Al-Fateh // 11

24 20 28
                                    

Chapter 11 : Nomer?

Hallow!
Gimanaa nih kabarnya para Readers aku?sehat semua kan?

Stay self and healthy smuaa

Cari posisi senyaman mungkin and
~Happy Reading~

Fateh menghentikan motornya tepat di depan rumah Nara, sesuai yang ia katakan tadi, dialah yang mengantar Nara pulang.

"Makasih ya Tehh." Kata Nara setelah turun dari motor pria itu

"Sama-sama, kaki lo gimana?"

"Udah mendingan sih, tinggal nyeri dikit." Nara memegangi kaki kanannya yang memang masih terasa nyeri

"Minta nomer lo." Kata pria itu tak mau basa-basi

"Nomer?"

"Mana hp lo?" Fateh mengambil alih handphone milik gadis itu, yang memang sedari tadi di genggam nya

"Ihh Fateh nggak sopann." Fateh Ia menjulurkan tangannya keatas saat Nara mencoba mengambil alih kembali handphonenya. Ia mengetikkan nomer telfonnya di handphone milik gadis itu dengan cepat.

"Nihh nggak sabaran banget sih lo, bersyukur, tuh hp lo udah dipegang sama cowok ganteng kaya gue." Ujar Fateh dengan pedenya

"Idihh najiss banget gue. " Nara merampas handphone nya kembali. "Dasar nggak sopan, pemaksa, nyebelin. " Maki Nara yang mengungkapkan kekesalannya

"Daripada lo, cerewet, bawel, pecicilan. " Balas Fateh

"Biarin, wleee." Nara menjulurkan lidahnya dengan wajah yang sangat menyebalkan

"Istirahat, gue balik dulu."

"Iyaa, gih sana balikk." Usir Nara

Fateh menutup visor helmnya, menghidupkan mesin motor itu lalu melesat pergi meninggalkan Nara yang masih memperhatikannya

"Dasar nyebelin."

___Al-Fateh___

Fateh tiba di rumahnya beberapa saat yang lalu. Kini ia sedang bersantai di balkon kamarnya, Papa nya yang tidak ada di rumah membuatnya bisa sedikit bersantai

"Kok lo ada di kepala gue terus sih?" Tanya Fateh yang entah untuk siapa

Fateh meremas rambutnya, otaknya tak berhenti memikirkan gadis yang sudah beberapa hari ini menghantui pikirannya.

Fateh kembali ke dalam kamarnya, membaringkan tubuhnya dengan satu tangan menjadi bantalan.

"Gue suka sama dia?" Tanya Fateh pada dirinya sendiri

"Nggak, nggak mungkin." Bantah Fateh, ia menggeleng-gelengkan kepalanya

"Masa iya gue suka sama cewek kayak dia, udah cerewet, bawel, pecicilan, nyebelin lagi."

      Al-Fateh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang