di depan kamera tersebut mendapatkan pesannya, ia pun memberitahu gadis yang berdiri di tengah ruangan untuk memulainya.
"Heart, mulai sekarang." Katanya, pada gadis tersebut.
"Tes Tes!"Tapi yang di lakukan gadis itu malah menganyunkan pelan tongkat kasti miliknya. Kemudian ia melirik pemuda yang berdiri di samping ruangan dan bertanya, "Sudah cantik kan?"
"Sudah mulai bodoh!" sahut King dengan suara lantangnya.
Lantas, gadis itu segera berbalik. Mengumpat kecil sebelum akhirnya ia melambaikan tangan kearah kamera.
Gadis itu berdeham sekali. Sebelum akhirnya mulai berbicara. "Hai, selamat sore Korea... Kembali lagi dengan si cantik Heart disini."
Gadis itu lalu berjalan mundur dan dengan setia kamera mengikutinya.
"Sepertinya sudah lama kita tidak melakukan live 'kan? Umh, sekali lagi maaf jika mengganggu pekerjaan dan waktu kalian. Tapi aku yakin, kalian pasti akan suka dengan apa yang sekarang akan kami tunjukan pada kalian semua."
Kemudian gadis itu berhenti di satu titik. Di mana di dekatnya tampak seorang pria mengenakan jas abu-abu yang sudah tampak berantakan dengan percikan darah di beberapa bagian serta mulut yang tersumpal kain —tengah duduk di kursi dengan tangan terikat ke belakang.
"Tuan Lee Hanjoo. Sekertaris utama Wings group, label nomor satu di Korea saat ini yang menaungi beberapa perusahaan jasa di bawahnya... ternyata menyimpan sebuah kebusukan picik di dalamnya. Tanpa kalian semua tau."
Kemudian gadis itu tersenyum miring di dalam topeng. Ia perlahan mengangkat tongkat kastinya ke udara yang dia arahkan kepada pria yang duduk di kursi tersebut.
Pria itu tampak melototkan kedua matanya. Menggeleng ketakutan dan berteriak dalam redaman sumpelan kain di mulutnya.
"Hei, pak tua! Mengangguk untuk menceritakan semua kebusukan yang ada di dalam perusahanmu atau aku sendiri yang akan menceritakaannya? Tapi aku pastikan kau tidak akan sadarkan diri selama berhari-hari atau mungkin tidak akan pernah bangun lagi untuk selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔻 𝕀 𝔼 ℤ ✔️
Fanfiction𝒯𝐸𝒩-- (𝓈𝓅𝒶𝓃𝒾𝓈𝒽) Mereka adalah kelompok paling di hindari dan di takuti. Nama mereka juga kini adalah yang paling dicari seantero Korea Selatan. Kepolisian cyber masih terus mengincar keberadaan mereka sampai saat ini. Kesepuluh anak remaja...