•Ten•

311 88 12
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA :)

HAPPY READING 🍁

__________________________________
.
.
.
.

Di balkon kamar, Rangga sedang duduk sendiri sambil termenung. Pikirannya melayang ke kejadian tadi.

"Ba-bagaimana dengan penawaran kami?" Ucap Arjuna sedikit gugup.

"Ah itu, hmm maaf saya hampir lupa." Ucap Tasya, dia kembali duduk di kursi nya.

Tasya mengembuskan napasnya, "kalian beruntung sekali."

Mereka mengernyitkan dahi tak paham maksud ucapannya.

"Maksud anda?" Tanya Rangga.

"Yahh kalian beruntung sekali. Jika bukan karena dia dekat dengan ku, aku tidak akan pernah menerima hubungan persahabatan ini."

"Dia?" Gumam mereka.

"Sudahlah, selamat aku menerima hubungan persahabatan ini. Tapi ingat, aku menerima hubungan ini karena dia adalah sahabat ku. Dan aku harap kalian tidak mengkhianati ku, kalian pasti tau apa konsekuensinya jika kalian berani berkhianat."

"Kalian boleh pergi." Lanjutnya.

Meski dilanda kebingungan, mereka sedikit menunduk dan pergi dari sana. Samar samar Rangga dapat mendengar ucapan Tasya.

"Mereka benar benar beruntung karena mu."

"Dia?" Gumamnya.

"Siapa? Apa dia ketua Adelaar angkatan sebelumnya?"

"Kalau iya, kenapa gak ada yang pernah bilang kalau mereka bersahabat dengan Tasya?"

"Lo tau sendiri leader black angel's gimana Ga, dia pasti nyuruh orang itu buat diem." Ucap seseorang dibelakangnya.

Rangga berbalik menatap para sahabat nya. Benar juga apa yang dikatakan oleh Arjuna.

"Kalau sahabat leader itu ketua Adelaar berarti seharusnya Adelaar dan black angel's udah bersahabat dong?" Ucap Kenzo.

"Tapi bisa aja bukan, maksudnya bisa aja emang ketua Adelaar dan black angel's bersahabat tapi hanya sebatas sahabat mereka saja nggak sama dua geng ini." Ucap Rey.

"Udahlah gak usah di pikirin, yang penting kita berhasil bersahabat sama black angel's. Kita termasuk beruntung bisa bersahabat sama mereka, meski leader nerima ini karena seseorang bukan karena kemauannya." Ujar Arjuna.

Mereka mengangguk setuju. "Tidur yuk, ngantuk gua." Ucap Revan.

Mereka melihat jam dinding dan ternyata sudah pukul 1 malam. Akhirnya mereka bergegas tidur karena besok mereka harus sekolah.

••oOo••

P

agi hari, Viola bangun dan bersiap untuk pergi ke sekolahnya.

Saat sedang mengunci pintu apartemennya dia teringat sesuatu. Dia tersenyum tipis.

"Orang orang yang beruntung." Gumamnya.

Dia segera pergi dan berangkat ke sekolahnya. Saat dia berhenti di depan lampu merah, mata nya tak sengaja melihat ke arah kanan dan mendapati inti Adelaar yang juga sedang menatap nya.

Viola tersenyum kecil. Saat lampu berubah menjadi hijau, dia segera menancapkan gas.

Adelaar yang paham maksud Viola juga segera menancapkan gas. Dan terjadilah balapan yang tidak direncanakan.

PSEUDO [On Going - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang